Disclaimer : Angst, violence. Be wise!
.
Derap langkah kaki terdengar bising. Haechan tidak mempedulikan orang-orang di sekitarnya. Sesekali dirinya akan bertubrukkan dengan bahu mereka yang juga berlalu lalang di Seoul Medical Center. Keringat membasahi rambut Haechan, dan Haechan menghirup udara pendek-pendek ketika dirinya telah sampai di tujuan.
Ruang ICU.
Haechan tidak mempedulikan para pasangan yang kini menatap Haechan, pasangan yang dimaksud adalah orangtua Haechan, orangtua Mark dan juga Mark serta Yeri. Haechan mengabaikan suara-suara yang memanggil namanya. Yang Haechan lakukan hanyalah menuju jendela besar di ruang ICU yang memperlihatkan Chenle terbaring lemah.
Jemari Haechan menempel di kaca. Buku jarinya memutih karena Haechan menekan kaca tebal tersebut dengan sekuat tenaga. Chenle yang selama ini Haechan perlakukan begitu baik, kenapa harus mengalami hal seperti ini.
Manik mata bulat Haechan memerah menahan amarah, Haechan jelas sekali mendengar semua dari Hendery hyung-nya. Mengenai penyebab dan alasan Chenle dirawat. Haechan kini berbalik, menatap para manusia yang juga memandangi Haechan. Ten baru saja melangkah untuk mendekati Haechan, namun Haechan beranjak menuju Mark.
Buagh.
Haechan memukul rahang Mark. Membuat Mark terhuyung mundur, tidak sampai tersungkur namun tetap saja tinju Haechan cukup kuat.
"Sialan kau, Jung! Tidak becus menjaga anakmu sendiri, hah?"
Buaghh.
Bughh.
Grep.
Pukulan Haechan terhenti ketika Mark berhasil menangkap lengan Haechan yang ukurannya jauh lebih kecil darinya. Lengan kanan Haechan masih melayang di udara dengan jemari Mark yang mencengkramnya.
"Berhenti, Haechan Suh.."
Haechan mendecih mendengar namanya disebutkan seperti itu oleh Mark. Haechan tidak menyerah, Haechan menendang tulang kering Mark hingga Mark mengaduh nyeri dan reflek melepaskan lengan Haechan.
"Aku benar-benar akan membawa kasus ini pada kepolisian! Kupastikan kau dan wanita pelacurmu ini tidak akan mendapatkan hak asuh Chenle. Persetan dengan kontrak!"
"Siapa yang kau sebut dengan pelacur, brengsek?"
Yeri melangkah dan berdiri di antara Mark yang masih kesakitan dan juga Haechan yang jelas dipenuhi amarah. Haechan yang melihat Yeri berada tepat di depan wajahnya, menyeringai kecil.
Plakk.
"Awww!"
Yeri memegangi pipinya lalu menoleh ke arah Haechan dengan tatapan tidak percaya. Baru saja Yeri akan membalasnya, namun Haechan terlebih dahulu kembali menampar kuat dan keras pada sisi pipi Yeri yang lain. Johnny menghampiri Haechan yang terlihat mulai lepas kontrol.
"Haechan! Haechan, hentikan Haechan.."
"Jangan campuri urusanku, Tuan Suh!"
Johnny bergeming mendengar panggilan yang keluar dari mulut Haechan. Tuan Suh? Bahkan Haechan tidak repot untuk sekedar melihat wajah orang tuanya. Haechan menatap seksama wajah wanita di depannya yang selama bertahun-tahun menguasai hati dan pikiran Mark.
"Aku akan menuntutmu! Semua hasil visum merupakan bukti tidak terbantahkan kali ini. Aku bersumpah akan memastikan tidak satupun dari kalian semua yang bisa bertemu dengan Chenle lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN [END]
ФанфикHaechan Suh tidak pernah meminta untuk dilahirkan tanpa diberikan kasih sayang, tidak pernah meminta untuk menikah tanpa dicintai. Bagaimana jika hati yang begitu kuat telah mencapai batasnya? Bukankah benar yang dikatakan bahwa seseorang tidak aka...