kincir angin (First Kiss)

191 25 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.

Wajah Jaehyun masih terlihat layu meskipun kini dia berada di tengah keramaian orang-orang yang berada di pasar malam atau Jaehyun menyebutnya taman bermain, di sekitar nya juga Benyak sekali permainan yang bisa di coba dan yang paling mencolok adalah sebuah kincir angin yang menjulang tinggi.

Mungkin dengan dirinya sebagai hantu, Jaehyun bisa terbang dan menyentuh puncak dari kincir angin, awalnya memang ada pemikiran seperti itu tapi kini suasana hatinya sedang turun dan dia tidak ingin melakukan apapun.

Sementara itu kedua manusia yang membawa Jaehyun kesini kini asik dengan dunia dua orang. Keduanya sedang mengantri membeli minuman Boba, Jaehyun sendiri sadar diri dia tidak mungkin bisa mengikuti keduanya untuk membeli minuman itu.

"Andai saja aku masih hidup"gumam Jaehyun tanpa sadar.

Melihat bagaimana Renjun tersenyum hanya karena Jeno dengan baiknya memegang minuman milik pemuda itu ketika Renjun sedang membenarkan tali sepatu, rasa cemburu menyusup kedalam hati Jaehyun.

"Kenapa kau ingin pergi ke tempat ramai seperti ini, tidak biasanya"tanya Jeno.

Renjun mengucapkan terima kasih dan mengambil kembali minumannya. Memasukan sedotan dan menyeruput minuman di dalamnya.

"Em, karena penasaran"jawab Renjun tak pasti.

Dia sendiri tahu kenapa dia memilih tempat ini, tanpa sadar matanya menatap ke depan, tepatnya ke arah punggung lebar Jaehyun yang kini tengah mendongak menatap kincir angin.

"Hanya penasaran?"tanya Jeno sedikit tak percaya.

"Ya, kenapa, apa alasannya aneh?"

"Tidak, tentu tidak. Memang ada baiknya memiliki suasana baru. Kalau begitu apa yang ingin kamu mainkan dulu?"

Jeno menunjuk beberapa wahana untuk merekomendasikannya kepada Renjun "itu komedi putar, ingin naik?"tunjuk Jeno ke arah komedi putar yang banyaknya hanya anak-anak yang menaikinya.

Mata Renjun menyipit ke arah Jeno. "Kau bercanda, itu untuk anak-anak"protesnya.

Jeno tertawa lalu menunjuk komedi putar dengan ukuran lebih besar "baiklah, itu memang untuk anak kecil. Bagaimana yang besar itu"

Renjun kali ini melihat komedi putar dengan kuda yang lebih besar lalu mengangguk. "Ayo"

Keduanya berjalan dengan tangan saling bertaut. Dari jauh pemandangan itu terlihat romantis. Wajah Renjun yang cantik seperti perempuan akan membuat orang berfikir dia adalah cewek tomboi dan dengan sosok tinggi di sampingnya membuat keduanya terlihat seperti pasangan serasi.

Tapi tujuan Jeno menggenggam tangan Renjun adalah agar pemuda ini tidak hilang dan juga karena Renjun sangat tidak suka keramaian, jadi untuk amannya dia harus memegang tangan Renjun setiap saat.

Hanya saja, Jaehyun tidak tahu maksud Jeno, dia berfikir sama dengan pemikiran orang yang lewat.

Kedekatan keduanya ditambah tautan tangan itu benar-benar membakar hati Jaehyun. Dia juga tidak mengerti kenapa dia seperti ini, atau karena mungkin tanpa sadar dia sudah menganggap Renjun adalah miliknya.

Ya, Renjun adalah bintang miliknya. Caranya itu hanya untuk menerangi dunia miliknya, bukan untuk orang lain.

Tanpa sadar Jaehyun sudah melangkah mengikuti keduanya dan berdiri di sebelah kanan Renjun, tanpa mengucapkan apapun dia meraih tangan itu dan menggenggamnya erat.

Renjun terkejut dan menoleh ke kanan hanya untuk melihat wajah datar Jaehyun. Ketika keduanya berdiri berdampingan akan ada perbedaan yang kentara, Jaehyun menjulang tinggi membuat Renjun yang ingin melihat wajah pria itu harus sedikit mendongak ke atas dan itu terlihat aneh untuk orang lain yang tak bisa melihat Jaehyun.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang