Disclaimer : Do not take the story for real. What's in Wattpad just stay in Wattpad!
.
Sudah beberapa hari Mark tampak murung, lebih tepatnya sejak berita kematian Yeri. Mark tidak mengira jika Yeri akan mengambil tindakan nekat dengan mengakhiri hidupnya sendiri. Mark mengakui jika dirinya memang brengsek dan bajingan. Mendengar kabar jika Yeri telah tiada, rasanya memberikan tusukan dalam di dada Mark.
Yeri bunuh diri disebabkan oleh dirinya, itu pasti. Mark begitu kalut, Yeri yang selama ini menemani dirinya adalah sosok wanita lembut dan ceria. Namun semuanya seakan berubah setelah Mark menikah dengan Haechan. Rasa cemburu membutakan siapapun, sama halnya dengan cinta. Yeri yang cemburu berusaha mempercepat perceraian Haechan dan Mark dengan cara yang begitu kotor, serta ingin menyingkirkan Chenle. Tidak jauh berbeda dengan Mark yang mencampakkan Yeri saat dirinya menyadari bahwa pesona Haechan telah menjeratnya sedemikian rupa.
Sama saja. Baik Mark maupun Yeri dibutakan oleh cinta.
Di pemakaman Yeri, saat hujan jatuh membasahi bumi, Mark juga menangis. Jemarinya meraba tanah basah yang baru saja menguburkan wanita yang pernah singgah di hatinya beberapa tahun terakhir. Hujan menyamarkan tetesan air mata di wajah tampan pria tersebut.
"Yeri.. maafkan aku untuk semuanya. Seharusnya aku tidak memintamu untuk menungguku... menjerumuskanmu dalam hubungan yang seharusnya tidak pernah kita jalani.. beristirahatlah dengan tenang, Yeri..."
.
Mark yang masih melamun di ruangan kantor sambil memandangi hujan yang kini memang telah musimnya, sedikit terkejut kala pintu ruangannya terbuka. Hendery berdecak dan masuk.
"Kenapa tidak mengetuk terlebih dahulu? Aku sedang tidak ingin diganggu."
"Pergi periksakan dirimu ke dokter THT, karena aku sudah mengetuk bahkan nyaris menggedor pintumu sejak tadi. Dan jika kau tidak ingin diganggu.. dengan segala hormat, tuan CEO sebaiknya anda diam di rumah saja, tidak perlu datang ke kantor."
Mark mendesah mendengar ucapan sarkas dari COO-nya tersebut. Mark membalikkan kursinya dari jendela menjadi menghadap meja kerja.
"Whatever, Hendery. Ada perlu apa? Apa ada berkas yang harus kuperiksa?"
Hendery menyodorkan selembar kertas pada Mark. Mark menerima dan mulai membaca tulisan dari kertas berlogo segitiga dengan gambar elang, salah satu investor bisnis dari Jung Corp. Kening Mark sedikit mengernyit heran kala membaca keseluruhan isi kertas tersebut. Pandangannya tertuju kembali pada Hendery yang menatapnya dengan tatapan datar.
"Apa maksudnya? Kenapa Zhongwa tiba-tiba membatalkan kontrak kerjasama dengan kita?"
"Alasannya tidak tertulis dengan jelas di surat tersebut, Mark hyung. Jadi bisa dibilang aku juga tidak mengetahui dengan pasti alasannya."
"Ini tidak masuk akal, seminggu yang lalu aku masih meeting dengan pimpinan Zhongwa."
"Jika begitu, mungkin kau bisa menanyakannya secara pribadi mengenai pembatalan sepihak yang dilakukan Zhongwa pada Jung Corp."
Mark meremas kertas yang dipegangnya lalu melemparkannya ke sembarang arah. Mark mengambil ponselnya untuk menghubungi pimpinan Zhongwa. Hendery mundur dari depan meja kerja Mark dan mendudukkan dirinya dengan nyaman di sofa besar yang terdapat di ruangan Mark.
"Halo, Tuan Zhong, aku Mark Jung, CEO dari Jung Corp.. ah benar, kita bertemu sekitar seminggu yang lalu untuk membahas rencana kerjasama perusahaan. Hmm, hari ini aku menerima surat dari Zhongwa yang isinya terkait pembatalan sepihak kerjasama kita. Aku ingin mengkonfirmasinya langsung dengan anda, Tuan Zhong.."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAVEN [END]
FanfictionHaechan Suh tidak pernah meminta untuk dilahirkan tanpa diberikan kasih sayang, tidak pernah meminta untuk menikah tanpa dicintai. Bagaimana jika hati yang begitu kuat telah mencapai batasnya? Bukankah benar yang dikatakan bahwa seseorang tidak aka...