Odd

3.8K 368 113
                                    

Jake terkejut saat tangannnya ditarik kesebuah ruangan dan yang lebih terkejutnya lagi yang menariknya adalah Sunghoon.

Ya, Sunghoon yang baru saja mengusirnya keluar.

"Lo ngapain kesana? Mau tidur dikamar si Heeseung?"

Jake melihat kearah tangan Sunghoon yang masih mencengkram lengannya. Ia masih merasa bingung dengan tindakan Sunghoon ini. Tadi ia yang menyuruh Jake untuk tidur diluar tapi sekarang ia malah menyeret Jake masuk kembali kamarnya.

"Jawab gua woy! Lo mau tidur di kamar dia?"

Jake menjawabnya dengan anggukan kecil. Melihat itu membuat Sunghoon berdecak kesal.

"Hobi banget kayaknya kekamar si bangsat itu. Udah sejauh apa hubungan lo sama dia?"

Melihat Jake yang hanya diam, Sunghoon pun mengambil buku miliknya dan sebuah pena lalu memberinya pada Jake.

"Dah bisa nulis kan lo? Sekarang jawab pertanyaan gua tadi"

Sunghoon yang melihat Jake masih diam seperti patung pun semakin kesal. "Tulis bego ngapain ngeliatin gua?!"

Jake pun memberi isyarat kepada Sunghoon melalui tatapannya. Sunghoon baru menyadari kalau ia masih mencengkram lengan Jake. Ia pun melepaskannya lalu dengan perlahan-lahan Jake menulis diatas kertas putih itu dan menunjukkannya pada Sunghoon.

"Aku cuma temenan sama kak Heeseung. Sunghoon kenapa tarik aku kesini lagi?"

Sunghoon memutar bola matanya malas sambil kedua tangannya ia lipat didepan dadanya. "Heeseung itu homo makanya gua tarik lo kesini. Entar lo malah kena virus dia terus lo nularin ke gua."

Kedua mata Jake melotot kaget mendengar itu. Ia pun kembali menulis.

"Kamu tau darimana? Kak Heeseung itu ga homo."

Sunghoon berdecih lalu berkata dengan sombong. "Tahu apa lo tentang dia? Gua lebih kenal dia dulu daripada lo."

"Sunghoon bohong. Kak Heeseung sendiri yang bilang dia lagi ga mau pacaran."

"Iya karena dia cuma mau sama batang."

"Batang? Batang apa Sunghoon?"

Sunghoon mendengus kesal melihat pertanyaan Jake yang terlihat seperti pertanyaan anak kecil. Apa dia memang sepolos itu sampai hal seperti itu saja ia tidak tahu.

"Batang pisang."

Jake mengernyit bingung mendengar itu sebelum tangannya kembali bergerak diatas buku itu. Sunghoon yang sudah kehilangan kesabarannya pun menghentikannya. "Udah gausah nanya-nanya lagi. Gua capek."

Kaki Sunghoon melangkah kearah kasur, duduk ditepi kasurnya itu sambil tetap memerhatikan Jake yang masih berdiam diri didekat pintu dengan dua buah bantal yang memenuhi kedua tangannya.

"Lo ngapain masih disitu? Mau jadi CCTV?"

Jake pun meletakkan bantal itu diatas kasurnya lalu memberanikan dirinya untuk menghampiri Sunghoon tak lupa dengan buku tulis yang masih ia genggam. Ia mulai menulis lagi dan dengan sedikit takut ia menunjukkannya.

"Sunghoon gak jadi usir aku? Kata kamu, kamu muak liat aku disini."

Sunghoon merampas paksa buku itu membuat Jake terkejut dan memundurkan dirinya beberapa langkah, menjauh dari Sunghoon yang terlihat seperti bom waktu.

"Emang gua muak. Tapi gua ga mau lo sekamar sama si Heeseung. Gausah nyebar virus homo disini."

Rasanya Jake ingin menarik bibir Sunghoon karena terus saja mengatakan kalau Heeseung itu homo. Padahal sudah jelas-jelas Heeseung mengatakan padanya kalau dia sedang tidak tertarik untuk berkencan.

I WISH I COULD HEAR || SungJakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang