Flashback Part 1

145 23 0
                                    

Selamat membaca.

Typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

7 bulan yang lalu

Jung Jaehyun, menekan pelipisnya yang berdenyut dengan pelan.

Baru-baru ini dia tidak bisa beristirahat dengan benar karena pekerjaan yang tidak kunjung selesai. Belum urusan perusahaan dia juga masih harus mengurus bisnis keluarga yang lain.

Sebagai satu-satunya anak lelaki di keluarga beban yang dia tanggung tidaklah ringan, mungkin seperti inilah ayahnya ketika dia masih hidup, pikir Jaehyun.

Dan harus dia akui itu sangatlah berat, untuk menjadi pemimpin di perusahaan besar keluarganya Jaehyun harus mengerahkan semua yang dia bisa agar perusahaan berjalan baik.

Setelah rasa sakitnya berkurang, Jaehyun kembali menarik berkas baru untuk dia periksa. Tapi tidak lama ada ketukan di pintu.

"Masuk" ujarnya dengan fokus masih kepada berkas di tangannya.

Seorang pria masuk setelah di persilahkan, sedikit membungkuk untuk memberi hormat kepada atasannya.

"Ada apa?"tanya Jaehyun menatap sekretaris di depannya setelah membubuhkan tanda tangan pada kertas di tas meja.

"Saya ingin memberitahu bahwa tuan memiliki pertemuan dengan tuan Lee Taeyong, CEO dari Lee Company yang seminggu lalu telah bekerja sama dengan perusahaan kita"jelas Winwin dengan kepala tertunduk, tidak berani melihat raut wajah atasannya yang dia tebak sudah sangat menyeramkan.

Benar saja, dahi Jaehyun mengerut mendengar penjelasan itu dan ada rasa tidak senang di wajahnya.

"Kapan aku menyetujui kerja sama ini, sama sekali tidak pernah kita membahasnya!"ujar Jaehyun merasa marah.

Sebulan yang lalu, dia memang bertemu dengan Lee Taeyong di sebuah pertemuan para pengusaha elit. Pria itu mendekatinya dan berbicara tentang keinginannya untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Tapi sebagai CEO perusahaan Jaehyun harus sangat selektif dalam memutuskan urusan perusahaan seperti halnya membentuk kerjasama dengan perusahaan lain. Dia sudah mencari tahu seperti apa perkembangan perusahaan yang ada di tanah pria itu, hasilnya sangat buruk. Dengan reputasi seperti itu Jaehyun tidak ingin mengambil resiko, lagipula dia sudah bersusah payah membangun perusahaan ini menjadi lebih besar.

"Itu maaf, tuan. Seminggu yang lalu saat anda masih di luar negeri mengurus pembangunan cabang perusahaan, tuan Lee datang dengan sekretaris nya dan mengatakan bahwa dia datang untuk membahas kerja sama. Tentu saja saya sudah menjelaskan bahwa tidak mungkin ada rencana dalam jadwal anda sementara anda sendiri sedang berada di luar dan tidak ada rencana untuk kerja sama diantara dua perusahaan. Tapi.... Tapi...."Winwin ragu untuk mengatakan kelanjutannya tapi dia tetap harus menjelaskan semuanya.

"Tapi apa?!"tanya Jaehyun dengan suara tak sabar.

"Tapi tuan Lee bilang, yang mengundangnya kemari adalah tuan Jung Sung-il dan yang menandatangani kerja sama ini juga beliau"

Winwin selesai mengatakan itu dan Jaehyun dengan marah menggebrak meja di depannya. Raut di wajahnya sudah menjelaskan bahwa dia sangat marah.

"Jung Sung-il, beraninya pria itu!"marah Jaehyun.

Winwin memejamkan mata siap menerima amarah atasannya yang sebenarnya tidak di tujukan padanya. Tapi selama empat tahun menjabat sebagai sekretaris di perusahaan ini baru kali ini ada yang berani bersikap lancang dengan memutuskan sesuatu di luar putusan direktur.

Tangan Jaehyun sudah terkepal erat memunculkan urat biru di bawah kulit transparan. Jung Sung-il sendiri adalah pamannya. Tepatnya adalah anak haram kakeknya.

Kakeknya memiliki satu putra dan tiga putri, jadi meskipun ayahnya bukanlah anak pertama di keluarga dia tetap menjadi pewaris keluarga. Semua saudara ayah yaitu bibi-bibinya tidak memiliki komentar tentang pengaturan ini karena mereka sendiri sadar posisinya di rumah. Dan tidak ada yang tidak masuk akal dengan meminta bagian dari urusan perusahaan, mereka selalu rukun sebagai saudara.

Tapi kedatangan pamannya yang lain ini membuat kaget semua orang, terutama neneknya. Wanita tua yang selalu menganggap suaminya setia ternyata juga pernah berhubungan dengan wanita lain di luar sana sampai menghasilkan seorang putra haram.

Tidak ada yang bahagia, begitupun dirinya. Sebagai anak yang waktu itu duduk di bangku SMP dia sendiri jelas tahu apa artinya itu. Sebuah perselingkuhan yang mungkin tidak diketahui pada awalnya pada akhirnya terbongkar karena kedatangan paman ini. Neneknya sedih sampai dilarikan ke rumah sakit.

Tapi hubungan darah lebih kental dari air, meskipun semua orang enggan untuk menerima paman ini. Tidak ada yang berani mengusirnya. Hingga kakeknya sendiri yang turun tangan dan memberikan sebagian hartanya kepada paman itu sebagai kompensasi di awal.

Dan meskipun paman ini lebih tua dari ayahnya, posisi sebagai direktur utama dan pewaris tidak bisa di alihkan. Waktu itu paman ini terlihat masuk akal dan tidak memiliki sikap yang arogan.

Sampai ayahnya meninggal dan posisi itu di ambil alih oleh dirinya, pamannya seperti merasa tidak senang dan berdebat dengan kakeknya. Dia sendiri tahu apa yang di perdebatkan itu, mungkin seharusnya perusahaan jatuh ke tangan pria itu alih-alih dirinya yang baru beranjak dewasa.

Tapi kakeknya sama sekali tidak memberi wajah pada pamannya. Kakek berfikir bahwa garis ini sudah benar, paman ini meskipun adalah anak biologisnya tapi tidak memiliki posisi di dalam kartu keluarga. Semua orang juga setuju dengan ini. Lagipula aset keluarga tidak hanya milik keluarga Jung tapi ada campur tangan dari keluarga neneknya yang saat itu membantu perusahaan yang saat itu mengalami penurunan.

Hanya saja, ternyata paman yang terlihat baik ini berubah menjadi ambisius, dia meminta posisi di perusahaan kepada kakeknya dengan menukar semua harta yang telah di berikan di awal sebagai alat tukar yang pada akhirnya dengan berat hati memberikan posisi di perusahaan.

Setelah itu kehidupan berjalan damai, hingga neneknya meninggal. Kakeknya sangat terpuruk atas meninggal nenek, apalagi setelah rahasia anak haram ini terbongkar hidup nenek selalu di liputi kesuraman. Tidak lama setelah itu kakeknya menyusul.

Pada akhirnya Jaehyun tidak hanya menjadi direktur perusahaan tapi juga beralih menjadi kepala keluarga. Ada banyak bisnis keluarga yang awalnya masih bisa di urus oleh kakeknya sekarang berpindah tangan di tangannya.

Untuk periode itulah, Jung Jaehyun menjadi semakin sibuk. Dia tumbuh dewasa dengan beban berat di pundaknya, tapi meskipun begitu dia tetap menjalaninya karena itu demi kelangsungan keluarga Jung.

Mungkin karena fokus nya terbagi, Jaehyun menjadi sedikit lengah hingga kecolongan seperti ini.

"Panggil orang itu kesini"titah Jaehyun pada akhirnya. Dia harus membicarakan masalah ini secepat mungkin.

Jadi Jaehyun mengetuk meja di bawahnya membuat bunyi yang membuat seseorang akan merasa gugup ketika mendengarnya. Jaehyun menghembuskan nafas lelah, hidupnya sudah lebih melelahkan dan seseorang tidak membiarkannya beristirahat barang sejenak.

Winwin kembali dengan seorang pria paruh baya di belakangnya. Meskipun usia pria itu tidak lagi muda tapi masih memiliki kharisma yang menawan, itu adalah apa yang di wariskan kakeknya kepada orang itu. Melihat orang ini Jaehyun juga bisa melihat kemiripannya dengan mendiang ayahnya.

"Halo keponakan, bagaimana kabarmu. Ku dengar pembangunan cabang kali ini memiliki beberapa masalah. Apa kau bisa menanganinya?"ejek Jung Sung-il menatap remeh Jaehyun.

Jaehyun hanya menatap datar paman di depannya lalu menyuruhnya untuk duduk dengan dagunya. Jung Sung-il mengedikkan bahu lalu duduk di depan Jaehyun yang menatapnya datar.

****

Aku pengen cepet update jadi meskipun aku belum cantumin nama-nama perusahaan yang terlibat nantinya aku tetep nekat update. Sumpah aku kurang bisa buat ngarang nama-nama perusahaan atau nama sekolah gitu, disini aja sekolah Renjun aku gak kasih nama hehe.

Kalau kalian ada saran bisa kasih tau aku di comment yah, bagusnya nama perusahaannya apa. Aku udah coba cari referensi tapi masih belum ada yang cocok. Jadi untuk sekarang aku kosongin aja dulu.

Jangan lupa vote yahh.

Terima kasih.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang