24

7.1K 227 20
                                    

Anak-anak Clopatha belum semua pulang. Tersisa beberapa yang sibuk dengan organisasi/ekstrakurikuler masing-masing. Kansa bersyukur berada di kelas IPA1, disana tak perlu repot-repot masuk organisasi. Mereka cukup mengikuti bimbel, bimbel, dan bimbel.

Sore ini, Kansa, dan beberapa partner HSSHq-nya berada di gudang sekolah. Berkumpul entah mau apa. Biru yang meminta waktu mereka. Katanya menunggu perintah dari pusat.Tapi tak apa, mungkin ada baiknya mereka berunding sebelum terjun langsung.

Kansa menatap sekitar, mencari tempat duduk.

"Sini, Ca!"

Biru menepuk kursi sebelahnya, mengisyaratkan Kansa untuk duduk di sampingnya.

Kansa tersenyum kecil, kemudian perempuan itu duduk di samping Biru. Alskara sendiri duduk tak jauh dengannya. Laki-laki itu terlihat fokus dengan ponselnya. Entah apa yang sedang dia lakukan.

Ada suatu hal yang hampir Kansa lupakan, soal Crystalin yang perkiraannya masih mengincar posisi di HSSHq—dan mungkin nekat masuk sendiri. Harusnya Kansa memang tak perlu sepeduli itu pada teman barunya. Tapi perasaannya selalu mendorongnya untuk berbuat demikian.

"Biru!" panggil Kansa.

"Kenapa?" Yang tadinya asyik bermain ponsel, kini Biru mematikannya dan beralih menatap Kansa.

"Em.. kemarin kamu gak ada lihat Crystalin di daftar anak-anak HSSHq?"

Kansa bertanya sangat hati-hati. Meskipun sudah lama tahu Biru, tapi rasa sungkannya sangat besar terhadap pemuda itu.

Biru diam sebentar.

"Gue gak lihat."

Laki-laki itu tidak bohong. Nama Crystalin memang benar-benar tidak ada pada daftar peserta. Dia sudah mengeceknya beberapa kali setelah Crystalin menemuinya dan meminta tolong.

Kansa menghela napas.

"Ada apa?"

"Gak papa, siapa tahu dia nekat masuk sendiri. Tapi gak mungkin sih, mana mungkin dia—"

"Tapi gue lihat dia, Ca." Biru memotong, suaranya pelan. Matanya menyorot Kansa datar.

Keduanya sama-sama terdiam. Entah saling menunggu reaksi satu sama lain, atau apapun—yang jelas mereka seolah tersesat dalam pikiran yang memaksa untuk terus berjalan.

Lama diam, Kansa menunduk, kemudian menatap Biru lagi. "Crys gak masuk dua hari. Tadi wakel dapet surat dari wali Crys, ada suatu hal yang buat Crys mesti ambil cuti beberapa bulan kedepan."

Biru tak menjawab. Cowok itu diam tanpa ekspresi. Sebenarnya pikiran-pikiran buruknya terus berkeliaran, mencari jejak keanehan yang lumayan membingungkan.

Waktu itu Crystalin mendatanginya dengan wajah ketakutan.

"BIRU?!"

Biru tak akan mengira soal Crystalin yang nekat masuk HSSHq tanpa partner. Gadis itu nekat masuk sendiri. Padahal kelas gilanya itu akan ada lintas minat, danCrystalin bukan anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar untuknya.

Apa-apaan ini?!

Crystalin berlari, mendekat pada cowok itu seolah meminta perlindungan.

"Biru anterin gue pulang!"

Tangan Crystalin yang melingkar di tangannya, langsung Biru tepis.

"Lo kesini sendiri, balik sendiri!' tukasnya tajam.

Crystalin menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mau. "Gue cuma kenal lo, Bir, g-gue—"

ALSKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang