Sebentar lagi ulang tahun Helena akan segera tiba, tidak heran Mansion mulai ribut mempersiapkan pesta ulang tahun Lady mereka."Padahal masih seminggu sebelum ulang tahun ku." gumam Helena yang tengah minum teh ditemani pelayannya dan tentu saja dengan Yuanna.
"Tentu saja Lady, pesta ulang tahun Lady harus dirayakan dengan mewah. Persiapan nya mesti harus dari jauh hari." jawab pelayan yang sedang bersama Helena itu dengan penuh antusias.
Mengenai hari ulang tahun, Helena jadi teringat perihal surat-surat yang selalu teralamat pada nya namun tidak diketahui jelas siapakah sosok dibalik surat-surat itu. Rutin sampai ditangan nya sejak si bungsu Cather berumur tujuh tahun. Tepat dihari ulang tahun.
Karena bagi nya itu mencurigakan, satu-satunya petunjuk hanyalah goresan tinta 'Cale' di bagian depan amplop surat. Tapi demi menghargai pengirim, surat-surat itu disimpan nya dengan baik hingga sekarang.
Setelah menyelesaikan minum teh, pelayan itu mengantar Helena menuju ruang bacanya. Ya, ruang baca. Disana Helena tengah asyik bermain dengan Yuanna.
"Lady, anda bisa bermain dikamar anda..tempat ini adalah ruang baca, Lady." saran pelayan itu. Namun, Helena tak meresponnya. Yah, bukan apa. Tapi apapun itu memang harus dilakukan pada tempatnya kan?
Tak lama, datanglah Pelayan Pribadi Helena, Kaia.
"Lady Helena, maaf mengganggu waktu anda. Yang Mulia Putra Mahkota datang mengunjungi kediaman ini untuk bertemu Lady, beliau sedang menunggu Lady di Taman Bunga." beritahu Kaia.
Sebenarnya, Kaia merupakan pelayan yang paling disukai Helena. Bukan hal besar, itu karena dia lebih pendiam, mirip seperti Helena. Jadi Helena merasa lebih nyaman dengannya dibandingkan dengan pelayan yang lain, termasuk yang sedang bersamanya sebelumnya.
"Oh? padahal kita tidak ada janji," gumam Helena, sedikit bingung.
"Baik, aku akan segera kesana. Kalian berdua boleh keluar lebih dahulu" pinta Helena kepada kedua pelayannya itu.
Setelah meletakkan Yuanna di kamarnya, ia segera mengunjungi Astrophile ditaman bunga. Namun, siapa sangka ia justru melihat hal yang mengejutkan.
"Pangeran? apa yang terjadi?" tanya Helena yang melihat Astrophile menitikkan air mata.
"Bukankah paras nya sama indahnya Dengan bunga-bunga disini? Bisa bisa, ia disangka bunga di taman ini. Bagaimana jika ada yang memetiknya?" ucap Helena dalam hati yang merasa takjub menyadari paras indah sang 'teman'.
"Helena.." panggil Astrophile lirih, sembari menarik ujung gaun Helena lembut.
"Apakah aku tidak punya kesempatan sama sekali?" tanya Astrophile dengan mata yang sudah sembab.
"Ya? kenapa tiba tiba bertanya hal ini?" ucap Helena yang justru bertanya kembali.
"Helena, apakah kau pernah tertarik padaku sedikit saja?" tanya Astrophile dengan tegas tanpa basa basi. Namun, seketika Helena terdiam.
"JAWAB HELENA" tegas Astrophile yang sedikit meninggikan suaranya.
"Pangeran, anda cukup baik sebagai teman saya. Saya pikir, anda juga tampan, anda bahkan hebat dalam berpedang. Namun pangeran, perasaan saya kepada anda sepertinya tidak bisa lebih dari itu." jelas Helena setelah menghembuskan nafas panjang untuk mengatakan hal ini.
"Helena, pria seperti apa yang kau sukai?" tanya Astrophile penasaran.
"Hm, saya tidak tahu pangeran, saya belum pernah menyukai seorang pria." jawabnya tanpa basa basi. Astrophile pun refleks memberikan tatapan penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena:The Fading Light
Historical FictionHelena, putri satu satunya Duke cather yang sangat ia sayangi. bagaimana tidak? kelahiran nya sudah seperti cahaya bagi keluarga ini. seorang lady yang sangat misterius dikarenakan keberadaannya tidak banyak diketahui orang luar. Ya, kehidupan gadis...