06

13.3K 414 6
                                    

"SERANGGG!!!"

Seruan dari lawannya yang mendadak, tidak membuat Gardixen gentar sedikitpun. Jalan black sky yang terletak kisaran puluhan meter dari lokasi Clopatha high school menjadi saksi bisu seberapa besarnya cacat moral yang di alami para remaja ini.

Jalan ini seolah di blokade, orang-orang yang tadinya punya niat lewat kesini untuk menempuh tujuan, mengurungkan niatnya karena mereka tahu, mereka tahu para remaja sekarang yang sangat agresif soal lawan-melawan.

"MATI LO BANGSAT!!"

BUGH

Serangan terakhir dari Alskara mampu menewaskan lawannya dalam sekejap. Semuanya seolah digilai oleh hal yang amat relatif di dalam hidup, menang-kalah. Hal yang sangat manusiawi di dunia ini. Sekedar kepuasan sekejap, tapi begitu dikejar oleh umat.

"AL!"

Alskara menoleh, masih dengan napas memburu sehabis melawan lawannya yang terakhir.

"MAU UDAH AJA?!" Rangga berteriak karena jaraknya dengan Alskara lumayan jauh.

"NANGUNG ANJING!"

Sega yang menyahut. Pemuda itu seolah belum puas menumbangkan beberapa lawannya yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri. Segata Goanna benar-benar bringas soal menjatuhkan musuh.

"Ah, lo terlalu percaya diri!"

Dan sialnya, Sega di pukul dari belakang oleh lawannya. Sega kewalahan sebentar, tapi pemuda itu langsung membalas serupa, lawannya langsung tumbang saat itu juga.

"MAMPUS LO!"

Agil tertawa kecil menyaksikan Sega yang terlalu agresif. "Jangan pake emosi, Ga! Balik dari sini bisa-bisa tepar lo!" ledeknya.

"Berisik bangsat!!"

"UDAH LAH! BOSEN GUE," seru Alskara. Cowok itu bahkan sudah memasukkan pisau kesayangan ke saku jaketnya.

"CABUT NIH?!" tanya Sega basa-basi.

"IYA BODOH!!" Seru Rangga.

Alskara berlari kecil kearah Rangga. "Ngga, intruksiin ke anak-anak yang ada di ujung jalan supaya pada pulang aja. Musuh udah kelar."

Rangga mengangguk. Cowok itu langsung melakukan apa yang Alskara perintah.

Alskara menatap teman-temannya yang lain-yang sedang berdiri tegak menatap nanar lawan-lawan mereka yang tumbang. Tawuran kali ini tak begitu banyak menguras tenaga.

Lagipula lawan mereka cuma sekolah sebelah yang tidak terima soal anak Gardixen seenaknya mempermainkan anak cewek sekolah itu. Karena pada dasarnya Gardixen tidak sombong, maka tawaran untuk saling hajar di jalan sepi ini tidak mereka tolak.

Gardixen bubar, meninggalkan lawan mereka yang sekarat. Masa bodo jika sebentar lagi akan ada aparat kepolisian yang datang. Pada dasarnya, semua kelakuan manusia memang selalu tidak terkontrol, siapapun itu, dan seperti apa keadaannya.

"CABUT!!!"

.


"AH!! AMPUN, ABEL GAK IKUTAN MOMMY!!!"

Jambakan mommy semakin terasa kuat di kepala Abel. Lelaki itu memasang wajah melas, berharap ada secuil rasa kasihan yang dia dapatkan dari sang ibu. Naas, yang ia dapatkan bahkan berkali lipat dari jambakan yang tadi. Sehingga lelaki itu makin menjerit heboh.

"ANJ-"

Jambul Abel makin-makin ditarik.

"MOMMY SAKIT!!!"

ALSKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang