PART 8

55.6K 2.8K 43
                                    

PART 8

"Daddy, Nay mau tinggal sama Daddy dan Mommy saja," kata Nayra sambil duduk manja di pangkuan Dave.

"Nayra tidak rindu sama Grandma?" tanya Dave sambil mencubit kecil pipi Nayra dengan gemas. Tadi ibunya datang, sudah dua hari ia tidak pulang. Dan sekarang, ibunya sudah pulang tapi Nayra memilih tinggal bersamanya karena tidak mau berpisah dari Asha yang ia pikir adalah Mommy-nya.

Sejak masih bayi, Nayra tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu. Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia, ia mulai mencari sosok seorang ibu. Ibu seperti yang dipunyai Nadine—sepupunya, anak dari adik perempuan Dave.

Dan setiap kali Nayra mulai menginginkan seorang ibu, Dave atau keluarganya hanya mengatakan kalau Mommy-nya sedang di luar negeri. Hingga begitu melihat ada wanita muda di rumahnya, Nayra langsung berpikir kalau Mommy-nya sudah pulang. Nayra memang anak yang sangat cerdas. Otaknya begitu kuat menyimpan ingatan kalau Mommy-nya sedang di luar negeri seperti kata Dave dan keluarganya. Walau mungkin untuk anak seumurannya, belum mengerti di mana luar negeri itu.

Nayra menggeleng. "Nay mau tidur sama Mommy."

Hati Dave tersentuh. Ia mengelus rambut Nayra dengan penuh kasih sayang. Ia tahu, sulit untuk memberi pengertian pada Nayra kalau Asha bukanlah ibunya.

"Coba Nay tanya Mommy, apa Mommy mau tidur sama Nay," kata Dave sambil melirik menggoda pada Asha yang sedang duduk tidak jauh darinya dengan wajah bertekuk.

Dave merasa sangat senang bisa membuat Asha tidak berkutik seperti itu. Sejak tadi Asha tidak bisa ke mana-mana. Bila ia berkeras ingin pulang, Nayra justru menangis dan akhirnya membuat Asha terpaksa bertahan di rumahnya.

"Boleh, Mommy?" tanya Nayra sambil menatap penuh harap pada Asha yang sedang duduk memainkan ponselnya dengan gelisah.

Asha mengangkat wajah, menatap Nayra dan Dave silih berganti.

Dave menatap dalam-dalam wajah Asha. Ia tahu Asha. Walau merasa terpaksa, Asha pasti tidak tega melihat Nayra kecewa.

Akhirnya Asha mengangguk, dan membuat Dave tersenyum lega.

Melihat Nayra yang menganggap Asha bagaikan Mommy-nya, membuat Dave berpikir untuk segera menikahi Asha. Seperti kata pepatah, sambil menyelam, minum susu. Ia akan menikahi Asha, menjadikan Asha miliknya dan menghadirkan seorang ibu untuk Nayra pada saat yang bersamaan. Tapi masalahnya, maukah Asha?

Sewaktu Dave mengatakan pada ibunya kalau Asha adalah calon istrinya, itu adalah perkataan spontan dan yang keluar dari dasar hatinya. Itu bukanlah sebuah alasan untuk menutup-nutupi kenyataan ada seorang perempuan di dalam rumahnya.

Dari ekspresi yang terpancar di wajah Asha, Dave tahu, Asha marah dan keberatan dipatenkan sebagai calon istrinya secara sepihak. Tapi sejak kapan ia peduli pada perasaan orang lain?

"Permisi, Pak Dave, saya mau menyuapi Nayra makan," kata Bi Sarti sambil sedikit membungkukkan badannya dengan santun.

Dave menoleh pada pembantu merangkap pengasuh Nayra. Ia sengaja menyuruh Bi Sarti turut tinggal di rumahnya agar tetap bisa mengurusi Nayra. Dave menebak Asha sama sekali tidak berpengalaman mengurusi anak kecil.

Tiba-tiba Nayra menggeleng. "Mau sama Mommy," katanya manja sambil turun dari pangkuan Dave dan menuju Asha, lalu minta digendong.

Dave tersenyum dalam hati melihat Asha yang berusaha mengukir senyum pada Nayra. Senyum kaku.

"Bawakan nasinya, Bi. Biar Asha yang menyuapi Nayra makan," kata Dave pada Bi Sarti.

Bi Sarti mengangguk dan berlalu.

Asha melirik dan menatap Dave dengan tatapan jengkel.

"Aku mau mandi dulu," ucap Dave sambil berdiri dan tersenyum menang. Ia tidak menyangka mendapat bonus seperti ini. Selain mendapatkan Asha yang sangat memuaskannya di atas tempat tidur, Nayra juga mendapat ibu muda yang sangat cantik dan menarik.

***

Bersambung...

please vote and comment

Evathink

12 april 2019

Mr. Arrogant in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang