Jealous

4.4K 393 84
                                    

"Tapi gue mau lo tetep tanggung jawab."

Jake meneguk ludahnya kasar. Sementara Sunghoon hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Dan saat wajah Sunghoon mulai mendekati wajah Jake, Jake langsung menutup matanya sambil kedua tangannya meremas selimutnya itu.

Tapi, sedetik kemudian terdengar suara tawa dari pria yang masih berada diatasnya itu.

"Ngapain lo tutup mata gitu?" tanya Sunghoon dengan nada mengejek.  "Buka mata lo."

Melihat Jake yang sama sekali tidak mau membuka matanya, Sunghoon menjentikkan jarinya pada kening Jake hingga akhirnya Jake mau membuka matanya karena merasakan sakit pada keningnya. 

Jake meneguk ludahnya kasar. Posisi Sunghoon yang masih berada diatas tubuhnya membuat detak jantung Jake memburu. Sementara Sunghoon hanya menatap Jake, lebih tepatnya fokus kearah bibir Jake.

"Ternyata lo bisa cantik juga ya kalau lagi dibawah gua."

Ucapan Sunghoon barusan membuat pipi Jake memanas. Tubuhnya sampai membeku, tidak tahu harus bereaksi apa. Tatapan Jake yang terlihat seperti puppy eyes itu pun membuat Sunghoon terpaksa menahan senyumnya. Tidak tahu kenapa Sunghoon merasa gemas dengan tatapan Jake yang seperti itu.

"Disini cuma ada lo sama gua." Sunghoon bergumam sejenak lalu berkata,"Enaknya ngapain ya?" 

Jake menggeleng kaku pertanda tidak tahu. Ingin rasanya ia mendorong Sunghoon agar menjauh darinya. Jake sudah tidak kuat dengan posisi seperti ini. Tatapan Sunghoon yang tajam juga terlihat seperti ingin memangsa orang semakin membuat nyali Jake menciut.

Lantas, Sunghoon semakin merapatkan dirinya pada Jake, mendekatkan bibirnya ke telinga milik Jake lalu berbisik pelan. "Kerjain semua tugas gua. Jangan sampai ada yang salah."

Setelah mengatakan itu, Sunghoon menjauhkan darinya tubuh Jake. Sedangkan Jake langsung mengambil posisi duduk sambil tangannya meremas guling yang ada disebelahnya. Jantungnya masih berdebar dengan tindakan Sunghoon tadi. Bahkan aroma tubuh Sunghoon sangat jelas tercium di indra penciumannya. Tapi kali ini bukan bau mint yang masuk kehidungnya tapi lebih kearah parfum yang baunya seperti permen. Jake mulai berpikir kalau Sunghoon pulang sampai selama itu karena ia sedang menemui seorang gadis atau mungkin saja kekasihnya.

Jake masih menatap Sunghoon dengan puppy eyes nya itu sambil mengulum bibir bawahnya seakan ingin mengatakan kenapa Sunghoon harus seperti itu, harus berada diatas tubuhnya kalau hanya ingin menyuruhnya untuk mengerjakan semua tugasnya. 

Sunghoon yang melihat mata Jake berkaca-kaca pun tertawa kecil membuat Jake mengerjapkan matanya lucu, bingung dengan Sunghoon yang tiba-tiba tertawa tanpa sebab. 

"Udah tahu kan tanggung jawab lo apa? Kerjain sana!" tegas Sunghoon.

Jake yang melihat tangannya masih mengeluarkan darah pun menunjukkannya pada Sunghoon. 

"Apaan?"

Dengan tangan kanannya yang tidak terluka sama sekali oleh pecahan keramik itu, Jake mulai menulis. "Tangan aku sakit Sunghoon. Aku mau obatin dulu."

"Halah. Gausah diobatin. Lagian darahnya cuma sedikit ga usah lebay lo jadi orang."

Jake hanya menundukkan kepalanya, menatap lima goresan yang ada pada tangannya. Memang darahnya tidak banyak tapi rasanya sangat perih. 

"Udah sana kerjain! Ngapain masih duduk?!"

Saat Jake ingin beranjak dari kasurnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar mengalihkan atensi keduanya kearah pintu itu. Dengan langkah malas, Sunghoon membuka pintu itu dan mendapati Heeseung sudah berdiri didepannya dengan tatapan dinginnya.

I WISH I COULD HEAR || SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang