tinggal sendiri

241 39 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.

Renjun menaiki bus dan pulang ke rumahnya. Sedangkan Jaehyun diam menunggu hingga ketika Renjun meletakan tasnya di kasur tubuh Jaehyun tiba-tiba berdiri di hadapannya membuatnya kaget.

"Astaga!"

Jaehyun tersenyum tanpa dosa lalu melambaikan tangannya. "Hai"

"Kenapa kamu disini?!"tanya Renjun marah.

Jaehyun menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Berjalan-jalan?"jawabnya ragu-ragu.

Jalan-jalan katanya? Dia tidak percaya!

Renjun menahan untuk tidak mengumpat "pergi" usir Renjun kasar.

Hantu itu- maksudnya Jaehyun jelas tadi sudah mengatakan tidak akan mengikutinya tapi kini hantu ini ada di rumahnya, dilamarnya dan dihadapannya. Sekarang Renjun sadar bahwa dia telah dibohongi oleh hantu yang sialnya tampan. Tapi apa gunanya tampan jika itu hantu!

Jaehyun memajukan bibirnya dan menatap Renjun dengan memelas. "Bisakah aku tinggal di sini?"

Mata Renjun melotot "tidak"tolaknya tegas. Rumahnya bukan hotel atau sesuatu yang bisa di tinggali sembarang orang. Masih mending orang, ini hantu. Hantu yang ingin tinggal di rumahnya? Renjun tidak akan membiarkan itu!

"Kenapa? Kau tinggal bersama pacar?"tanya Jaehyun, nadanya menggoda renjun. Yah tidak salah dia bertanya seperti itu, ayolah jaman sekarang bahkan anak-anak sudah berani tinggal bersama pacarnya, mungkin Renjun juga seperti itu. Memikirkan ini Jaehyun jadi ingin tahu apakah dia seperti itu juga ketika dia masih hidup.

'Hm sepertinya tidak, aku anak baik-baik'batin Jaehyun.

"Ada atau tidak ada pacar apa hubungannya dengamu. Cepat pergi"usir Renjun, matanya menatap tajam pada Jaehyun mencoba menakuti hantu ini.

Tapi sepertinya tidak berguna, yang dia coba takuti itu hantu. Hantu yang biasanya di takuti manusia, seperti dirinya. Renjun jadi pusing dengan pemikirannya.

Jaehyun memalingkan wajah dan dengan pura-pura tak mendengar amarah Renjun dia malah meneliti ruangan yang adalah kamar dari Renjun.

"Kamar yang bagus"pujinya ringan.

Renjun menarik nafas kasar dan menggertakan gigi.

"Ya! Jung Jaehyun kau ingin mati dua kali?"tanya Renjun pelan.

Tubuh Jaehyun mematung lalu melirik Renjun.

"Kau ingin membunuhku?"tanya Jaehyun pura-pura kaget.

"Jika kau tidak pergi, aku akan mencoba sekuat tenaga untuk melakukan itu, membunuhmu"jawab Renjun terlihat mengancam.

Jaehyun tertawa lalu merebahkan diri di kasur. Kelakuan yang tidak tahu diri itu membuat hati Renjun semakin panas.

"Sebenarnya, mencoba membunuhku itu sia-sia. Aku pernah menabrakan diriku ke mobil yang sedang melaju, tapi aku tidak mati dan tetap sadar. Aku pernah berdiri di ring tinju dan membiarkan orang memukulku aku tidak terluka dan membuat petinju itu kesakitan dengan raut bingung karena meninjuku yang tidak terlihat"kata Jaehyun lalu menatap Renjun dengan senyum getir. Yah, Jaehyun pernah sefrustasi itu dengan keadaannya sehingga dia lebih memilih untuk menghilang, tapi semua hal yang dia lakukan sia-sia pada akhirnya. Setelahnya Jaehyun hanya bisa pasrah dan hidup seperti ini.

"Aku tidak tahu aku hidup atau mati, tapi kalau kau mencoba membunuhku itu tidak akan berpengaruh dan jika kau mencoba memukulku kau akan terluka sendiri"lanjutnya dan memejamkan mata.

Mendengar cerita itu tubuh Renjun terasa kaku. Dia menatap tubuh Jaehyun yang sedang berbaring dengan perasaan rumit. Tapi jujur Renjun tak peduli dengan cerita sedih itu, bisa saja hantu ini hanya mengarang bukan.

"Aku tidak peduli"kata Renjun kejam.

Jaehyun menyipitkan mata dan memandang Renjun intens "kejam sekali, tapi aku juga tak peduli"

Renjun menggertakan giginya menahan amarah.

Karena tidak tahu harus berkata apalagi untuk mengusir hantu itu, Renjun memilih untuk mengabaikannya dulu lalu berbalik dan mengambil handuk untuk mandi. Sebelum pintu tertutup dia memandang Jaehyun dan memberi peringatan.

"Jangan mengintip!"

Pintu tertutup dengan keras dan Jaehyun yang masih berbaring membuka matanya, menatap pintu itu dan menggelengkan kepalanya dengan senyum yang terukir di bibirnya. Sejujurnya dia punya satu kelebihan, yaitu melihat sesuatu dengan matanya tanpa terhalang, baik tembok baja sekalipun. Tapi jangan berfikir dia mesum, dia tidak pernah ingin mengintip seseorang dalam artian dia sengaja mengintip. Yang ada adalah ketidaksengajaan karena kekuatannya ini, dia tidak meminta loh tapi di beri.

Jadi pada dasarnya kata-kata yang Renjun ucapkan tak bisa Jaehyun kabulkan, terkecuali dia harus pergi dulu. Tapi dia terlalu malas untuk pergi.

Renjun membuka pakaiannya satu persatu lalu menyalakan air. Tubuhnya segera basah di bawah air mengalir dan menggosok wajahnya.

Air yang dingin membuat tubuhnya sedikit bergetar karena itu dia tidak ingin mandi terlalu lama dan selesai hanya dalam waktu lima menit saja. Renjun melupakan baju ganti, itu membuatnya refleks menepuk dahi.

Jaehyun tertawa kecil lalu pura-pura menutup mata dan setelahnya mendengar pintu terbuka pelan.

Renjun berjalan pelan menuju lemari dengan handuk di pinggangnya. Membuka lemari dan mengambil baju tidur lalu kembali ke kamar mandi.

Setelah selesai Renjun mengabaikan jaehyun yang sedang berbaring dan keluar kamar untuk memasak makanan. Dia lapar dan butuh makan.

Jaehyun bangkit dan mengikuti Renjun, dia melirik rumah yang minimalis ini. Sampai sini dia mendapat beberapa tebakan.

"Apa kau tinggal sendiri?"

"Ya"jawab Renjun. Tangannya memotong sosis dan juga sayuran.

"Itu lebih bagus"gumam Jaehyun.

Renjun meliriknya dengan aneh "apanya yang bagus?"

"Yah karena kau tinggal sendiri, aku tidak perlu canggung tinggal disini"jawab Jaehyun.

Renjun meletakan pisau dan menatap tajam Jaehyun "maaf, apa kau bilang. Sejak kapan aku setuju kau tinggal disini?"tanya Renjun tak terima.

Jaehyun tersenyum "sejak aku menginjakkan kaki disini"jelasnya tak tahu malu.

Renjun memalingkan wajah dan mengumbar kecil "sial, hantu sialan!"

"Aku bisa mendengarmu"ujar Jaehyun.

"Ya, aku memang mengatakan itu untuk kamu dengarkan"kata Renjun kasar.

Jaehyun tertawa keras lalu duduk di kursi menonton Renjun memasak.

****

Jika sudah membaca dan suka sama ceritanya jangan lupa tap bintangnya. Coment juga boleh apalagi share. Terima kasih

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang