berubah

228 23 2
                                    

Selamat membaca.

Hati-hati typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Renjun keluar dari unit apartemen nenek yang dia tolong saat berada di lantai bawah. Nenek itu sudah sangat tua dan membawa banyak barang-barang, karena tidak tega melihatnya Renjun akhirnya membantunya membawa barang-barang itu masuk dan juga ketika melihat nenek itu Renjun jadi teringat neneknya yang sekarang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.

Kebetulan apartemen nenek yang dia tolong itu satu lantai di bawah apartemen Jeno.

Langit sudah gelap saat Renjun menghentikan sebuah taksi dan pergi ke rumah sakit.

Kenapa tidak langsung pulang, itu karena Renjun berniat melihat sang nenek sebentar setelahnya barulah dia akan pulang ke rumah. Jarak antara apartemen Jeno dan rumah sakit lebih dekat dari rumahnya sendiri.

Taksi berhenti di depan rumah sakit dan saat masuk Renjun bertemu dengan paman Jaehyun. Jung Sung-il.

Karena tidak pernah bersinggungan, keduanya hanya berpapasan seperti hal nya orang asing. Tapi begitu beberapa langkah Renjun tidak bisa menahan diri untuk tidak menoleh. Namun dia cukup terkejut saat melihat pria paruh baya itu juga menoleh kemudian tersenyum aneh padanya.

Renjun buru-buru memalingkan wajahnya dan berjalan dengan cepat dan sampai di ruangan sang nenek dengan nafas tak beraturan.

"Tuan Huang, kau tidak papa?"tanya perawat yang sedang mengecek keadaan nenek Huang.

"Ah, tidak apa-apa. Bagaimana dengan nenek apa ada sesuatu yang salah?"tanya Renjun dengan cepat mengalihkan pembicaraan.

Perawat berhasil teralihkan dan menjelaskan kondisi neneknya. Renjun mendengarkan dan mengangguk mengerti setelah perawat memberi tahunya tentang kondisi sang nenek dan juga menyuruhnya untuk tidak terlalu khawatir.

Setelah perawat pergi Renjun jatuh terduduk kemudian membuka laci rumah sakit, menyimpan bungkusan permen yang dia beli tadi saat sedang berbelanja makanan untuk Jeno.

Lalu tangannya berhenti karena memikirkan sesuatu, saat sudah membuat sebuah keputusan Renjun mengeluarkan sebuah sapu tangan dari sakunya kemudian menyimpannya di dalam laci.

Renjun tidak berlama-lama di rumah sakit kemudian pulang.

***

Jung Sung-il melangkahkan kaki ke mansion mewah miliknya, lalu berhadapan dengan anak buah yang dia minta untuk mengawasi pemuda bernama Lee Jeno.

"Apa ada pergerakan?"

"Ya, pemuda itu keluar sore tadi. Kami membuntutinya tapi karena dia sepertinya menyadari kami mengikutinya dia berlari. Kami mengejarnya tapi kemudian ada yang menolongnya hingga kami kehilangan jejak"

Jung Sung-il mendengarnya kemudian duduk dengan menghilangkan kaki, menyulut sebatang rokok dan menyesapnya. Asap putih mengepul keluar dari sela-sela bibirnya dan kemudian dia berkata.

"Oh, lalu pemuda Huang itu, apa hubungan keduanya?"

"Menurut informasi yang kami cari, Huang Renjun adalah teman dari Lee Jeno, mereka sudah berteman cukup lama"

Jung Sung-il "teman?"

"Ya, keduanya adalah teman"

Jung Sung-il mengangkat sudut bibirnya, kemudian setelah puas menerima informasi dia membiarkan anak buahnya kembali untuk menjalankan tugasnya.

Setelah hanya tinggal dirinya seorang diri di ruangan itu, Jung Sung-il kemudian bangkit lalu masuk ke sebuah ruangan.

Ringan yang tidak besar dan sangat gelap. Tidak ada ventilasi udara sehingga membuat bau ruangan itu cukup pengap. Di tengah ruangan terdapat meja besar dimana di atas tepat di tengah-tengah nya terdapat sebuah foto keponakannya. Jung Jaehyun.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang