SIAPA YANG NUNGGU SAMPE LUMUTAN, CUNG!!😭jangan marah, ehekk :(
.
"AAAAA!!!"
Kurang ajar.
Kalanva memejamkan mata sesaat, meredam amarah. Gadis itu kemudian membuka matanya, bibirnya ia sunggingan secara perlahan. Tangannya melayang ke dada, mengelusnya pelan, guna menghilangkan emosi.
Di seberangnya, ada Joana.
Joana menahan tawa melihat reaksi Kalanva ketika dipertemukan dengan anak kecil. Apalagi anaknya modelan Gal, ditambah Marsya yang suaranya susah untuk diredam. Ocehan tak jelasnya mampu membuat telinga Kalanva seolah mau meledak. Untung di sini ada bunda, kalo tidak, mungkin Marsya sudah Kalanva lempar ke rawa-rawa.
"AAA!!!"
Tuh, kan.
Baru saja Kalanva tenang, putra semata wayang Alskara dan Kansa ini sudah membuatnya kesal lagi.
"Jauhin dari Ateeee!!! Aaa, gak mauu, Joo tolongin gueeeee!!"
Kalanva bergerak bak cacing kepanasan, berharap kecoa mati yang Gal lemparkan keluar dengan sendirinya. Naas, Joana dan bunda hanya tertawa tanpa mau membantunya.
"Bundaaaa, tolonggggg."
Bunda menggeleng pelan, wanita itu berjalan menghampiri Kalanva. Tangannya merogoh belakang baju seragam cewek itu, kemudian terambilah apa yang sedari tadi menjadi permasalahannya.
Kecoak sialan.
"Ate beneran temen ibu?" Gal menatap Kalanva skeptis. Masih belum percaya kalo perempuan di hadapannya benar-benar teman ibunya. "Ibu gak seheboh Ate kalo ada apa-apa."
Bunda tertawa kencang.
"Gal belum tau aja Ibu kalo liat tikus, HAHAHA!!"
Gal menaikkan alis, ntar Gal buktiin deh.
"Kalo Ate Jo gimana? Ate Jo cocok kan temenan sama Ibunya kamu?" Joana mencondongkan tubuhnya guna meminta pendapat bocah laki-laki itu.
Gal menggeleng datar.
"Ibu itu boleh temenannya cuma sama ayah, gak boleh sama perempuan lagi."
APALAH BOCAH INI!!
"Gak ngerti gue konteksnya kayak gimana," gumam Kalanva. Perempuan itu menyilangkan tangan di depan dada, menatap Gal dari atas sampai bawah, menelisik lagi, apakah benar ini putranya Kansa atau hanya putra Alskara. "Tampang mirip bapaknya, sama-sama ganteng, keren. Kelakuannya mirip siapa anjay?"
Gal mendengus tidak terima. "Kelakuan saya menurun dari sang Ibu, sama-sama kalem, pintar dan pendiam."
"HAHAH!!" Bunda tertawa lagi. "Diajarin siapa ngomong formal spek pejabat kayak gitu?"
"Ada, rahasia," sahut Gal.
"Yehh, ngerasa kalem dong dia," ledek Kalanva, "padahal mah spek reog, mirip siapa ya—"
"MIRIP ABEL! IYA! MIRIP ABEL!" pekik Bunda semangat.
"NENEK!!!"
"Gal gak mau disamain sama om Abel!"
Joana mencebik, idolanya tak disukai oleh bocah ini. "Kenapa? Abel ganteng, badannya keker, kelihatan sangar juga pas lagi berantem."
Gal berdecih. "Gak tahu aja kalo dia botinya om Biru."
"HEH!!!"
.
"Skaa, Ska, pulang aja yuk? A-anu kayaknya aku mending masak di rumah aja deh.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSKARA
Teen FictionAlskara Sky Elgailel. Orang-orang tahunya lelaki itu sama sekali tak berminat berurusan dengan makhluk berjenis kelamin perempuan. Nyatanya, bahkan Ia sudah menjadi sosok Ayah di umurnya yang baru menginjak angka ke delapan belas tahun. # 2 - tee...