memergoki

119 17 1
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
hati-hati typo bertebaran.
.
.
.
.
.

Renjun berjalan memasuki cafe dengan langkah cepat. Cafe dalam keadaan ramai seperti biasa, banyak muda-mudi yang berkumpul bersama di setiap meja hingga tempat itu penuh, tapi Pria yang dia cari tidak ada di tempat biasa.

"Halo Renjun Hyung, mencari Jeno Hyung kan. Sayang sekali dua hari ini dia tidak datang ke cafe"sapa seorang perempuan yang menjaga kasir saat melihat Renjun.

"Tidak datang?"tanya Renjun heran.

"Ya, dua hari ini Jeno Hyung tidak datang. Mungkin dia sedang sibuk mengurus cabang lain"

Renjun termenung sejenak, ini belum akhir bulan. Dia sendiri tahu jadwal Jeno untuk mengunjungi cabang lain dan itu adalah akhir bulan. Renjun menyapa pegawai itu sebentar sebelum pamit.

Tujuannya kali ini apartemen Jeno, dia yakin bahwa pemuda itu ada di sana.

Butuh sekitar dua puluh menit untuk mencapai gedung apartemen Jeno. Menaiki lift dan keluar setelah mencapai lantai dimana unit Jeno berada. Nafas Renjun sedikit terengah karena berjalan terburu-buru. Renjun memencet bel tapi tidak ada yang membalas jadi dia mengeluarkan kunci apartemen yang Jeno berikan padanya dari tas dan menerobos masuk.

Tapi ruangan itu terlihat sepi dan cahaya remang-remang terlihat dari jendela yang tertutup, bahkan Jeno tidak menyalakan lampu.

Renjun menyadari bahwa apartemen ini sangat berbeda dari yang sebelumnya dia lihat, terlihat lebih berantakan. Apa tidak ada yang membersihkan, biasanya Jeno akan menyuruh orang untuk melakukan pekerjaan bersih-bersih.

Tapi dia tidak ada waktu untuk memikirkan masalah ini, Renjun berjalan menuju pintu kamar Jeno.

Kebetulan pintu itu tidak terkunci, ini memudahkan Renjun untuk masuk, dengan pelan Renjun mendorong pintu hingga terbuka. Tapi melihat apa yang terjadi di dalam mata Renjun melotot karena terkejut.

Di kasur king size itu Jeno tengah tertidur sangat nyenyak, tapi bukan itu masalahnya. Tapi Jeno kini tengah memeluk seseorang yang dia kenal. Haechan!

"Lee Jeno?!" Panggil Renjun setengah berteriak, kaget! Siapa yang tidak kaget saat memergoki temannya yang tengah tertidur dengan orang lain dalam keadaan tidak memakai baju. Dari mana Renjun tahu keduanya tidak memakai baju, itu karena selimut yang di pakai keduanya tidak benar-benar menutupi tubuh itu. Dan yang membuatnya heran adalah kapan keduanya menjalin hubungan?!.

Jeno dan Haechan, untuk ke sekian kalinya Renjun ingat bahwa Jeno terlihat membenci Haechan waktu keduanya berbicara di rumah sakit waktu itu, dan sekarang Jeno malah membawa orang lain ke kasurnya dan berpelukan dengan erat.

Karena teriakan seseorang, Jeno sedikit terusik dan membuka sebelah matanya. Tapi saat matanya dengan jelas melihat sosok Renjun. Jeno buru-buru bangun dengan kecepatan maksimal.

"Ren-renjun?!"

"Apa maksudnya ini?"tanya Renjun pelan setelah menemukan kembali suaranya.

Melihat pundak Haechan yang yang di penuhi ruam merah dan gigitan membuat Renjun ingin pingsan saja.

"Biar aku jelasin-"Jeno baru membuka mulut tapi Renjun segera memotongnya.

"Jelasin apa lagi, aku udah lihat semuanya. Kalian punya hubungan di belakang aku. Lalu yang kamu bilang di rumah sakit kamu bakal kasih dia perhitungan, semuanya bohong?"kata Renjun tak percaya.

Raut wajah Jeno setengah kebingungan lalu turun dari kasur dan mencari celananya. Tubuhnya benar-benar tidak terhalang apapun saat satu-satunya selimut yang menutupi tubuhnya di singkirkan.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang