Marah

225 30 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.

Jam alarm membangunkan seorang pemuda mungil dengan suaranya yang memenuhi kamar. Dahi pemuda itu mengerut menjelaskan bahwa dia terganggu, tangannya meraba-raba ke samping. Tujuannya jelas ingin menghentikan suara mengganggu itu.

Tapi tangannya yang pendek tidak menggapai apapun, pada akhirnya dengan terpaksa dia membuka mata dan melirik ke samping. Mematikan alarm dan ingin kembali bergelung dengan selimut hangatnya.

Tapi pada saat ini tangannya tidak bisa menarik selimutnya ke atas membuatnya mengerutkan dahi.

"Ah lepaskan!" Dia bisa merasakan bahwa selimutnya di tarik oleh seseorang.

Seseorang? Bukankah dia tinggal sendiri.

Renjun berhasil tersadar dari rasa kantuknya dan melihat dengan mata tajam pada sosok yang menahan selimutnya.

Ya tidak ada seseorang tapi hantu.

Mata Renjun jelas menyiratkan rasa marah. Ketika dia mengatakan pada Jaehyun untuk tidak mengikutinya pulang salah sebuah kebenaran. Dia sangat serius ketika mengatakan itu, tapi dia tidak tahu darimana kata-katanya yang mengandung nada bercanda sehingga Jaehyun tidak mengerti dan tetap mengikutinya pulang.

Jaehyun tersenyum polos dan melepaskan selimut dari tangannya. Dengan rendah hati dia membantu pemuda malas itu untuk melipatnya, bukankah dia sangat perhatian?

"Selamat pagi, apa kau tidur nyenyak?" Nadanya tidak membawa kecanggungan apapun dan terus berkata "kemarin kau begitu lelah sampai tidak mengganti baju, betapa joroknya"

Jaehyun menampilkan raut jijik di wajahnya, jelas ingin menggoda Renjun.

Tapi apakah Renjun ingin ikut di dalamnya itu adalah hal lain. Dengan kasar tangannya merampas selimut yang baru di lipat Jaehyun dan kembali mengacak-acak nya.

Jaehyun tertegun dan melihat ke atas. Barulaj dia sadar bahwa Renjun sedang menatapnya tajam.

"Kenapa kau melihatku seperti itu dan...." Jaehyun menatap selimut yang baru dia lipat tapi sudah berantakan kembali oleh ulah Renjun. Dalam hati Jaehyun mengeluh, dia sudah melakukan perbuatan baik tapi mengapa sepertinya Renjun tidak menghargainya.

Renjun tak memiliki niat untuk menjawab kata-kata Jaehyun dan mengabaikannya. Turun dari kasur langkahnya yang ringan membawanya ke kamar mandi untuk membersihkan diri, meninggalkan Jaehyun dengan tanda tanya.

Dari tempatnya Jaehyun melihat bahwa Renjun mulai mandi dengan tenang. Kemudian dia memalingkan wajah tidak berniat untuk terus mengintipnya.

Dalam hati Jaehyun sudah merasa gelisah, "sepertinya dia marah"

Itu bisa dilihatnya dari tatapan pemuda itu yang tajam, lalu meningkatkannya. Dan perilakunya saat Renjun tidak menghargai niat baiknya.

***

Dengan pakaian yang sudah rapi dan tubuhnya yang kembali segar setelah mandi, kini Renjun menyibukkan dirinya dengan membuat sarapan untuk dirinya.

Sikapnya yang acuh benar-benar mengabaikan kehadiran sosok hantu Jaehyun yang kini tengah meratap di sofa. Memandang apa yang dilakukan pemuda mungil itu.

Jaehyun sudah melupakan apa yang terjadi kemarin sehingga kini dia kebingungan dengan sebab mengapa pemuda itu terlihat sangat marah padanya.

Dia ingin bertanya secara langsung "mengapa kamu marah dan mengabaikan ku?" Tapi setelah memikirkannya Jaehyun yakin Renjun akan semakin marah.

Bajingan mana yang bahkan tidak tahu kesalahannya, tapi dialah bajingan itu sendiri.

"Hari ini libur bukan?"tanya Jaehyun memulai basa-basi yang sudah sangat basi.

Like We Just Met | JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang