Bab 24 [ A Sign of Darkness ]

10 1 4
                                    

Dua tahun telah berlalu setelah Pasukan Howard mundur akibat terkena sihir pelindung Pangeran Kedua. Setelah kejadian itu, Pasukan Howard seakan menghilang dari muka bumi. Tak ada tanda tanda pergerakan mereka sama sekali.

Saat itu, Duke Cather segera mengabari Pangeran Kedua tentang kondisi kekaisaran saat ini secara langsung. Duke memacu kudanya secepat mungkin. Karena posisi Duke juga pada awalnya siaga di perbatasan kekaisaran, tidak memakan begitu banyak waktu untuk sampai di Markas Pasukan Kekaisaran.

Pangeran!”panggilnya begitu tiba disana.

“Duke?! Bagaimana mungkin kau meninggalkan Kekaisaran dan pergi kemari? Kau hendak melakukan pemberontakan?!“tanya Callix tetap menstabilkan ucapannya namun penuh dengan intimidasi.

“Mohon maaf Yang Mulia Pangeran Kedua atas tindakan hamba yang tak berfikir panjang ini. Hamba mohon lapor, Pasukan Howard telah berhasil dipukul mundur begitu mereka hendak memasuki kekaisaran Yang Mulia. Hamba kemari hanya untuk melaporkan kabar gembira ini, Yang Mulia. Mohon maafkan tindakan hamba yang terlalu tergesa-gesa ini..” ucap Duke sembari memberi hormat.

Baiklah. Sekarang kau bisa segera Kembali ke Erlos, Duke. Terus lakukan patroli disekitar perbatasan Erlos, kita tidak tahu kapan mereka akan Kembali menyerang kekaisaran. Dan, jangan tinggalkan kekaisaran lagi, Duke. Ini perintahku!” balas Callix tetap dengan nada tenangnya.

Setelahnya, Duke Cather segera meninggalkan Markas Pasukan Kekaisaran dan langsung memacu kudanya menuju Erlos. Sedangkan Pasukan Kekaisaran, Callix dengan segera memerintahkan mereka  mempersiapkan diri untuk kembali ke Erlos.

Sekitar dua hari setelahnya, seluruh Pasukan Kekaisaran telah kembali sepenuhnya ke kampung halaman mereka.

Kembali ke masa kini, meskipun dua tahun telah berlalu, Kekaisaran Erlos masih belum stabil. Keadaan kaisar yang mulanya sudah membaik, kini ia kembali berbaring di kasurnya begitu mendengar berita kematian putra sulungnya. Juga, posisi Putra Mahkota yang masih kosong sehingga tak ada kepemimpinan tetap didalam Istana. Putri Aerisha Kembali ke Menara Sihir untuk menggantikan pekerjaan Callix, sedangkan Callix? Ia harus mengambil seluruh tanggung jawab istana, mau bagaimana lagi? Untuk sekarang, hanya ia satu-satunya yang dapat mengemban peran tersebut atau Kekaisaran akan semakin berantakan.

Pangeran kedua memang memegang kendali kekaisaran untuk saat ini, namun sampai kapanpun, ia tak akan pernah menginginkan kedudukan kaisar itu. Beberapa kali para petinggi mengusulkan padanya untuk segera menggantikan peran Putra Mahkota, namun ia selalu menolak. Bahkan ia sebenarnya enggan untuk ikut campur dalam kepengurusan Istana. Hanya saja, keadaan saat ini tak memungkinkan untuknya menolak peran tersebut. Walaupun ia seorang Penyihir hebat, namun sebelumnya ia adalah Pangeran Kekaisaran ini. Jadi, mau tidak mau ia tetap harus menjalankan perannya sebagai Pangeran Kekaisaran dalam kondisi ini.

Beralih ke kediaman Cather, setelah penyerangan terakhir kali, setiap akhir pekan Afertian akan menemani Helena ke kuil untuk berlatih kekuatan suci. Setelah mengetahui dirinya memiliki kekuatan suci, Helena sadar ia tak akan bisa menggunakan sihir untuk balas dendamnya. Padahal ia saja tak tahu kepada siapa ia harus membalas dendam, tapi ia berusaha sampai seperti itu. Pada akhirnya, ia mencoba menggunakan kekuatan sucinya untuk balas dendam itu. Sebenarnya, Helena bukanlah seseorang yang begitu terobsesi dengan dendam, hanya saja apa yang telah diambil darinya, berarti ia juga harus mengambil itu dari mereka. Itulah prinsip Helena saat ini.
Awalnya, Helena berniat membayar salah satu pendeta disana untuk mengajarkannya sihir di kediaman Cather. Namun, Putri Aerisha mengusulkan untuk sebaiknya belajar di kuil saja. Selain karena akan mengundang perhatian jika seorang pendeta bolak-balik ke kediaman Cather, lebih efektif untuk belajar langsung di kuil yang notabenenya memang dikelilingi kekuatan suci.

Helena:The Fading LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang