Ice Cream

3.7K 365 42
                                    

"Sunghoon?!"

Kedua mata Sunghoon yang sedari tertutup rapat terbuka saat mendengar sebuah suara yang mirip dengan suara perempuan yang familiar ditelinganya. Ia melihat kearah pintu namun tidak ada siapa pun disana, pintu itu masih tertutup rapat.

Sunghoon menghela nafasnya lega, sepertinya ia hanya mengigau saja. Lalu ia melihat kearah pria yang berbaring disebelahnya, sangat terkejut saat tangannya sedang memeluk erat pinggang pria itu bahkan tubuh keduanya sangat menempel. Sontak ia langsung mendorong Jake dengan kuat hingga menciptakan bunyi yang cukup kuat karena lutut Jake terbentur lantai putih itu.

"Lo ngapain tidur disebelah gua? Udah gila ya lo?"

Jake menatap Sunghoon dengan tatapan bingung. Seharusnya dia yang menanyakan itu. Sunghoon sendiri yang tiba-tiba tidur disampingnya.

Sunghoon yang merasa asing dengan kasur tempat ia berbaring sekarang pun merasa aneh. Ia melirik kesebelah kanan dan terkejut saat mengetahui kalau kasur tempat ia berada sekarang adalah kasur milik Jake. Ia baru ingat kalau kasurnya tadi kotor karena tumpahan kopi miliknya. 

Sementara disana Jake masih berdiri mematung menatap Sunghoon.

"Lo tidur dibawah aja gua ga sudi sekasur sama lo."

Mendengar itu, membuat kedua mata Jake menatap Sunghoon seakan tatapan itu menyiratkan kalau itu adalah kasur miliknya.

"Iya gua tau ini kasur lo tapi ini kamar gua. Lo itu cuma pendatang dan jangan lupa harusnya lo bukan teman sekamar gua." Jelas Sunghoon panjang lebar sambil kedua tangannya ia silangkan dibelakang kepalanya, menatap datar Jake yang masih mematung didepannya.

"Semua yang ada disini punya gua. Jadi, terserah gua mau tidur dimana." 

Jake menghela nafasnya kecil. Perkataan Sunghoon barusan sungguh membuat Jake sedikit kesal. Memang Jake baru masuk keasrama itu tapi ia juga membayar dengan harga yang sama seperti Sunghoon untuk membayar semua fasilitas yang ada diasrama termasuk kasurnya.

Dengan terpaksa Jake pun mengiyakan saja. Ia juga masih takut dengan Sunghoon. Jake tidak mau melawan Sunghoon saat ini hanya karena masalah kasur. Bisa-bisa Sunghoon memukulnya lagi dan mungkin akan lebih buruk dari hari kemarin.

Untung saja ada tikar yang disediakan asrama. Jake pun menggelar tikar itu diatas lantai lalu mengambil bantal kepala dan juga gulingnya. Ia melihat Sunghoon yang sudah terlelap sebelum ia berbaring ditikar itu. 

Jake mulai membaringkan dirinya diatas tikar. Terasa sangat dingin karena tipisnya bahan tikar itu. Tapi, Jake tetap berusaha menutup matanya sambil mencari posisi yang nyaman.

Ia melihat kearah Sunghoon yang sedang memakai selimutnya. Berbeda dengan Jake yang tubuhnya terasa sedikit menggigil karena dinginnya lantai ditambah lagi dengan AC yang ada dikamar mereka. Tak punya pilihan lain, Jake pun mengambil selimut milik Sunghoon yang ada diatas kasur lalu membalut seluruh tubuhnya hingga kepalanya nyaris tenggelam dalam selimut itu.

Kendati sudah memakai selimut, tubuh Jake tetap menggigil. Hujan deras yang menemani sunyinya malam itu semakin membuat tubuhnya kedinginan, hampir membeku. Dinginnya lantai itu juga menusuk ketubuh Jake. Sangat sulit bagi Jake untuk terlelap dalam tidurnya. Ia pun mengambil posisi menyamping sambil memeluk gulingnya erat dan meringkuk dalam selimut itu.

Jake hanya ingin matahari pagi cepat muncul dari persembunyiannya. Ia tidak tahan dengan dinginnya malam ini. Sementara Sunghoon disana sedang asik tertidur seperti tidak ada beban, tidak peduli dengan Jake yang sedang menggigil dibawah sana.

***

"Kemarin kok ga dateng ke kamar gua?" tanya Heeseung yang sedang duduk diatas rumput taman asrama itu sambil menatap Jake yang juga duduk dihadapannya.

I WISH I COULD HEAR || SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang