Octava juga tidak tahu harus bersikap bagaimana ketika Pak Gourse memohon padanya untuk memaafkan perilaku Helena. Ia tidak menduga kalau Pak Gourse akan bersikap begitu rendah hati dan minta maaf untuk putrinya. Mungkin karena Pak Gourse mencintai putrinya. Mungkin juga karena lelaki itu ingin menikahi Amanda. Tapi bagaimana dengan harga diri Octava? Bagaimana gadis itu mengobati rasa sakit hatinya dari omongan Helena yang menghinanya?
"Helena sebenarnya baik. Ia hanya gadis yang jujur dan apa adanya. Ia tidak mungkin menghina orang lain dengan sengaja. Tolong, maafkan putriku itu. Aku akan menghukumnya nanti. Tapi, aku mohon jangan membuat masalah ini jadi dendam." Pak Gourse meyakinkan Octava sampai mulutnya berbusa-busa.
Ini hari pertama Octava menginjakkan kakinya di rumah keluarga Gourse. Dan pengalaman yang ia dapatkan tidaklah begitu berkesan. Namun, melihat wajah ibunya yang bahagia karena bisa berada bersama Pak Gourse, membuat Octava bimbang.
Diperlakukan begitu oleh Helena memang membuat Octava tidak ingin menetap di rumah ini. Di sisi lain, sebagai anak tunggal ia juga tak bisa membiarkan Amanda sendiri. Paling tidak, Octava harus mengawasi perempuan bernama Helena itu. Agar jangan sampai dia menyakiti Amanda.
"Aku memaafkannya, Pak. Aku hanya kaget. Aku seharusnya mengetuk pintu lebih dulu. Aku benar-benar lupa kalau salah satu kamar itu pasti milik Helena." Octava memilih berdamai hari ini. Ia ingin tahu, seberapa jahat gadis bernama Helena itu sebenarnya.
Pak Gourse langsung memeluk Octava dengan girang. "Oh, sayang! Aku tahu kamu gadis yang rendah hati dan pemaaf. Terimakasih sudah memberi Helena kesempatan sekali lagi. Nanti dia akan menemuimu dan minta maaf secara pribadi denganmu. Dia selalu begitu. Tapi dia gadis yang baik."
Octava hanya mengangguk.
"Ayo kita makan. Amanda sudah menunggu. Apa kamu makan daging? Apa kamu menyukai sayuran?" tanya Pak Gourse pada Octava.
Octava garuk-garuk kepala, belum pernah ada yang bertanya soal itu padanya. "Hm... Aku makan apa saja. Aku tidak punya pantangan."
"Bagus sekali! Karena Helena tidak makan daging. Dia hanya makan sayuran. Aku juga sedang belajar mengurangi daging. Supaya tidak darah tinggi atau kolesterol. Aku kan sudah tua." Pak Gourse bicara panjang lebar.
Octava tersenyum menanggapi lelaki di depannya. Ia merasa aneh. Dan gadis itu baru tahu kalau ada pria secerewet Pak Gourse di dunia ini.
"Aku ingin mengurangi yang manis-manis." Octava menanggapi pria itu.
"Apa karena kamu sudah manis?" tanya Gourse bercanda. "Apa kamu sudah punya pacar, Octava?"
Octava berkerut keningnya. Ia pura-pura tertawa pada lelucon Gourse. Apa hubungannya manis-manis dan pacar? Tapi gadis itu memilih untuk tidak memperpanjang keraguannya. "Ya, aku sudah punya pacar, Pak."
"Kalau begitu ajak dia kemari sesekali. Aku ingin lihat siapa lelaki yang berani memacari calon anakku," ujar Pak Gourse. Ia busungkan dadanya yang kurus.
"O-Oke..." jawab Octava ragu-ragu. Pak Gourse bersikap terlalu baik. Dan itu membuat Octava agak takut. Ia takut kalau ia akan merasa terlalu nyaman di rumah ini. Ia takut akan mulai membandingkan almarhum ayahnya yang dingin dengan keramahan sikap Pak Gourse. Octava takut kedudukan ayahnya akan terganti.
"Satu lagi, Octava." Gourse memegang pundak Octava dan menatap serius pada gadis itu. "Kamu boleh memanggilku Papa atau Ayah. Kalau kamu sudah siap. Aku tidak akan memaksamu. Nyamankan dirimu di rumah ini. Dan jangan terlalu dipikirkan kalau Helena bilang yang aneh-aneh."
"Tentu saja, Pak. Terimakasih." Sekali lagi pipi Octava menjadi merah.
Gourse tersenyum. "Kamu sudah memilih yang mana kamarmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Microscopic Lust GXG (END)
Romansa18+ "Cinta segitiga itu tidak ada, Santi. Yang ada hanya rasa angkuh untuk membagi!" -Octava Gourse- Octava adalah seorang gadis berusia 22 tahun. Pernikahan kedua sang ibu dengan seorang miliader bernama Gourse membuat gadis itu harus tinggal serum...