hantu tampan

166 28 7
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
Hati-hati typo bertebaran
.
.
.
.
.
.

Di sepanjang jalan mereka kembali, Jeno tidak sekalipun membuka suara. Sesekali Renjun akan melihat ke samping untuk melihat Jeno, tapi Renjun hampir tidak bisa menahan tawa melihat raut wajah tegang pemuda itu di barengi dengan tetesan air keringat seukuran biji jagung yang mengalir dari dahi Jeno

Apakah Jeno benar setakut itu pada hantu? Itu sungguh memalukan dengan tubuh besar itu, pikir Renjun

Jaehyun duduk di belakang dalam diam, diam-diam melihat Renjun dengan tatapan yang dalam.

Beberapa hari ini, Jaehyun merasa kesepian. Tanpa pemuda itu hidupnya seperti kembali tanpa arah dan tujuan. Jaehyun seolah-olah berada di dunia tak berujung hanya di temani kegelapan.

Namun itu semua segera sirna saat dia pertama kali mendengar suara Renjun yang lembut. Seolah suara itu mampu menariknya kembali dan menolongnya.

Ketika mereka kembali, Renjun pertama-tama pergi ke dapur untuk mengambil air minum untuk Jeno, karena dia benar-benar tidak tega melihat sahabatnya yang masih terlihat syok. Tapi siapa sangka, Jeno malah membuntutinya alih-alih duduk di kursi.

"Ya Lee Jeno, kau bisa duduk di kursi"usul Renjun dengan nada sedikit jengah melihat sifat penakut akut Jeno.

Jeno dengan cepat menggelengkan kepala, menolak usulan itu. Renjun belum menjelaskan apapun padanya, tapi di dalam pikirannya Jeno sudah menebak beberapa kemungkinan.

"Dia tidak menakutkan"jelas Renjun menekankan kata 'dia', ini merujuk pada Jaehyun yang tidak Jeno sadar hantu itu sebenarnya ada di samping Jeno sendiri, sama-sama membuntuti Renjun.

Memikirkan ini Renjun ingin sekali tertawa tapi juga menangis, dia seperti memiliki dua ekor anak itik yang membuntuti di belakangnya.

Ketika Renjun memperjelas adanya kemungkinan hantu Jeno malah semakin enggan , mengerutkan kening menatap pemuda itu dengan pandangan seolah berkata, 'lakukan saja apa yang ingin kau lakukan, jangan hiraukan aku!'

Renjun menarik napas pasrah dan mengambil air, membawanya ke sofa. Begitu dia duduk, Jeno juga ikut duduk dengan posisi menempel pada Renjun.

Lama-kelamaan Renjun merasa risi, dia mendorong bahu Jeno. "Ayolah lee Jeno, kau bukan anak kecil"keluh Renjun.

Jeno memelototi Renjun "apa, menurutmu orang dewasa tidak bisa takut kepada hal-hal mistis. Dan cepat jelaskan padaku kenapa tadi...kenapa tadi, kau..."Jeno bahkan tidak bisa menyelesaikan kata-katanya.

Bayangan bagaimana Renjun berbicara pada udara kosong kembali melintas di benaknya, itu terlihat aneh dan menakutkan!

"Oke dengarkan penjelasan ku, jadi....."Renjun mulai menceritakan pertemuannya dengan Jaehyun di belakang sekolah kepada Jeno lalu bagaimana Jaehyun dengan seenaknya tinggal di rumah Renjun tanpa persetujuannya. Renjun menjelaskan sejelas yang dia bisa meskipun beberapa hal dia lewatkan, contohnya adalah fakta bahwa Jaehyun pernah datang ke cafe Jeno beberapa kali dan juga menemani mereka saat pergi ke pasar malam dan bahkan ikut menaiki bagaimana kincir angin dan ciuman pertamanya dengan Jaehyun, mengingat ini pipi Renjun kembali memerah. Untungnya dia seger sadar dan menepis bayangan itu segera. Ya, Bagian itu Renjun juga tidak jelaskan pad Jeno, hampir satu jam Renjun membuka mulutnya untuk bercerita hingga merasa mulutnya akan jatuh karena terus berbicara.

"......Dan itulah yang terjadi, kau mengerti" Renjun selesai mengatakan kalimat terakhir lalu mengambil air dan meminumnya. Saat air mengalir ke tenggorokan Renjun merasa lega.

"Ah sebenarnya kau tidak perlu takut dengan Jaehyun, wajahnya tidak seperti hantu-hantu di film yang menakutkan dan ku kira dia..." Renjun ragu untuk melanjutkan kata-katanya, matanya melirik Jaehyun yang duduk di depannya dan sepertinya menunggu kata-kata selanjutnya yang akan dia ucapkan.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang