malam berbintang

146 22 2
                                    

Typo bertebaran.

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pada malam hari semua orang begitu kelelahan dan memutuskan untuk tidur.

Banyak kegiatan yang mereka lakukan, pada awalnya Renjun tidak berencana untuk ikut berpartisipasi tapi ketua kelas memaksanya dan mengajaknya melakukan banyak permainan. Makan bersama dan berbagi makanan ringan. Untuk alasan ini Renjun akui dia sedikit terhibur dan beberapa kali tertawa saat salah satu temannya membuat lelucon.

Ketika masuk waktu malam semua orang berbondong-bondong membuat api unggun yang sekarang mungkin sudah hampir padam karena kayunya habis. Mengelilingi satu-satunya sumber cahaya di tengah-tengah tempat itu dan menyanyikan lagu bersama-sama. Setelahnya satu temannya menceritakan cerita horor yang membuat beberapa orang menjerit ketakutan.

Di dalam tenda Renjun berbaring terlentang tapi matanya tidak bisa terpejam. Mungkin karena suasana baru atau karena suhu udara yang dingin menusuk kulitnya meskipun dia sudah bergulung ke dalam selimut.

"Kau belum tidur?"

Mata Renjun berkedip menoleh ke arah Jaehyun yang juga berbaring di sampingnya. Hari ini hantu itu berperilaku baik dan tidak mengganggunya, tapi beberapa kali matanya sempat melihat bahwa Jaehyun menatapnya dengan pandangan yang tidak dia mengerti.

"Ya, aku tidak bisa tidur"

Renjun berkata dengan nada pelan, suasana hutan sangat hening, padahal tadi mereka begitu ricuh bernyanyi mengelilingi api unggun. Beberapa waktu lalu dia juga masih bisa mendengarkan percakapan ringan dari kelompok lain tapi sekarang suasananya benar-benar senyap. Hanya terdengar suara jangkrik bernyanyi diiringi suara burung hantu yang bersuara beberapa waktu sekali.

Jaehyun menatap langit-langit tenda dalam diam, lalu duduk.

Renjun meliriknya dan mengerutkan kening, apa yang akan dilakukan hantu ini, pikirnya heran.

"Ayo pergi"

"Apa?"

Jaehyun menyibak selimut yang menggulung tubuh Renjun dan menyingkirkan nya. Renjun hendak protes karena ketika selimut itu jatuh hawa dingin semakin menusuk kulitnya.

"Apa yang kau lakukan?"tanya Renjun dengan mata melotot. Tangannya ingin menarik selimut itu kembali tapi tangannya digenggam tiba-tiba oleh Jaehyun.

"Aku ingin keluar-"

"Kalau ingin keluar, keluar sendiri. Kenapa menyeret ku!"

Jaehyun menghela nafas saat kata-katanya bahkan belum selesai dia ucapkan tapi Renjun menerobos memotongnya.

"Dengarkan dulu, aku ingin mengajakmu keluar. Ayo lihat bintang"ajak Jaehyun.

Renjun berfikir apakah hantu ini bercanda, di dalam tenda saja sudah dingin apalagi keluar dan bersentuhan langsung dengan angin.

"Tidak!"tolak Renjun tegas. Dia tidak ingin mati membeku.

"Ayolah, bintang di atas sedang bersinar terang"bujuk Jaehyun.

"Bagaimana kau tahu ada banyak bintang, kau dari tadi berada di dalam tenda bersamaku?"tanya Renjun tidak percaya.

"Aku bisa merasakannya"

Alasan macam apa itu, Renjun menyipitkan mata menatap Jaehyun. Jelas dia semakin tidak percaya dengan kata-kata hantu ini.

"Tidak, kau sendiri saja yang melihatnya"Renjun tetap pada pendiriannya tidak ingin keluar lalu ingin kembali merebut selimutnya.

Namun belum tangannya menyentuh kain hangat itu, tangannya di tarik dan Renjun jatuh ke pelukan seseorang. Dikatakan dia memeluk hantu, tapi suhu tubuh Jaehyun hangat seperti orang hidup.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang