Bab 11 [ Helena's Debutante ]

15 4 1
                                    


***

Cahaya tidak akan selalu bersinar. Akan tiba saatnya ia sudah tak sanggup menyinari.

-Helena Cather

***

Begitu cepat waktu berlalu. Hari yang selama ini Helena tunggu-tunggu telah tiba. Ya. Debutantenya. Detak jantung nya berirama cepat di saat menanti debutantenya yang akan segera dimulai.

Kali ini, Duke telah mendapatkan izin dari Kaisar untuk menggunakan Aula Kekaisaran pada debutante putri satu-satunya itu. Tentu saja itu sebab hubungan baik diantara kekaisaran dengan Duke Cather.

"Bagaimana perasaan Anda, Lady? " tanya Kaia yang sedang sibuk menata rambut Helena.

"Entahlah, seperti pelangi."jawab Helena asal karena malas berfikir.

"Saya sudah selesai menata rambut Anda, Lady,"

Didepan Helena cermin yang amat jernih itu, menampakkan sosoknya yang sungguh berbeda. Kalau biasanya Helena menggerai rambutnya, kali ini Kaia memberikan nuansa baru pada rambut Helena dengan mengepangnya.

"Anda sungguh cantik Lady."puji Kaia yang masih terpana melihat Lady nya setelah didandani.

"Terima kasih, Kai,"timpal Helena dengan senyum tipis.

Helena pun akhirnya meninggalkan kamarnya untuk bersiap memasuki Aula Kekaisaran yang nampaknya telah ramai oleh bangsawan dari seluruh wilayah Erlos. Ia akan memasuki Aula bersama Kakak dan Ayahandanya.

Kali itu, menjelang malam tiba. Helena telah berada dibalik pintu masuk Aula Kekaisaran yang amat besar. Ia tiba-tiba gugup, memikirkan berapa banyak orang yang akan menatapnya. Melihat kegugupan adiknya, Afertian lantas menggandeng tangan adiknya itu dengan senyuman hangat.

"Elen, jangan gugup. Kakak akan selalu mendampingi mu"ucapnya tulus.

Lantas Helena menghembuskan nafas panjang, menyakinkan diri jikalau ia pasti bisa. Bahu serta punggung nya ditegakkan nya lagi, wajah nya ia angkat berani. Benar, ini malam yang ia tunggu, ia harus menikmati nya. Mata nya tatap pintu besar disana penuh percaya diri.

Tak lama, pintu itu segera terbuka.

"NONA HELENA CATHER, PUTRI TUNGGAL DUKE HANNES CATHER MEMASUKI RUANGAN"

Dibalik pintu nan besar itu, Helena mendapati khalayak ramai tengah menyoroti kedatangannya di aula dengan meriah. Alunan musik menggiring langkah Helena, membuat kedatanganya seolah bagian dari irama tersebut.

Begitu tiba ditengah tengah aula, Sang Kakak meminta izin untuk menarikan dansa pertama debutante dengan sopan.

"Lady cather, bolehkan saya menjadi partner dansa anda yang pertama? "ucapnya sembari mengulurkan tangannya.

"Tentu, Kakak." Helena menyambut dengan senyum manisnya.

Musik pun kembali diputar. Membiarkan duo adik kakak itu berdansa ditengah aula kekaisaran nan megah tersebut.

Setelah Afertian, tentu saja seharusnya Duke yang akan berdansa dengan Helena. Namun, pencahayaan di Aula tiba-tiba mati, membuat para bangsawan kebingungan dengan kondisi tersebut.

Disisi lain, medan perang sedang memanas karena pertarungan kedua belah pihak. Pasukan Kekaisaran Erlos tengah kewalahan menghadapi pasukan Kerajaan Howard yang ternyata lebih banyak dari dugaan. Pula karena pasukan kekaisaran belum sepenuhnya tiba di Medan Perang.

"Pangeran, bagaimana ini? apakah kita akan kalah disini? "ucap Federic yang saat ini sedang jaga malam bersama Sang Pangeran yang sudah kehabisan akal menghadapi Kerajaan Howard.

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang