PART 2
"Mau ke mana?" tanya Dave malas-malasan sambil menatap Asha yang sedang mengenakan kembali pakaiannya yang berserakan di lantai kamar.
"Pulang!" jawab Asha singkat.
"Siapa yang mengizinkanmu pulang?" tanya Dave gusar. Rasanya sejak mengenal Asha, ia tidak pernah jauh dari emosi menyebalkan itu.
Asha mau melayaninya di tempat tidur demi kakaknya. Tapi bila acara di tempat tidur selesai, Asha kembali bersikap acuh tak acuh.
Di usianya yang ke tiga puluh tiga tahun, Dave sudah berhubungan dengan banyak wanita. Dan semua wanita itu selalu berusaha mengambil hati dan memanjakannya dengan sikap mereka. Berbeda dengan Asha yang tak peduli sama sekali.
"Bukankah kamu sudah mendapatkannya?" tukas Asha ketus tanpa menoleh. Ia mengambil celana jins pendek yang tergeletak di lantai lalu mengenakannya.
Dave mengumpat dalam hati. "Aku ingin kamu menginap di sini!"
Tapi Asha bersikap seolah tuli. Sama sekali tidak peduli dengan kata-katanya sehingga Dave berang. Asha bahkan sudah meraih tasnya yang tergeletak di atas sofa yang ada di kamar dan mulai berjalan menuju pintu.
Dengan napas memburu diserbu amarah, Dave bangun dan mencengkeram tangan Asha tepat saat jemari langsing itu meraih gagang pintu. Tidak ia pedulikan kalau tubuhnya tidak berbalut selembar benang pun saat ini. Yang jelas, ia harus menghalangi niat Asha. Lagi pula Asha sudah berkali-kali melihat tubuh polosnya.
"Lepaskan! Aku mau pulang!"
"Kamu tuli? Aku menyuruhmu menginap. Malam ini dingin. Aku ingin dipeluk olehmu!" kata Dave kesal bercampur sinis dan nakal.
Wajah Asha merona menahan amarah dan malu. "Aku harus pulang. Besok aku kerja." Asha menepis tangan Dave dan membuka pintu kamar.
Masih dengan rasa kesal yang membakar dada, Dave menutup pintu dan menguncinya. "Jika kamu berani pulang, besok kakakmu akan menginap di penjara!"
Sebenarnya Dave tidak suka mengancam, tapi Asha-lah yang memaksanya melakukannya. Di malam yang dingin dengan hujan yang sangat lebat di luar sana, ia tidak mau tidur sendiri. Asha tercipta untuk menghangatkan ranjangnya.
Asha benar-benar berbeda dengan wanita-wanita yang pernah menjadi pasangannya sebelumnya. Asha masih perawan saat kali pertama mereka berhubungan. Asha pun masih sangat kaku di atas ranjang. Tapi Dave sangat suka. Gairahnya semakin membara merasakan kepolosan Asha saat mereka bercinta.
"Kamu mengancamku?"
Dave tersenyum sinis. "Aku hanya ingin kamu menurut, Manis," bisik Dave sambil menunduk dan menyapu bibir Asha dengan bibirnya.
Asha mendorong tubuh Dave dengan napas memburu. "Kamu keterlaluan!" ketus Asha sambil berjalan menuju sofa dan duduk di sana.
Dave tersenyum menang. "Aku memang keterlaluan, Sayang. Jika tidak, bagaimana mungkin aku bisa menikmati tubuhmu yang indah itu?" kata Dave mesra sambil duduk di samping Asha dan merangkul bahu gadis itu.
"Kamu mesum!" maki Asha dengan napas memburu dan wajah memerah. Ia menepis rangkulan Dave.
Dave tergelak. Merasa senang melihat si cantik marah-marah, yang membuatnya makin bergairah.
"Aku memang mesum. Dan aku tahu kamu suka," tukas Dave sambil menunduk dan kembali memeluk Asha.
Asha berteriak. Tapi teriakan Asha justru membuat Dave makin bergairah untuk membawanya ke puncak kenikmatan.
Dave mendorong tubuh Asha hingga terbaring di sofa. Asha meronta dan berusaha bangun. Tapi Dave mengunci pergerakan Asha dengan tubuhnya. Ia mulai melumat bibir sensual gadis itu dengan liar.
Asha menutup bibirnya rapat-rapat dan berusaha mendorong tubuh Dave, tapi dengan sigap Dave meremas dada Asha.
Tidak lama kemudian bibir Asha mulai terbuka dan mengeluarkan suara desahan kecil. Dave tersenyum menang dalam hati. Ia sangat tahu kelemahan wanita.
***
bersambung....
minta vote dan komen ya, kawan2. thank you.
Lovee,
Evathink - IG : evathink
Repost, 21 maret 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant in Love
RomanceKarena perbuatan kakaknya menggelapkan uang perusahaan, Asha terpaksa mengorbankan diri menjadi teman tidur Dave, atasan kakaknya yang sangat tampan tapi arogan. Demi melindungi kakaknya dari ancaman masuk penjara, Asha merelakan kegadisan dan harga...