12

11.3K 292 0
                                    

"Agil mana?"

"Pulang."

Satu bungkus rokok, Alskara lempar ke Biru. Setelah mengantarkan istri dan anaknya, cowok itu balik lagi ke markas. Rencananya mereka mau balapan di jalan Black Sky. Jalan yang rawan soal keselamatan. Keselamatan nyawa untuk laki-laki lemah. Keselamatan keperawanan untuk para gadis.

Alskara duduk di motor sambil menghisap rokoknya. Kebiasaan merokok sudah ada sejak dirinya SMP. Cowok menatap teman-temannya yang lain. "Siapa lawan malem ini?"

"Rasil's Bos. Ketuanya nantangin lo."

Alskara mengepalkan tangannya. Ketua Rasil's adalah Keano, sepupunya. Alskara terlahir dari keluarga yang sangat sempurna, marganya terkenal di dunia. Kakak-beradik, sepupu dan hubungan keluarga lainnya, mustahil tak ada persaingan.

Cowok itu nyaris keluar dari Elgailel. Karena Alskara rasa, bukan itu definisi keluarga. Elgailel cuma mengincar keturunan laki-laki. Bahkan Ibu Alskara di bunuh oleh petinggi Elgailel setelah melahirkannya. Semuanya keturunan Elgailel tak akan merasakan kasih sayang ibu ataupun istri. Soal Kansa dan anaknya sekarang, mustahil para petinggi Elgailel tidak tahu.

Alskara sampai kepikiran, kenapa mereka belum bertindak? Sudah dua tahun setelah Kansa melahirkan Gal, tak ada tanda-tanda bahwa gadis itu dalam bahaya. Semuanya masih baik-baik saja.

Tapi hal seperti ini, harusnya di selidiki.

Karena pasti ada apa-apanya.

"Keano sama lo, sama-sama menyedihkan." Biru tertawa apatis.

Mungkin cuma Biru di antara keturunan Elgailel yang lain, yang sedikit mendapat penghargaan dari para petingginya. Karena kelebihannya, karena otaknya.

Alskara hampir benci Biru. Tapi nasib Biru tak beda jauh darinya, sama-sama punya ibu yang terbunuh.

"Lo lebih menyedihkan," desis Alskara.

Yang lain cuma diam. Mereka tahu sejarah keluarga Elgailel. Mereka tahu dua manusia itu sama-sama tak bahagia dengan hidupnya.

"Udah." Rangga menengahi sebelum ucapan Alskara tadi merembet menyerang emosi Biru.

"Lo yang turun, Ska?"

Alskara mengangguk.

.

Kansa masih terjaga, begitupun Gal.

Gal berceloteh di hadapan hp punya Kansa—yang sedang tersambung dengan Alskara. Bagaimana bocah itu marah-marah karena ditinggal saat dia sedang makan. Padahal Gal ingin lihat seberapa jago sang ayah mengalahkan lawan, seberapa kemampuan ayahnya sehingga di juluki si raja jalanan.

"Gue vc in aja, mau?"

"Kan udah vidio iniii!!" ketus Gal.

Alskara mendengus disana, bocah ini benar-benar menyebalkan.

"Ibu lo mana?"

"IBU!! DI PANGGIL AYAH!"

Ya, ya, dan kalian bisa menebak seberapa gercepnya Kansa menuju sumber suara. Tadinya Kansa sedang cari-cari info soal HSSHq. Tapi yasudah lah, keluarga nomor 1.

"Kasih hp nya ke ibu!"

Ucapan Alskara terdengar manis di telinga Kansa, meskipun dia tahu itu hanya hal sepele.

ALSKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang