hari keberangkatan

141 26 2
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.

Senyum puas dan jahat terbit di bibir Jung Sung-il setelah menerima kabar dari anak buahnya tentang keadaan keponakannya tersayang yang kini terbaring tak berdaya di rumah sakit.

Tidak lebih dari satu bulan lagi, maka rencananya untuk menyingkirkan Jung Jaehyun dari dunia ini akan dipastikan berhasil. Ternyata cukup muda untuk menyingkirkan anak ingusan itu, pikirnya puas.

"Ayah, kau begitu membanggakan cucumu yang satu itu, lihat lah dia sekarang bahkan tidak bisa membuka matanya. Dan aku pastikan dia tidak akan pernah bisa membuka matanya untuk selama-lamanya. Sama seperti putramu itu"

Jung Sung-il menyeringai menatap pigura besar mendiang ayahnya yang sengaja dia pajang di ruangan itu. Lelaki tua yang tidak pernah menginginkannya sejak awal, mengabaikannya dan terus membandingkannya dengan anak sah nya.

Jangan salahkan dendam yang sekarang tumbuh dihatinya karena lelaki tua itu sendiri yang menanamnya dan terus memupuknya hingga terus membesar.

"Jung Jaehyun, seharusnya kau melakukan apa yang aku katakan waktu itu, menyerah untuk posisi sebagai presiden perusahaan itu maka aku akan memberimu sedikit keringanan, tapi kau dengan acuh tidak menghiraukannya. sekarang kau bisa menikmati sisa-sisa hidupmu yang akan berakhir di usia dua puluh enam tahun ini"

Jung Sung-il mengambil gelas berisi wine dengan tangannya dan meminumnya dengan santai.

Sebentar lagi maka semuanya akan menjadi miliknya. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk mendapatkan semua harta keluarga Jung. Batinnya menyeringai.

****

Renjun keluar dari rumahnya dan melihat Jeno yang sudah berdiri di samping mobil dengan pakaian santai.

"padahal kau tidak perlu mengantarku, tapi terima kasih"ucap Renjun kepada jeno.

Semalam tiba-tiba saja Jeno meneleponnya dan mengajukan diri untuk mengantarnya ke sekolah. Renjun akan menolak pada awalnya karena bagaimanapun jarak rumahnya ke sekolah lumayan dekat, dia juga bisa naik bis seperti biasa. Tapi Jeno dengan kekeh ingin mengantarnya dengan alasan Renjun mungkin akan keberatan dengan barang-barang yang dia bawa, tapi sebenarnya Renjun tidak membawa banyak barang dan dia masih sanggup menanggungnya.

"Tidak perlu berterima kasih, kau sudah membawa bekal untuk di sana kan?"tanya Jeno mengambil tas ditangan Renjun.

"Ya, di dalam tas yang kau bawa berisi penuh dengan makanan dan cemilan"jawab Renjun menunjuk tas yang baru saja diambil alih oleh jeno.

"Pantas ringan"gumamnya.

Renjun masuk ke dalam mobil milik pemuda itu dan duduk di depan sementara Jeno sendiri duduk di belakang kemudi.

Lalu dimana Jaehyun? Tenang, hantu itu tidak perlu disuruh pun sudah masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Matanya menatap bagian belakang kursi dimana Jeno duduk dengan tatapan tajam. Seolah hewan buas yang telah menargetkan mangsanya.

Dia tidak lupa bagaimana cara Renjun menceritakan masa lalu Jeno padanya dengan sangat bangga. Dan hari ini pemuda itu malah mencari perhatian Renjun dengan sok nya ingin menjemput pemuda mungil itu.

Benar-benar caper, cibir Jaehyun.

Mobil dengan perlahan melaju membelah jalan raya menuju sekolah Renjun. Seperti yang dikatakan Renjun jarak dari rumah ke sekolah lumayan dekat dan Jeno menghentikan mobilnya di parkiran sekolah, dimana dari dalam mobil dia bisa melihat banyak orang yang sedang duduk berkumpul di taman kecil di depan gerbang. Sepertinya itu teman-teman Renjun, pikirnya.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang