***
Terkadang, kita tidak harus mencintai untuk memintanya terus ada disisi kita.
-Helena Cather****
"Lady, saya dengar Yang Mulia Putra Mahkota telah meninggal dunia, apakah benar?" tanya Kaia yang baru saja datang dengan hati hati. Iya, perempuan dengan rambut merah yang selalu di gelung itu tiba di Istana begitu Helena meminta.
".. Iya", jawab Helena ragu
"Saya turut berduka atas meninggalnya Yang Mulia Putra Mahkota.." ucap Kaia berbelasungkawa.
"Ngomong-ngomong ada apa Lady memanggil saya ke Istana Kekaisaran?"
"..."
"Ada apa Lady? Apakah anda baik-baik saja?" timpal Kaia melihat tidak ada nya respon dari Helena.
"..T-tidak, aku hanya merasa kesepian" ucap Helena berbohong.
'Aku tak sanggup mengatakan bahwa kekasihmu lah yang telah membunuh pangeran As,'
"Lady, saya akan selalu menemani Lady. Jadi, Lady jangan sedih lagi ya?" balas Kaia berusaha menghibur Helena.
Setelah bertemu dengan Kaia, Helena harus menghadiri upacara pemakaman Astrophille. Dihadapannya nampak sebuah nisan bertuliskan nama 'Astrophille de Zephyr Erlos' yang semakin menampar gadis itu atas kenyataan yang menyakitkan.
Kini dihadapan Helena berbaris para keluarga kekaisaran, termasuk Pangeran Callix dan Putri Aerisha yang baru saja tiba. Helena terus menatap gadis kecil itu yang harus menanggung penderitaan secara tiba-tiba. Dipandangnya Putri kecil yang terus menitikkan air mata dihadapan nisan Sang Kakak yang telah pergi dari dunia ini, membuat hatinya semakin merasa tidak terima.
Namun, ia harus menerima kenyataan ini. 'Pangeran As telah pergi', pangeran yang selalu menunggu nya telah meninggalkannya. Akan tetapi, terus menerus berpacu pada kenyataan yang tidak bisa diubah tidak akan membawa hasil apapun.
'aku harus memenangkan kekaisaran erlos'
'aku harus mengadili pengkhianat itu'
Tekad itu membawa Helena pada Pangeran Kedua. Ia menghampiri Callix yang saat itu masih berada di samping makam Astrophille.
"Hey, apa yang akan anda lakukan mulai saat ini?" tanya Helena begitu tiba disamping Callix.
"Entahlah, terlalu banyak hal yang terjadi.." "mungkin pertama, aku harus menyelesaikan perang yang dimulai Kakakku ini.." sambung Callix.
"Pangeran.." "saya ada satu permintaan." Ucap Helena.
"Apa itu? "
"Setelah perang ini berakhir.. " "Biarkan saya yang mengurus pengkhianat itu.." sambung Helena.
Sepersekian detik hening mengisi mereka berdua seolah menyisihkan ruang bagi sang angin untuk menenangkan mereka berdua.
"Tapi Lady, anda sanggup?" tanya Callix.
"Saya akan, saya akan berusaha sekuat tenaga saya."
"Kenapa? Kenapa kau sangat bersinar ketika mengatakan itu?" gumam Callix.
"Lady, saya pikir Duke tidak akan membiarkan itu terjadi", timpal Callix.
"Pangeran tidak perlu memikirkan hal itu, saya bisa mengatasinya" "lalu, apa yang akan anda lakukan sekarang?" sambung Helena bertanya.
"Saya harus segera menggantikan posisi kakak di pasukan kekaisaran, mereka juga belum diberitahu mengenai kematian kakak." Putus Callix setelah kepala nya begitu berisik sedari kemarin mengenai rencana yang akan ia jalankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena:The Fading Light
Historical FictionHelena, putri satu satunya Duke cather yang sangat ia sayangi. bagaimana tidak? kelahiran nya sudah seperti cahaya bagi keluarga ini. seorang lady yang sangat misterius dikarenakan keberadaannya tidak banyak diketahui orang luar. Ya, kehidupan gadis...