Camping

141 20 1
                                    

Selamat membaca.
.
.
.
.
.
.

Bus berhenti, Renjun turun lebih dulu dan berfikir bahwa Jaehyun akan mengikutinya, seperti biasa. Tapi beberapa langkah dia berjalan Renjun tidak merasakan seseorang mengikutinya. Dengan bingung Renjun menoleh ke belakang, untuk melihat Jaehyun yang mungkin tidak berjalan mengikutinya tapi melayang. Hanya saja ketika dia berbalik dia tidak melihat Jaehyun.

Seperti orang yang kehilangan dia melihat sekitar mencari sosok tinggi Jaehyun, tapi dia tidak bisa menemukannya.

"Kemana hantu itu"pikir Renjun pada dirinya sendiri.

Renjun lama berdiri di sana dengan kebingungan sampai seseorang menepuk bahunya.

"Huang Renjun, kau mencari apa?"tanya orang itu yang ternyata adalah ketua kelas, Liu Yangyang.

Renjun menatap yangyang lalu menggelengkan kepala pelan. "Tidak ada"gumam Renjun pelan.

Sangking pelannya Yangyang sampai tidak mendengarnya dengan jelas dan menunduk ke arah Renjun untuk mendengarnya.

"Hah?"

Dahi Renjun mengerut sebelum menjawab dengan agak keras. "Tidak, lupakan"katanya acuh.

Yangyang menggaruk kepalanya bingung, apa yang dilupakan. Tapi sudahlah, dia tak peduli. Yangyang merangkul bahu Renjun, dan untuk pertama kali ini adalah jarak terdekat nya dengan pemuda pendiam ini setelah keduanya berada dikelas yang sama selama tiga tahun tapi bahkan belum berinteraksi layaknya teman sekelas.

"Baiklah, kalau begitu ayo pergi ke kelas. Sebelum guru masuk aku akan mengumumkan rencana kelas di tahun terakhir sekolah"ujar yangyang lalu menyeret Renjun yang terlihat tak nyaman.

Kalau hanya merangkul ,Renjun mungkin akan biasa saja tapi yangyang bahkan hampir mencekiknya dan menyeretnya pula.

Tapi Renjun tidak mengatakan apapun sampai keduanya tiba di kelas.

Pemandangan ketika keduanya datang membuat semua orang menonton dengan wajah tak percaya.

"Eh ketua kelas, bagaimana bisa kau merangkul Renjun seperti itu. Dia terlihat kesakitan"ujar salah satu siswi begitu melihat wajah Renjun yang memerah.

Barulah setelah mendengar kata-kata itu yangyang menunduk dan menatap wajah Renjun. Wajahnya Renjun benar-benar memerah, dengan cepat yangyang melepaskan rangkulannya.

"Astaga, aku tidak sadar. Kau tidak apa-apa kan?"

Renjun mengusap lehernya dan menggelengkan kepala "tidak papa"

Yangyang merasa malu lalu menepuk bahu Renjun. "Maaf, aku benar-benar tidak sadar. Kau bisa duduk di bangkumu"yangyang mengulurkan tangannya menyuruh Renjun duduk di bangkunya.

Renjun tak menolak lalu berjalan ke kursinya. Sementara itu yangyang yang sudah menyingkirkan rasa malu barusan berjalan ke podium di depan kelas.

"Baiklah, apakah semuanya sudah hadir?"tanya yangyang seraya melirik ke penjuru kelas.

Melihat beberapa bangku yang kosong tanpa menunggu jawaban temannya yangyang berdecak kesal. Hal seperti ini yang dia tidak suka, padahal dia sudah mengatakan di grup bahwa semuanya harus datang pagi meskipun pembagian nilai oleh wali kelas dilaksanakan di siang hari karena dia ingin mengumumkan sesuatu.

"Sudahlah, tinggalkan saja mereka. Apa yang ingin kau umumkan?" Kata Yunjin.

Yangyang terdiam sesaat lalu mengangguk "baiklah aku akan mengatakannya sekarang, aku akan memberitahu mereka yang datang terlambat nanti.

Oke, jadi aku ingin memberitahukan bahwa rencana kelas kita untuk liburan kali ini sudah di putuskan. Berdasarkan diskusi dan rapat anggota organisasi kelas liburan kita kali ini adalah camping di hutan selama dua hari satu malam" jelas yangyang dan bertepuk tangan sendiri.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang