Dinner

3.6K 374 61
                                    

Suara sendok dan garpu yang bergesekan diatas piring menambah keramaian diruang makan itu. Semuanya tengah menikmati makan malam sambil mengobrol, termasuk Sunghoon yang saat ini sedang tertawa bersama Riki mengingat kejadian siang tadi di sekolah. Riki dan Sunghoon memang satu kelompok meja makan hanya Jay yang terpisah dari mereka. Itulah mengapa terkadang jika tidak ada yang mengawasi saat waktu makan, Jay akan pindah ke meja Sunghoon.

Tapi kali ini Jay harus tetap berada dimejanya mengingat kepala asramanya, Bu Mita bertugas mengawasi mereka malam ini. Wanita itu berjalan keseluruh ruangan memerhatikan semua meja makan agar tidak ada makanan yang tersisa sedikit pun.

Langkahnya terhenti saat melihat sebuah bangku kosong di meja Sunghoon berada. Ia pun bertanya, "Siapa yang tidak ada disini?"

Sunghoon hanya melihat sekilas wanita berkacamata itu tidak berniat menjawab pertanyaan tersebut.

"Anak cacat itu bu yang ga bisa ngomong," ujar Sunoo sambil meledek dan langsung disambut oleh tawa dari anggota meja sepuluh itu, kecuali Sunghoon yang sedang sibuk dengan menikmati sup ayamnya itu.

Tatapan tajam langsung dilayangkan oleh Bu Mita kepada Sunoo hingga seluruhnya terdiam. Bu Mita yang melihat Sunghoon pun bertanya kepadanya, "Sunghoon, dimana teman kamu?"

"Teman? Siapa bu? Riki atau Jay?" tanya Sunghoon balik.

"Ibu nanya Jake. Dimana dia?"

"Di kamar kali bu,"

"Kamar? Kenapa dia ga turun kesini?"

"Ya mana saya tahu, bu. Lagi sakit kali," 

"Kalau gitu nanti kamu antar makan malam buat dia,"

Sunghoon berdecak kecil mendengar itu. "Kok saya sih bu? Yang lain kan bisa,"

"Kamu kan teman sekamarnya." Sunghoon memutar bola matanya malas. "Jangan lupa Sunghoon. Selesai makan malam ini kamu kasih ke Jake," lanjut Bu Mita.

"Iya bu."

Terpaksa Sunghoon mengiyakan itu. Tangannya meremat gelas kaca itu dengan kuat hingga hampir menunjukkan urat tangannya. Sungguh, dia sangat malas mengantar makan malam untuk Jake. Ingin rasanya Sunghoon tidak mengantarnya tapi akan jadi masalah nantinya. Sunghoon malas berurusan dengan itu.

Tepat pukul delapan malam, satu per satu meninggalkan ruangan yang sangat luas itu. Sesuai permintaan Bu Mita, Sunghoon membawa makan malam milik Jake ke kamarnya. Ia membuka pintu kamar lalu melihat kearah Jake yang sedang duduk diatas kasur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, hanya kepalanya saja yang terlihat.

Sunghoon meletakkan piring itu diatas meja dengan kasar hingga hampir membuat lauknya terjatuh. "Lo kenapa sih ga turun kebawah? Nyusahin aja bangsat!"

Jake sama sekali tak menatap Sunghoon. Ia terus menundukkan kepalanya sambil kedua tangannya meremas selimutnya dari dalam. Sunghoon yang merasa tidak diperhatikan pun menghampiri kasur Jake dan menoyor kepalanya kuat.

"Gua lagi ngomong sama lo woy!"

Dengan perlahan, Jake mendongakkan kepalanya menatap wajah dingin Sunghoon. Bisa Sunghoon lihat bagaimana kulit wajah Jake yang sedikit basah juga mata dan hidungnya yang memerah seperti habis menangis. Tapi, Sunghoon tidak memedulikan itu. 

"Makan tuh udah gua bawain disuruh Bu Mita. Berasa jadi babu gua," kesal Sunghoon. 

Ia pun melangkahkan kakinya menuju kasurnya itu lalu memainkan handphonenya sambil sesekali tersenyum melihat layar benda pipih itu. Entah apa yang sedang ia lakukan.

Jake masih tetap berada diposisinya, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal itu. Ia hanya melihat sekilas makan malamnya yang ada diatas meja. Tidak selera untuk menyentuhnya bahkan mencicipinya. Bukan karena lauknya yang tidak enak tapi karena pikiran Jake masih terngiang-ngiang kejadian saat disekolah tadi, saat Sunghoon hampir mempermalukannya didepan semua orang. Tangan kanannya yang Sunghoon injak juga masih meninggalkan rasa sakit. 

I WISH I COULD HEAR || SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang