Confession

3.1K 341 94
                                    

"Kok gua liat akhir-akhir ini lo ga pernah gangguin si cacat itu lagi," ucap Jay kepada Sunghoon yang sedang membaca komik milik Riki.

Sunghoon pun menoleh kearah Jay. "Lagi males gua."

"Males apa males?"

Sunghoon tidak membalas ucapan Jay. Jay pun berkata kepada Riki yang duduk diatas mejanya. "Iya gak, Rik? Nih orang satu ga pernah ganggu si cacat itu lagi gua liat."

Riki pun melihat kearah Sunghoon yang tampak tidak peduli. "Udah tobat kali abis natalan."

"Ah masa?" Jay menoleh kearah Sunghoon. "Apa jangan-jangan dah tumbuh bibit cinta nih?" ledeknya

Riki yang mendengar itu pun tertawa, "Pantesan ga pernah diganggu lagi tuh anak sama dia."

Jay mengangguk mantap. "Udah pacaran kali, Rik. Yakin banget gua."

Mendengar itu membuat fokus Sunghoon buyar. Ia melihat sekilas kearah Jake yang sedang duduk dikursinya.

Jay yang menyadari itu pun tertawa kencang. "Nah kan diliatin. Udah balik sana ke kursi lo. Temenin tuh si cacat kasian sendirian dibangku."

"Pacaran kok ga bilang-bilang sih? Takut diminta pajaknya ya?" ledek Riki.

Sunghoon pun menatap tajam kearah Riki lalu melempar komik milik pria itu kearahnya. "Siapa yang pacaran anjir?!"

"Ya terus kenapa lo ga pernah nyuruh-nyuruh si cacat itu lagi?" tanya Jay. "Biasanya juga lempar ini, lempar itu ke dia sampe nangis."

"Kan udah gua bilang gua malas," jawab Sunghoon dengan nada malas.

"Woy cacat!"

Suara keras dari Riki membuat Jake tersentak kaget. Ia pun menoleh ke belakang.

"Sini lo! Buruan!"

Jake pun beranjak dari bangkunya dan melangkahkan kakinya kearah bangku Riki. Ia hanya melihat Sunghoon sekilas yang sama sekali tidak menatapnya.

Riki pun turun dari meja Jay lalu mengalungkan sebelah tangannya pada leher Jake. "Udah lama nih kita ga main-main," ucap Riki.

"Tuh si Sunghoon kirim salam sama lo. Katanya dia suka sama lo," ucap Jay sambil tertawa.

Sunghoon yang mendengar itu pun menoyor kepala Jay kuat. "Apaan sih tolol!" kesalnya.

Jay hanya tertawa melihat reaksi Sunghoon. Melihat Riki yang mengedipkan sebelah matanya, Jay pun mengambil sekaleng soda dari atas mejanya lalu melemparkan isinya ke wajah Jake.

"Aduh tangan gua kepeleset," ledek Jay sambil meletakkan kaleng kosong kedalam lacinya. Tawa Riki pun seketika pecah melihat itu.

Jake hanya bisa diam. Itu bukan hal baru baginya. Ia pun menatap Sunghoon yang tampak tidak peduli dengan dirinya. Rasanya sakit saat melihat Sunghoon sama sekali tidak berniat untuk menghentikan temannya itu.

"Rik, masih ada ga soda lo?" tanya Jay.

"Ada. Ambil aja di laci."

Jay yang masih belum puas mengambil sekaleng soda milik Riki lalu mencengkram wajah Jake kuat. Jake yang paham dengan apa yang akan terjadi selanjutnya pun berusaha menarik tangan Jay dari kedua pipinya.

"Tahan Rik."

Riki pun menahan kedua lengan Jake hingga Jake tidak bisa lagi menyentuh tangan Jay. Melihat kaleng soda itu sudah berada didekat bibirnya, Jake menutup mulutnya rapat-rapat.

"Buka mulut lo bego! Ga mau dikasih minum gratis?" ucap Jay lalu  menekan kedua pipi Jake kuat hingga bibir Jake sedikit terbuka dan dengan cepat Jay memasukkan soda itu kedalam mulutnya hingga Jake terbatuk-batuk.

I WISH I COULD HEAR || SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang