***
'Untuk Helena Cather
Selamat siang Helena, keadaan saya baik-baik saja selain kurang tidur. Saya yang seharusnya berterimakasih padamu Helena, karena selama ini saya tidak pernah berlibur. Saya selalu pergi kesuatu tempat dengan tujuan bekerja, ini adalah pertama kalinya saya pergi bermain dan saya juga benar benar merasa senang terlepas dari kau melupakan keberadaanku karena terlalu senang.
Tapi, cukup bagiku melihatmu tersenyum, Helena..
Aku juga minta maaf jika hal yang terjadi sebelumnya mengejutkan Helena, tapi sejauh itulah perasaan ku kepada Helena. Biarkan aku mencoba untuk membuka hati mu ya?
Oh ya, aku telah membeli hak milik taman Ophelia atas namamu, jadi kau bisa kesana kapanpun kau menginginkannya. Aku berterimakasih jika kau menikmati kencan pertama kita. Helena bisa menantikan kencan kita selanjutnya.Salam hangat
Astrophille de Zephyr erlos'
***
"Kai, bagaimana ini??"tanya Helena kepada pelayan pribadinya. Ia sedang heboh dengan surat yang ia terima siang ini.
"Ada apa dengan surat itu, Lady?" ucap Kaia berusaha menenangkan majikannya.
"Yang benar saja. Pangeran membeli hak milik Taman Ophelia atas nama saya hanya karena saya menyukainya?" tanya Helena binggung, tidak paham dengan apa yang dilakukan pangeran untuknya.
"Wah, sepertinya Pangeran sangat menyukai anda ya? Lain kali anda harus mengajak saya bersama anda ke sana, saya sangat ingin ke Taman Ophelia Lady," jawab Kaia, berusaha membuat Ladynya berfikir positif tentang hal itu.
"Benar? anda sangat ingin mengunjunginya?" tanya Helena memastikan.
"Iya Lady sungguh." jawab Kaia. Lantas Helena segera mengambil pena nya untuk menulis balasan.
Tak terasa satu hari lagi menjelang hari ulang tahun Helena, tentu saja baik Duke, Afertian, Nova semuanya sedang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun terbaik untuk Helena. Apa yang dilakukan Helena selaku tokoh utama pesta kali ini? Tentu saja saat ini dia sedang berada di butik terbaik se kekaisaran Erlos bersama Nova.
"Lihatlah Elen, bukankah akan bagus jika kau menggenakan gaun berwarna putih ini??" ujar Nova sembari menunjukkan gaun tersebut.
"Kak, saya bukannya akan menikah. Bukankah gaun putih sangat identik dengan pernikahan?" jawab Helena yang sangat malas mengurus gaunnya sendiri.
"Benar juga! Tapi bukankah kau bisa mencobanya, Helena?" timpal Novalie yang masih bersemangat meminta Helena menggunakan gaun putih itu.
"Tidak kak. Apapun selain gaun putih kumohon," pinta Helena yang sudah lelah berganti gaun sejak 1 jam yang lalu.
Pada akhirnya karena Helena terus menolak gaun putih itu, Novalie terus mencarikan gaun yang cocok untuknya.
"Elen, bagaimana dengan gaun yang satu ini? Bukankah ini sangat cocok denganmu?" tanya Novalie dengan serius.
"Hm?" gumam Helena masih berfikir.
"Lihatlah, warnanya biru laut seperti matamu Elen, sangat pas bukan untuk kau kenakan?" ucap Novalie yang masih berharap Helena menyetujui pilihannya.
"Baiklah, yang ini saja."jawab Helena dengan setengah terpaksa, karena sebenarnya ia sedikit tertarik dengan gaun biru laut itu .
"Baik. Tolong gaun yang ini di kirimkan ke mansion Cather." pinta Novalie kepada pelayan di butik itu.
Tak terasa, matahari sudah hampir tenggelam. Mereka berdua pun bergegas pulang sebelum larut. Karena besok pestanya akan diadakan cukup pagi, dan langit sudah cukup gelap. Novalie memutuskan untuk bermalam di mansion duke Cather. Belum lagi jarak dari mansion duke Cather ke tempat tinggalnya cukup memakan waktu. Apakah Novalie dan Afertian menggunakan kamar yang sama? jawabannya tidak. Mengapa? karena mereka bahkan belum menikah jadi tentu saja mereka menggunakan kamar terpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Helena:The Fading Light
Historical FictionHelena, putri satu satunya Duke cather yang sangat ia sayangi. bagaimana tidak? kelahiran nya sudah seperti cahaya bagi keluarga ini. seorang lady yang sangat misterius dikarenakan keberadaannya tidak banyak diketahui orang luar. Ya, kehidupan gadis...