Penjara

301 38 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

Jika ditanya kapan dia merasa begitu sial, maka dengan tegas Renjun akan menjawab kemarin. Tepatnya saat dia melihat atau bertemu hantu pria tampan di belakang sekolah.

Renjun duduk di bangkunya dan menatap guru di depan yang sedang mengajar. Berpura-pura tak melihat hantu di sampingnya yang kini berjongkok di lantai dan ikut memperhatikan guru. Iya jadi setelah hantu itu mendatangi kelasnya sampai sekarang hantu itu masih belum pergi.

Padahal jika dipikir-pikir apa enaknya ikut memperhatikan pelajaran di depan, jika itu dia mungkin sudah memilih untuk berkeliling dunia, kan lumayan gratis. Kalau gak terbang yah menghilang kayak sulap gitu. Tapi ya itu cuma pemikirannya saja, kalau ditawari mau gak jadi hantu Renjun masih ingin menolak, dia masih betah di dunia.

"Pelajaran ini terlalu mudah"celetuk hantu itu tiba-tiba.

Dahi Renjun mengerut mendengarnya. Begitu entengnya hantu itu berkomentar soal pelajaran ini, tapi Renjun juga tidak tahu seberapa pintar hantu ini semasa hidupnya, jadi dia masih menahan diri untuk tidak memutar mata.

Sampai kelas selesai dan waktunya pulang. Renjun membereskan buku dalam gerakan pelan lalu menatap hantu itu setelah kelas kosong. Entah keberanian dari mana yang dia miliki karena masih bisa bersikap santai ketika berhadapan dengan hantu yang bisa saja memakan dirinya. Tapi Renjun ingin memastikan bahwa hantu ini tidak akan nekat mengikutinya ke rumah. Kan gak lucu kalau dia di ikuti hantu, gimana kalau tengah malam tuh hantu makan dia. Renjun tegaskan sekali lagi dia masih ingin hidup!

"Kau akan tinggal di sekolah kan?"Renjun menatap hantu itu menyelidik.

"Ya, aku akan tinggal disini"

"Yakin?"

Jaehyun mengangguk terlihat jujur tapi begitu pemuda di depannya tidak melihat, senyum misterius muncul di bibirnya.

"Bagus kalau begitu" renjun merasa lega setelah mendengarnya.

Sekarang dia bisa merasa tenang pulang ke rumahnya. Tapi baru saja ingin melangkah keluar hantu itu menahan lengannya.

"Tapi.."

Renjun menoleh, menatap hantu itu waspada.

"Aku ingin memberimu sesuatu"kata Jaehyun mengedipkan sebelah matanya yang membuat tubuh Renjun bergidik ngeri, apaan nih hantu. Kelilipan?.

"apa?" Renjun mencoba memberikan sisa kesabarannya yang terakhir dan kepada hantu ini.

Jaehyun tersenyum misterius lalu menarik tangan Renjun menuju taman belakang. Renjun jelas menolak saat melihat ke arah mana hantu ini menariknya tapi kekuatannya kalah jauh dengan hantu itu. Renjun baru saja ingin berteriak meminta tolong tapi hantu itu meliriknya membuat Renjun hanya bisa menelan kembali teriakannya.

Lagipula jika dia benar-benar berteriak dan orang lain datang, apa yang bisa dia jelaskan. Hantu menariknya untuk memakannya? Mungkin dia langsung di anggap gila karena mengatakan hal aneh seperti itu.

Keduanya berjalan menuju pohon besar di taman belakang. Jaehyun melepaskan tangan Renjun lalu berjongkok dan menatap tanah.

Renjun penasaran dan ingin segera melihat apa yang di maksud hantu ini untuk di berikan padanya, harta Karun? Emas atau permata?.

"Kau bisa menyimpannya"ucap Jaehyun menunjuk benda kecil di bawah pohon.

Renjun berjongkok dan melihat benda yang di maksud. Dia tidak tahu apa ini kecil berbentuk tabung.

"Benda apa ini?"

"Tidak tahu"jawab Jaehyun pelan.

Sebenarnya penjara itu ada, Jaehyun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Tapi yang dia ingat adalah dia tersadar dalam keadaan tembus pandang orang seperti halnya hantu. Dia bisa pergi kemanapun tapi dalam jarak yang di tentukan dengan benda kecil itu sebagai porosnya. Dia sudah menjelajah di beberapa tempat karena benda itu anehnya selalu menarik perhatian burung untuk membawanya terbang dan yang terakhir dia pindah ke sekolah ini seminggu yang lalu.

Dan alasan kenapa dia tidak menceritakan hal ini karena dia takut Renjun akan lari ketakutan setelah mendengarnya dan tidak menerima benda ini. Jaehyun ingin Renjun menyimpannya di dekatnya karena Renjun adalah satu-satunya yang bisa melihatnya dan mengobrol dengannya.

"Lalu kau ingin aku menyimpannya?"tanya Renjun masih terlihat ragu. Benda ini berukuran kecil, tentu tidak akan merepotkan jika dirinya simpan. Tapi buat apa, apakah dengan menyimpan benda ini dia akan mendapat keberuntungan, jika iya mungkin akan dia pertimbangkan.

"Yah, itu bagus bukan?"pujian itu tentu hanya setengah hati. Jaehyun sendiri juga dapat melihat bahwa benda ini terlihat biasa-biasa saja, tapi ayolah dia perlu menunjukkan sesuatu agar Renjun menyimpan benda ini.

"Benda tidak berguna, apanya yang bagus"Renjun berkata acuh dan hendak menyimpan kembali benda itu.

Tapi Jaehyun menahannya, matanya menatap Renjun dengan pandangan memohon. "Ayolah, menyimpannya tidak akan membutuhkan tenaga dan memakan tempat"

Jaehyun pernah berusaha mengikuti Renjun pulang ke rumah pemuda itu, tapi jaraknya tidak cukup.

"Kau yakin ini tidak berbahaya?"

"Berbahaya"Jaehyun tertawa kecil "ayolah kau terlalu banyak menonton film, benda ini hanya benda kecil yang cantik mana mungkin berbahaya"ujar Jaehyun.

"Bagaimanapun, semakin terlihat cantik sesuatu maka akan semakin berbahaya"kata Renjun.

"Ya kecuali botol ini, aku dapat menjaminnya"jawab Jaehyun meyakinkan.

"Oke"pada akhirnya Renjun setuju dan menyimpan benda itu di saku celananya. Jaehyun tersenyum senang melihat itu.

"Kalau begitu aku akan pulang"

"Ya"jawab Jaehyun dengan senyum lebar.

Renjun berjalan dua langkah sebelum berhenti dan menoleh "ah siapa namamu?"

Mata Jaehyun mengerjap lalu tersenyum lebih lebar. "Jung Jaehyun"jawabnya memberitahukan nama lengkapnya.

"Jung Jaehyun?"

"Ya, karena kau bertanya namaku. Bukankah itu artinya kau sudah menerima keberadaan ku?"tanya Jaehyun sedikit bersemangat.

Renjun mengelus dagunya lalu mengedikan bahu "tergantung"

"Apa?"

"Kau tidak makan manusia bukan?"tanya renjun penuh antisipasi. Dari tadi rasa ketakutannya adalah soal ini, hantu ini makan orang atau tidak. Jika itu benar maka Renjun mungkin akan benar-benar lari secepat mungkin.

Jaehyun tertawa setelah mendengarnya.

"Kenapa kau tertawa?"tanya Renjun tak suka sudah jelas dia bertanya dengan serius.

"Kenapa kau bisa menebak seperti itu?"Jaehyun merasa geli dengan pertanyaan yang diajukan pemuda itu.

"Entahlah, jawab saja"Renjun mengedikan bahu, dia tidak akan mengaku bahwa dia takut.

"Tentu saja tidak"jawab Jaehyun yakin.

"Lalu kemarin kau lapar?"

"Yah hanya perasaan lapar tanpa tahu apa yang bisa membuatnya kenyang"kata Jaehyun dengan nada kesepian.

Oh seperti itu, Renjun mengangguk setelah mendapatkan jawaban yang dia inginkan lalu berbalik dan pergi dengan tenang. Meninggalkan Jaehyun yang sudah tersenyum lebar menatap punggung kecil Renjun.

"Terima kasih"gumaman itu seingat bulu di bawa angin.

Renjun sempat menengok kebelakang karena merasa mendengar hantu itu berkata sesuatu, tapi begitu melihat dia hanya melihat hantu itu sedang melambaikan tangannya. Dasar aneh.

****

Jika sudah membaca dan suka sama ceritanya jangan lupa tap bintangnya. Coment juga boleh apalagi share. Terima kasih

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang