Berbahaya

144 21 2
                                    

Hati-hati typo bertebaran.

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika dia terbangun, ada orang tambahan di sampingnya. Renjun tidak tahu kapan Jaehyun kembali dan kini hantu itu tengah berbaring miring di sampingnya. Tangan kekarnya berada di sekeliling pinggangnya dan mata itu menatapnya dengan dalam.

Renjun mengubah posisi berbaringnya dan kini berhadapan dengan Jaehyun. Satu tangannya terangkat mengusap mata itu membuat mata itu terpejam.

"Kapan kau kembali?"suara Renjun serak ketika bangun tidur, itu membuatnya tidak menyukai suaranya sendiri.

Jaehyun menikmati usapan tangan Renjun, kemudian menjawab, "semalam. Kau tidur sangat nyenyak"kata Jaehyun memberitahu Renjun bahwa pemuda itu bahkan tidak sadar dia kembali.

"Ya, aku sangat lelah"jawab Renjun dengan nada pelan, dan ada nada manja dalam suaranya seolah dia ingin Jaehyun tahu bahwa dia telah melewati banyak hal ketika pria itu tidak ada.

"Apa ada yang terjadi? Dan berapa lama aku pergi?"

"Ya, nenek. Kondisinya sempat drop. Tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Kamu pergi selama dua hari, kau tahu kemana kau pergi?"

"Tidak, aku tidak ingat apapun"jawab Jaehyun. Tangannya semangat mengeratkan pelukannya di pinggang ramping Renjun. Kemudian dia mengalihkan pembicaraan saat melihat wajah Renjun yang terlihat khawatir, "apa kau merindukanku?"tanya Jaehyun dengan senyum kecil.

"Tidak terlalu"jawab Renjun. Lalu tersenyum saat melihat bibir Jaehyun turun ke bawah. "Bercanda, aku sangat merindukanmu"Renjun dengan cepat mengoreksi jawabannya.

Lalu setelah itu menyentil dahi Jaehyun sebelum bangun dari kasur.

"Kenapa kau menyentil keningku?"protes Jaehyun, tapi berbeda dari protesannya ujung bibirnya terangkat ke atas.

"Oh, maaf. Aku tidak tahu itu keningku ku kira itu kelereng"jawab Renjun berpura-pura merasa bersalah.

Jaehyun memutar kepalanya, "bagaimana bisa kau mengira itu kelereng. Aneh sekali"

Renjun tidak menjawabnya tapi kemudian menarik handuk, llau pergi ke kamar mandi. Tapi sebelum pintu di tutup Renjun seolah mengingat sesuatu lalu bertanya pada Jaehyun di ambang pintu.

"Jung Jaehyun, jawab aku dengan jujur. Saat pertama kali kau datang ke sini apa kau mengintip aku mandi?"tenya Renjun dengan nada tajam.

Dia ingat Jaemin mengatakan bahwa kelebihan yang dimiliki hantu ini adalah mata yang dapat melihat semuanya meskipun terhalangi tembok.

Mata Jaehyun mengerjap, kemudian dia menatap Renjun dengan senyum lebar.

Renjun tidak terkejut melihat senyum itu, sudah pasti begitu. Pria itu mengintipnya mandi!

Jaehyun mengakuinya tapi dengan cepat membuat pembelaan, "aku tidak sengaja. Lagipula itu adalah kemampuanku yang spesial. Tapi tenang saja sekarang sudah hilang"kata jaehyun.

Raut marah Renjun berubah saat mendengar kata hilang, "hilang?"

"Ya, sudah lama itu hilang. Jadi mandilah dengan tenang"ujar Jaehyun tersenyum kecil.

Renjun menyipitkan mata menatap Jaehyun sebentar kemudian mengangguk pelan, pintu di tutup dan suara air mengalir terdengar dari kamar mandi.

Jaehyun berbaring di kasur. Melamun menatap pintu yang tertutup, kemudian berpura-pura tidur saat Renjun keluar dengan pakaian lengkap dan tubuh yang segar.

"Kau ingin ikut"ajak Renjun kepada Jaehyun yang sedang memahamkan mata.

Mendengar itu Jaehyun segera membuka mata dan bertanya, "kemana?"

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang