Kau khawatir?

139 31 0
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.

"Apakah lukanya sudah sembuh?"tanya Jeno menatap ke bawah. Tepatnya ke kaki Renjun yang terluka.

"Ya, sudah tidak apa-apa, tapi sebenarnya luka ini benar-benar karena aku terjatuh"jelas Renjun menatap Jeno dengan pandangan serius.

Jeno berkedip sesaat lalu menghela nafas "kau masih ingin membelanya? Jelas-jelas dia berniat menabrakmu"

Renjun ragu sebentar untuk menjelaskan, matanya melirik ke seisi cafe dan mendapati bahwa posisi Jaehyun berada lumayan jauh dari tempatnya. Renjun menatap Jeno dan sedikit menunduk.

"Soal luka ini aku benar-benar terluka karena terjatuh. Seseorang menolongku saat aku hampir tertabrak tapi orang ini menarik ku. Mungkin karena terlalu kencang aku terjatuh dan mendapat luka ini"

"Kau berbicara yang sebenarnya?"Jeno menatap Renjun curiga.

"Ya! Kenapa aku harus berbohong?"tanya Renjun bingung.

"Dengar, sudah ku bilang aku tahu semuanya. Orang-orang yang melihat kejadian kemarin mengatakan bahwa ketika kamu terjatuh tidak ada siapapun di sampingmu. Kamu terluka karena Haechan yang hampir menabrakmu"kata Jeno.

Jelas dia tidak percaya dengan perkataan Renjun, Jeno hanya menganggap bahwa Renjun ini terlalu baik hati sampai-sampai ingin menyembunyikan kejahatan orang yang jelas-jelas ingin mencelakainya.

Renjun memutar mata, bingung ingin menjelaskan bagaimana lagi. Tapi dia segera menarik kembali kata-kata nya saat melihat Jaehyun yang berjalan- melayang mendekati meja dimana dia duduk.

"Sebenarnya aku penasaran kenapa orang itu ingin mencelakai mu"gumam Jeno.

Renjun kembali menoleh menatap sahabatnya.

"Entahlah, aku juga tidak tahu"jawab Renjun kaku.

Jeno tahu bahwa Renjun bukan seseorang yang akan mencari perhatian apalagi masalah dengan orang lain, karena dia paling tahu bahwa Renjun tidak ingin menempatkan dirinya sendiri dalam masalah itu.

"Tapi aku pikir mungkin dia tak menyukai ku"kata Renjun tersenyum tak peduli.

Kini dia tahu bahwa mungkin ketidaksukaan Haechan padanya semakin besar tanpa dirinya sendiri tahu apa penyebabnya. Dan soal kejadian kemarin, entah bagaimana Renjun merasa dingin di tubuhnya saat memikirkan bahwa seseorang bisa saja berbekas hingga berbuat buruk hanya karena tidak menyukai seseorang.

"Siapa yang tidak menyukaimu"bisik Jaehyun di telinga Renjun. Suaranya pelan tapi menghembuskan hawa dingin membuat Renjun merinding.

Renjun menahan diri untuk tidak menoleh dan terus menatap ke depan.

"Kau tidak akan menjawab? Apa karena sudah ada temanmu kau tidak ingin berbicara denganku"

Renjun memejamkan mata.

Tuhan tahu mengapa dia tidak bisa menjawab pertanyaan Jaehyun.

Dasar hantu bodoh, apa dia tidak melihat dimana mereka berada sekarang.

Dahi Jaehyun semakin mengerut dan menatap Jeno tak suka. Sialan, dia benar-benar di abaikan Renjun karena pemuda di depannya.

Jaehyun menegakkan tubuhnya dan berjalan ke samping Jeno.

Renjun dibuat melotot saat melihat itu. Apa yang ingin dilakukan hantu bodoh ini!

"Renjun, kau tidak papa?"

Memaksakan senyum Renjun menggeleng dan menatap Jaehyun penuh peringatan.

Jika kau melakukan sesuatu yang aneh, aku akan membunuhmu! Tercermin jelas dalam tatapan mata Renjun.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang