Disclaimer : Baca aja pelan-pelan.
.
Donghyuck baru saja akan kembali memasuki kediaman keluarga Suh setelah bertemu dengan Renjun, namun Donghyuck menghela nafasnya ketika melihat sebuah mobil yang begitu dikenalinya terparkir tidak jauh dari halaman depan. Mobil Jeno.
Sesungguhnya karena Donghyuck tidak mengingat sedikitpun apa yang telah dilakukan Jeno pada dirinya, Donghyuck tidak memiliki trauma atau apapun itu jika berdekatan dengan Jeno. Rasanya masih sama, seperti berada dengan sahabat pada umumnya, hanya saja sekarang Donghyuck tidak bisa lagi memandang Jeno sebagai sahabat. Terlebih setelah Jeno terang-terangan melamar Donghyuck beberapa waktu lalu setelah apa yang ia perbuat.
"Haechan, hai.."
Donghyuck melengos, tidak melirik ataupun membalas sapaan dari Jeno. Jeno sedikit berlari mendekat dan meraih pergelangan tangan Donghyuck, memaksa Donghyuck untuk berbalik dan berhadapan dengan Jeno. Donghyuck menyentak lengannya sendiri, berusaha melepaskan genggaman Jeno namun gagal.
"Aku tidak punya urusan denganmu lagi, Lee Jeno."
"Tapi aku punya, ayolah Haechan.. bicara denganku sebentar saja... bagaimana?"
Donghyuck memejamkan matanya, lalu mendelik pada Jeno yang menyunggingkan senyuman tipis di depannya.
"Bicara di sini, lepaskan tanganmu."
Jeno mengangkat tangannya, melepaskan pergelangan tangan Donghyuck lalu memasukkan kedua tangannya di saku coat panjangnya.
"Tawaranku masih berlaku, Haechan-ah.. apa kau sudah memikirkannya? Tidak buruk untuk menikah denganku setelah kau bercerai dari Mark Jung..."
Donghyuck bergeming, memperhatikan wajah Jeno. Jeno yang tidak mendapatkan balasan dari Donghyuck kembali membuka suaranya.
"Haechan.. anak dalam perutmu membutuhkan sosok ayah.. kau tidak mungkin membesarkan kedua anakmu sendiri nanti... aku, aku akan membantumu, Chan..."
Donghyuck terkekeh pelan, matanya menatap pada aspal.
"Jeno.. kau tahu? Perasaanku padamu yang paling jauh adalah sebagai seorang sahabat. Dan aku tidak dapat mengubahnya, Jen.. bahkan setelah semua yang kau lakukan padaku.. aku.. aku tetap tidak bisa menganggapmu lebih dari itu Jen.."
"Aku sungguh mencintaimu, Haechan.. tidakkah mungkin kau membuka hatimu kali ini saja?"
Donghyuck mundur selangkah ketika Jeno melangkahkan kakinya maju mendekati dirinya.
"Maaf Jen.. dan soal bayi ini, aku akan merawatnya sendiri.. Hendery hyung akan membantuku.. aku tidak membutuhkan kau ataupun Mark untuk membesarkannya..."
Jeno menatap Donghyuck sendu, jauh dari lubuk hatinya Jeno sadar dengan jelas bahwa perasaannya tidak akan pernah berbalas. Sejak berteman dahulu, Jeno senang sekali memperhatikan wajah bersinar seorang Haechan yang sedang tertawa. Bahkan ketika Haechan memberitahukan pernikahannya dengan Mark pun, Jeno berpura-pura senang dan menyelamati Haechan. Hingga akhirnya Jeno tahu dengan segala penderitaan Haechan dalam pernikahannya.
Dan yang paling membuat Jeno yakin jika dirinya tidak akan dapat mengisi hati Haechan adalah ketika Haechan yang bercerita pada sahabat-sahabatnya jika dirinya mencintai sang suami, Mark, walaupun hidup dalam ikatan pernikahan yang sangat melukai Haechan.
"Haechan.. setelah semua ini, apa kau masih mencintai Mark Jung?"
Donghyuck yang sejak tadi menatap aspal, menoleh dan menatap Jeno yang juga sedang melihatnya intens. Jelas sekali raut kesedihan terpancar dari ekspresi Jeno. Donghyuck menggelengkan kepala perlahan. Jemarinya bertaut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN [END]
FanfictionHaechan Suh tidak pernah meminta untuk dilahirkan tanpa diberikan kasih sayang, tidak pernah meminta untuk menikah tanpa dicintai. Bagaimana jika hati yang begitu kuat telah mencapai batasnya? Bukankah benar yang dikatakan bahwa seseorang tidak aka...