hantu pelindung

153 22 2
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.

Jaehyun mengikuti langkah Renjun yang sedang memilih baju di sebuah toko di pusat perbelanjaan. Kakinya mengikuti langkah Renjun tapi matanya sudah berkeliaran menatap pakaian yang berjejer rapi di tempat itu sebelum kembali menatap Renjun di depannya.

"Kau ingin membelinya, tapi menurutku ukurannya terlalu besar"kata Jaehyun berkomentar. Matanya melirik baju di tangan Renjun yang ukurannya memang tidak sesuai dengan baju yang seperti di lemari pemuda itu.

"Memang bukan untukku, ini untuk temanku"ucap Renjun menerangkan.

"Temanmu yang kemarin kau temui?"tanya Jaehyun, tanpa sadar ada nada tak suka dalam suaranya.

Renjun tak menyadarinya karena fokusnya masih ada di baju di tangannya.
"Ya, dia membelikanku sepatu kemarin jadi hari ini aku akan membeli baju untuknya"jelas Renjun.

"Kau tidak ingin membeli untukku?"celetuk Jaehyun tiba-tiba.

Renjun menoleh lalu melirik pakaian yang dipakai hantu ini. Kemeja putih dan celana hitam yang tidak pernah berganti dari awal keduanya bertemu.

"Hantu juga perlu ganti baju?"

"Ya"jawab Jaehyun tapi sedikit tak yakin.

"Tidak mungkin, kau bahkan tidak bisa memegang apapun"gumam Renjun tak percaya.

Jaehyun menghela nafas lalu memalingkan wajah.

Melihat itu Renjun merasa sedikit kasihan lalu memilih satu baju lagi yang kira-kira cocok dan pas untuk Jaehyun lalu membayar ke kasir.

"Kau akan mengikutiku?"

"Ya jika diijinkan"jawab Jaehyun seraya mengangguk. Tapi pada dasarnya di ijinkan atau tidak Jaehyun akan tetap mengikuti Renjun, setelah insiden pemuda itu yang hampir tertabrak motor Jaehyun menjadi khawatir akan keselamatan Renjun dan ingin selalu menjaganya dan berada di sisinya. Seperti malaikat pelindung, hanya saja dia bukan malaikat tapi hantu.

Hantu pelindung Huang Renjun!

Hm, namanya terdengar bagus juga. Batin Jaehyun.

Renjun berfikir kemudian mengangguk "baiklah tapi kau jangan membuat keributan"kata Renjun.

Jaehyun tersenyum lalu mengangguk "oke, lagipula apa yang bisa ku perbuat"

"Mengganggu pelanggan, kau tidak bisa memegang benda tapi manusia masih bisa bukan"

"Hmm tapi tenang aku tidak suka menjahili orang" sepertinya Jaehyun melupakan hari dimana dia menjahili Haechan dan keduanya temannya.

"Oke tapi aku harus pergi ke rumah sakit sebentar"kata Renjun.

"Untuk apa?"

"Menjenguk nenek ku"kata Renjun singkat.

Keduanya keluar dari mall dan menaiki taksi menuju rumah sakit swasta yang ada di kota itu. Jika Renjun tak salah rumah sakit ini adalah rumah sakit terbesar dan juga memiliki fasilitas terlengkap dan sudah di akui sangat bagus oleh masyarakat. Banyak juga orang-orang penting dan terkenal yang jika sakit akan dilarikan ke rumah sakit ini, seperti aktris dan pengusaha kaya. Itu sebabnya dia memaksa agar neneknya di rawat di sini, meskipun dia harus berdebat sengit dengan orang-orang itu yang hanya menyayangi uang.

Renjun pergi ke ruang dimana neneknya dirawat. Sudah genap enam bulan neneknya disini, hidup dengan alat yang dibutuhkan untuk menopang hidupnya.

"Bagaimana kondisi nenek dokter?"tanya Renjun pada dokter yang merawat neneknya.

"Keadaan nyonya Huang masih berjalan di tempat. Ini masih sebuah keberuntungan karena tidak ada kemunduran sejak dua bulan yang lalu"jawab dokter.

Renjun mengangguk mengerti, ya untuk kecelakaan separah itu neneknya sangat hebat karena bisa bertahan di masa tuanya.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang