Disclaimer : Perbedaan pendapat itu wajar, yang penting saling menghargai aja..
.
Kediaman utama keluarga Jung malam ini tampak tidak setenang biasanya. Di salah satu ruangan yang digunakan sebagai ruang kerja dari seorang Jung Jaehyun, kini baik istri maupun anak tunggalnya tampak terlibat dengan pembicaraan serius.
"What should I do, Mom.. Dad?"
"Mark, jika saja sejak awal kau memperlakukan Haechan dengan baik dan tidak bermain gila dengan wanita itu.. hal seperti ini tidak akan terjadi."
"Please, Mom.. just... jangan mengungkit Yeri terus-menerus.. ia sudah tiada.. aku tahu kesalahanku dan aku sungguh tidak menyadari sejak kapan perasaanku berubah pada Haechan.."
"Sudahlah, Mark. Empat perusahaan yang kau bilang tadi.. memang benar jika aku mengenal semua pimpinannya.. tapi menurutmu saja, kenapa Haechan mengatakan dapat membawa kembali HERA dan Zhongwa jika kau setuju menceraikannya? Tidakkah kau merasa sedikit aneh..?"
"Jae.. bukankah pemilik HERA dan Zhongwa memiliki ikatan kerabat dekat? Apa karena hal tersebut?"
Jaehyun menatap Taeyong sekilas dan mengangguk. Otak pintarnya mencerna semua permasalahan perusahaan yang telah dirintisnya tersebut. Jaehyun mendesah sambil menyandarkan punggungnya yang masih tegap di usianya yang sudah tidak dapat dibilang muda. Perlahan Jaehyun melirik dan menatap anak tunggalnya, Mark.
Mark yang merasa dipandangi lekat oleh sang ayah, menoleh dan menaikkan alisnya.
"What? Kenapa melihatku seperti itu, Dad?"
"Mark.. kau.. apa kau mengenal putra dari pimpinan HERA? Putra Tuan Lee?"
Mark menggeleng, dirinya memang tidak pernah ingin tahu silsilah keluarga dari para investornya. Tidak penting, menurut Mark.
"Tidak.. aku tidak mengenalnya. Memangnya kenapa Dad?"
Jaehyun berdiri dari kursi kerjanya, berjalan mendekat ke arah Mark dengan kedua tangan terlipat di dada.
"Kau bukan tidak mengenalnya, kau hanya belum mengetahuinya saja. Aku yakin kau mengenal pria bernama Lee Jeno."
Mata Mark otomatis melotot mendengar sebuah nama yang selalu membuat darahnya mendidih.
"Maksud Dad.. Jeno.. Lee Jeno teman Haechan yang melecehkan Haechan? Dia anak dari Tuan Lee? Are you kidding me, Dad?"
"Do I look like I'm joking right now?"
Mark bergeming, mulutnya terbuka namun entahlah, rasanya Mark tidak dapat mengeluarkan suaranya. Terlalu kaget dengan apa yang baru saja didengar oleh telinganya. Taeyong yang sedari tadi duduk di sofa, berlari kecil menghampiri sang suami, Jaehyun.
"Jae.. Jae.. jika itu memang Jeno teman Haechan.. apa mungkin.. Haechan.."
"Mungkin saja. Jika Haechan dengan yakin berkata akan kembali membawa HERA dan juga Zhongwa menanamkan modalnya di Jung Corp setelah Mark menceraikan Haechan... kupikir kemungkinan itu ada."
Jantung Mark berdegup kencang, cemas dan gelisah. Ingin sekali rasanya menepis satu pemikiran di otaknya saat ini. Namun tampaknya sang ayah yang merupakan jenius bisnis itu mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Mark.
"Kemungkinan jika Haechan membuat perjanjian tertentu dengan Jeno sangat besar. Menurutmu, penawaran apa yang bisa kau pikirkan dalam kesepakatan mereka jika kalian bercerai. Bukankah jawabannya hanya satu, mudah ditebak bukan?"
"Dadd..."
"Sainganmu cukup berat ya, Son? Listen to me, serahkan Harper Bazaar dan juga In-kode padaku. Kau mengurus HERA dan Zhongwa ya, Mark? Can you do it?"
![](https://img.wattpad.com/cover/355391789-288-k908308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN [END]
FanficHaechan Suh tidak pernah meminta untuk dilahirkan tanpa diberikan kasih sayang, tidak pernah meminta untuk menikah tanpa dicintai. Bagaimana jika hati yang begitu kuat telah mencapai batasnya? Bukankah benar yang dikatakan bahwa seseorang tidak aka...