pulang

138 24 0
                                    

Typo bertebaran.

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semua orang bermain untuk menghabiskan waktu yang tersisa sebelum pulang, ada yang ke danau dan ada juga yang malah menyambangi kelompok lain, kalau itu adalah segerombolan gadis yang katanya melihat pria tampan di kelompok lain dan ingin pergi berkenalan, untung-untung bisa dapet nomer telepon

Semalam Renjun sendiri sudah melihat danau meskipun tidak sejelas di siang hari, tapi menurutnya itu cukup dan Renjun tidak lagi penasaran. Kini dia tengah melipat tenda dan mengumpulkan sampah-sampah yang dia hasilkan dan memasukannya ke dalam tas.

Setelah semua nya selesai Renjun duduk di rerumputan dan melihat orang lain yang memiliki kesibukan masing-masing. Lalu pikirannya akhirnya mengingat Jaehyun.

"Kemana hantu itu pergi, kenapa dia mulai menghilang tanpa kabar seperti ini"gumam Renjun. Dia sudah mencoba memanggil nama Jaehyun seperti yang dia lakukan  dulu, dan biasanya tak lama hantu itu akan muncul. Tapi sekarang setelah panggilan berkali-kali yang dia lakukan Jaehyun tidak kunjung menampakan diri.

"Kenapa aku merasa bahwa tebakanku benar"

Iya, tebakanku benar loh Ren. Cepetan cari solusi gih.

Dia membutuhkan Jeno untuk di ajak berbicara dan memilah informasi untuk ini, tapi dia masih berada di tengah hutan dan meskipun ini masih menjadi bagian tempat wisata, sinyal disini sangat jelek.

Di tengah dirinya yang melamun, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya. Renjun mendongak dan melihat wajah Mark.

"Kenapa?"

Entah perasaan nya saja atau memang benar Mark selalu berputar di sekitarnya.

"Tidak, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

"Tidak"tanpa menunggu kemana tepatnya Mark akan mengajaknya Renjun dengan cepat menolak. Sebentar lagi mereka akan turun gunung dan dia tidak bisa merepotkan ketua kelas jika menemukan dirinya tiba-tiba pergi.

"Jangan langsung menolak, aku hanya ingin mengajakmu melihat pemandangan yang bagus"kata Mark lagi masih berusaha membujuk Renjun.

Mata Renjun menyipit "kenapa harus aku, kita tidak saling mengenal. Kenapa kau tidak mengajak teman-teman mu saja"ujar Renjun curiga.

Mark tersenyum paksa dan menggaruk telinganya yang berubah merah.

"Karena kau yang ingin aku ajak, soal teman bukankah kita sudah berteman dari kemarin saat aku membantumu mendirikan tenda. Ayolah, sekali saja"
Bujuk Mark dengan bertingkah genit.

Dahi Renjun mengerut melihatnya, kenapa orang ini begitu aneh. Kenapa dia bisa bertemu orang seperti ini disini.

"Tidak, kelompok kami akan segera pulang, lebih baik cari orang lain"Renjun hendak pergi karena sudah tidak ingin berhadapan dengan Mark tapi tangan orang lain menahannya.

"Tidak akan lama, aku janji"

"Kenapa kau begitu memaksa?!"Renjun kehilangan kesabarannya dan berkata marah.

Mark mengedarkan tatapannya, dia juga bingung mau bicara apalagi. Masalahnya memang aneh karena tiba-tiba menawarkan seseorang yang bahkan bukan seorang kenalan untuk berjalan-jalan di saat banyak teman akrab di sekitarnya. Renjun juga tidak akan sebodoh itu, Mark ingin menangis saja rasanya. Yang bodoh adalah orang itu.

"Anggap saja ini sebagai balasan untuk bantuan kemarin"Mark mengatakan itu dengan memejamkan mata. Bukankah ini seperti menjilat ludah sendiri. Apa yang dia katakan pada pemuda itu kemarin dan apa yang dia lakukan sekarang begitu terbalik.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang