takdir yang sama

153 23 2
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika balasan itu datang itu sudah malam hari, Renjun berniat untuk tidur saat pesan yang dia kirim di siang hari akhirnya mendapat respon dari pemilik akun.

"Maaf aku tidak bisa memberikan informasi orang itu, ini privasi"

Selama dua menit Renjun termenung membaca balasan penolakan itu, dia awalnya memang berfikir akan mendapat penolakan tapi ketika hal ini benar-benar sesuai dengan tebakannya Renjun bingung untuk beberapa saat. Dia tidak pandai untuk membujuk orang lain, bahkan meskipun itu hanya lewat pesan.

"Kenapa belum tidur?"Jaehyun bertanya setelah memasuki kamar dan melihat Renjun yang duduk melamun di atas kasur.

"Tidak bisa tidur"jawab Renjun pelan.

Jaehyun menatap Renjun setengah berfikir, apa yang harus dia lakukan agar Renjun bisa tertidur. Pelukan, Jaehyun memikirkan ini akhirnya beranjak naik ke atas kasur, mendorong Renjun sehingga pemuda itu berbaring. Renjun menunjukkan raut wajah terkejut saat dia di dorong tiba-tiba, hal itu membuat tangannya tidak bisa dengan benar memegang ponsel hingga akhirnya benda itu jatuh tepat di wajahnya.

"Ahk!"

"Astaga, kamu tidak apa-apa?!"Jaehyun terkejut dan langsung merasa khawatir, dia mengambil tangan Renjun yang memegang wajahnya untuk melihat kondisinya. Ada tanda merah di ujung hidung Renjun.

Jaehyun memeriksanya dengan pelan, khawatir Renjun akan mimisan. Tapi untungnya hal itu tidak terjadi.

Renjun membuka matanya dan melihat wajah Jaehyun yang tepat berada di atasnya. Posisi keduanya kini saling tindih dengan Jaehyun berada di atas mengukungnya.

"Aku tidak apa-apa"jawab Renjun kemudian. Dia menyingkirkan ponsel yang jatuh ke samping dan dia taruh di atas nakas dekat tempat tidur kemudian dia kembali ke posisinya.

Menatap dalam diam wajah khawatir Jaehyun, entah kenapa dia merasa senang saat Jaehyun khawatir kepadanya.

"Sampai kapan kau akan berada di atasku? Aku akan tidur"kata Renjun dengan sengaja.

"Ah, maaf. Kau benar tidak papa?"

Renjun menggelengkan kepala. "Tidak, ayo tidur"

Jaehyun mengangguk pelan lalu menyingkir dari atas tubuh Renjun, berbaring di samping pemuda itu dengan banyak pikiran. Niat awalnya untuk memeluk Renjun pun akhirnya terlupakan karena kejadian barusan.

Lama keduanya terdiam, Jaehyun membuka mulutnya dan berkata.

"Renjun, jika aku benar-benar masih hidup. Bisakah nanti aku tetap menemukanmu"suara Jaehyun mengisi seluruh penjuru kamar dalam keadaan hening, dan itu langsung menggetarkan hati Renjun.

Renjun meletakan tangannya di dadanya, merasakan bahwa jantungnya berdetak kencang.

Tidak mendapatkan jawaban segera Jaehyun menoleh dan melihat Renjun yang tengah melamun dengan senyum di bibirnya.

Alisnya terangkat heran melihat itu dan Jaehyun dengan cepat mengguncang Renjun.

"Eh, kenapa?"

Renjun bertanya dengan bingung.

"Kau tidak mendengarkan kata-kata ku?"tanya Jaehyun menuduh.

"Tidak aku mendengarnya"jawab Renjun.

"Lalu apa jawabanmu?"

Renjun sekali lagi tersenyum lalu memiringkan tubuhnya menghadap Jaehyun.

"Ya"jawab Renjun dengan senyum lebar, tangannya terulur untuk mencubit pipi Jaehyun yang tirus. "Temukan aku setelah kau sadar"

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang