Heaven

10.1K 549 236
                                    

Disclaimer : Ending ya... Noona akan bikin epilog, tapi jelas ngga akan malam ini. 



.



Mark yang sudah membaik dan diperbolehkan untuk keluar dari Rumah Sakit membawa Haechan ke Pantai, Mark sudah sejak lama mengetahui dari Hendery mengenai comfort zone yang selalu Haechan idamkan yaitu Pantai. Salah satu alasan kenapa Haechan pindah ke Jeju juga karena pantainya. Pantai yang bisa menenangkan segala gejolak dalam hati dan pikiran Haechan kala kalut menyapa.

"Kenapa membawaku kemari, Mark hyung?"

Mark mengepalkan kedua tangannya dengan sedikit bergetar. Desirannya masih terasa kala lantunan namanya terdengar. Mark memang membawa Haechan ke sudut tenggara Korea Selatan yaitu Busan yang diberkahi dengan begitu banyak pantai indah, salah satunya adalah pantai saat ini disinggahi oleh Mark dan Haechan, Pantai Haeundae. Jernihnya warna kebiruan dari air laut dan hamparan pasir membuat Haechan terpana, pantai ini memang ikonik sekali.

"Panggil namaku lagi, Haechan..."

"Kenapa?"

"Kau terlalu lama memanggilku dengan sebutan Jung.. aku ingin mendengarmu mengatakan namaku..."

"Ma—rk... Mark hyung?"

Mark tampak menghirup udara segar berbau pasir dan air laut dengan hidungnya begitu seru. Bibirnya melengkung membentuk senyuman yang entah sejak kapan tidak dirasakannya.

"Sekali lagi..."

"Mark... Mark..."

"Lagi.. boleh tidak?"

"Tidak boleh!"

Mark yang tadi menikmati dan memejamkan mata, langsung membuka matanya. Menoleh karena mendapati nada ketus terdengar. Apa dirinya salah bicara?

"Ah.. maaf... maaf Haechan.."

"Makeu hyung... Makeu.. hihi.."

Mark untuk kesekian kalinya terpesona, Haechan dengan tawa lucunya dan rambut yang diterbangkan angin sungguh indah, jangan bosan mendengarnya karena memang itu yang Mark rasakan saat ini. Perasaannya terlalu membuncah. Dan apa tadi? Haechan menyebutnya dengan nada manja dan lafal yang uhmm menggemaskan...

Haechan memiringkan wajahnya dan memperhatikan wajah kaku Mark. Pria di depannya itu sungguh kaku dan terasa begitu hati-hati.

"Mork.. Morkli! Ahh, Melt saja.. hai Melt... kenapa kau diam seperti patung?"

"Kau tidak tahu seperti apa Haechan yang sesungguhnya Mark hyung. Selama denganmu mungkin Haechan terlihat begitu kalem, lembut dan pendiam.. ketahuilah itu bukan dirinya sama sekali. Haechan yang sebenarnya sangat lucu, menggemaskan dan sangat clingy. Jika sisi itu sudah muncul di hadapanmu, barulah bisa dikatakan kau sudah bertemu dengan Haechan yang sebenarnya."

Ucapan Hendery terngiang kembali di telinga Mark. Apa ini yang dimaksud oleh Hendery? Karena demi semua makhluk laut yang ada, tingkah Haechan ketika memanggil namanya tadi sangat menggemaskan. Mark tidak bisa menahan diri untuk memeluk tubuh mungil di depannya. Mendekapnya erat dan menariknya dalam gendongan hingga kaki Haechan terangkat dari pasir.

"Awww.. kuat sekali rasanya tulangku remuk, Melteu!"

"Stop!"

"Stop? Apanya yang stop?"

"Berhenti memanggilku dengan nada seperti tadi..."

"Kenapa? Kau tidak menyukainya..? ah, baiklah..."

"Salah, justru aku sangat menyukainya Haechan.. tapi masalahnya kau belum menjadi pendamping sah-ku kembali... rasanya aku tidak bisa merengkuhmu sepanjang hari untuk terus mendengarkan panggilan-panggilan yang kau berikan padaku..."

HEAVEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang