PART 10 - 2

39.7K 1.9K 9
                                        

Asha mengembus napas pendek sambil berusaha menyingkirkan tangan Dave dari perutnya. Tapi bukannya mengerti dengan maksudnya, tangan Dave justru menyusuri pusar dan berhenti di pusat dirinya. Dave memainkan jemarinya di sana, di balik selimut tebal dan lembut yang membungkus tubuh mereka.

Asha berusaha menahan desahan saat jemari Dave memainkan titik erotis di tubuhnya.

"Nayra mau bangun, Sayang?" tanya Asha gugup pada Nayra. Ia takut desahannya keluar di depan anak kecil itu.

Tangan Asha masuk ke dalam selimut dan berusaha menahan gerakan tangan Dave.

Nayra menggeleng.

Asha mengeluh dalam hati. Mengapa tidak mengangguk saja? Ia sudah tidak tahan dipermainkan seperti ini. Jemari Dave terasa semakin intens mempermainkan gairahnya.

"Ayo bangun saja ya, Sayang. Sudah pagi," bujuk Asha dengan wajah memerah. Ia berusaha bangun, tapi Dave menahan tubuhnya dan terus memainkan jemarinya di dalam sana.

Asha ingin mendesah melepaskan beban nikmat yang sedang menyapanya. Ia memejamkan mata menahan desiran-desiran hasrat yang terus melanda. Saat ia akan mencapai puncak, Dave menghentikan permainan jemarinya.

Satu sisi Asha merasa lega karena itu artinya ia tidak akan mendesah dan melenguh di hadapan Nayra, tapi di sisi lain, ia merasa pusing. Digantung seperti ini sungguh tidak menyenangkan.

"Ayo bangun, Sayang," ajak Dave pada Nayra. Ia menarik tangannya dari balik selimut dan langsung bangun menuju kamar mandi.

Asha menggerutu dalam hati. Dasar egois! Sengaja memancing lalu menggantungnya.

Nayra bangun sehingga Asha turut melakukan hal yang sama meski setengah hati. Nayra langsung merangkul leher Asha dan dengan manja minta digendong. Asha menggendongnya dan turun dari ranjang. Sekilas ia melihat pakaiannya yang sudah robek dan berantakan di dekat sofa.

Tadi malam Dave sudah merobek pakaiannya saat akan menggaulinya dan membuat ia mengenakan kaus oblong milik Dave dengan hanya bercelana dalam pagi ini. Untung saja kaus oblong Dave cukup besar di tubuhnya. Panjangnya hingga setengah paha dan cukup untuk menutupi bokongnya.

Tanpa sadar Asha mendesis jengkel mengingat ia harus berpakaian seperti ini pulang ke rumahnya untuk berganti pakaian. Semoga saja Deo belum bangun tidur. Akan malu sekali bila dipergoki pulang dalam kondisi seperti itu.

Asha mengajak Nayra duduk di sofa yang ada di kamar. Di sana ia mendengarkan semua celotehan ceria gadis kecil itu.

"Nayra mandinya sama Bibi saja, ya," kata Asha lembut pada Nayra saat teringat ia harus segera pulang ke rumahnya.

"Mommy yang baik itu memandikan sendiri anaknya, bukan mengharapkan pembantu atau pengasuh," tegur Dave begitu keluar dari kamar mandi.

Asha mendelik menatap Dave dengan wajah merah. Dave tahu pasti ia bukanlah Mommy-nya Nayra. Dave sengaja mengolok-olok dirinya.

"Kalau begitu kenapa bukan Daddy-nya saja yang memandikannya?" tukas Asha sengit. Cukup jengkel pagi-pagi sudah digantung lalu diolok-olok. "Aku buru-buru mau ke toko," lanjut Asha sambil memasang wajah kesal.

Dave berjalan mendatangi Asha dan Nayra.

Dave yang hanya mengenakan handuk yang melilit sebatas pinggang dengan titik-titik air masih bersisa membasahi tubuh membuat dada Asha berdebar. Dave terlihat sangat gagah menggoda.

Dave duduk tepat di samping Asha.

"Apa kamu tuli? Aku sudah bilang kalau kamu tidak perlu bekerja. Aku akan memberimu uang berapa pun kamu mau," kata Dave sambil sedikit menunduk ke leher kiri Asha.

Mr. Arrogant in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang