PART 15 - 2

31.6K 986 17
                                    

"Untuk apa dia ke sini?" tanya Dave ketus dan dingin.

Asha bergeming, terus menatap novel di tangannya tanpa merasa perlu bersusah-payah menjawab pertanyaan itu.

"Kamu bisu?" tanya Dave lagi sambil duduk di kursi yang tadi Hendrik duduki.

Asha mengangkat muka dan menatap wajah arogan di depannya. Sekilas ia dapat melihat Rani yang sedang menyusun komik-komik berdasarkan serinya, melirik ke arah mereka.

"Ada apa?" tanya Asha dengan nada ketus. Terpaksa. Jika ia tidak menjawab pertanyaan Dave, pasti pria itu semakin marah dan berbuat heboh dengan sikap arogannya.

"Untuk apa dia ke sini?" tanya Dave lagi dengan raut wajah yang jelas-jelas menunjukkan rasa tidak senang.

Asha mengerut kening, kemudian mencibir, "bukan urusanmu!" Ya. Jelas itu bukan urusan Dave. Dia tidak berhak mencampuri urusan pribadi Asha.

"Apa pun yang menjadi urusan calon istriku, juga menjadi urusanku," balas Dave dingin.

Seketika dada Asha berdebar. Ia menatap Dave yang juga sedang menatapnya dalam-dalam. Mata mereka beradu dan membuat getar itu kembali menyapa hatinya.

"Sejak kapan aku menjadi calon istrimu?" tanya Asha masih dengan nada ketus. Dave tak pernah melamarnya.

"Sejak pertama kali kita tidur bersama." Dave menyeringai nakal.

Wajah Asha memerah menahan malu. Ia yakin Rani bisa mendengar pembicaraan mereka. Tapi sepertinya Dave sama sekali tidak punya rasa malu. Dia justru bangga orang lain tahu kalau Asha sudah ditiduri olehnya.

"Jaga mulutmu!" bentak Asha kesal dan setengah berteriak. Wajahnya terasa makin memanas. Tergesa-gesa ia berdiri dan melangkah menuju pintu keluar. Tapi Dave dengan gesit menariknya ke dalam pelukan dan memeluknya erat.

Jantung Asha berdetak kencang. Ia munafik. Merasa marah dan kesal akan perlakuan Dave padanya dan Deo, tapi diam-diam sangat mendamba dan merindukan pelukannya yang sudah seminggu ini selalu ia tepis.

"Lepaskan!" teriak Asha marah sambil mendorong tubuh Dave. Malu diperlakukan seperti itu di depan karyawannya. Anak-anak muda penyewa novel dan komik bisa datang kapan saja dan menonton adegan live show mereka.

Tapi Dave tidak pernah mendengarkan Asha. Ia malah menunduk dan mencium bibir Asha dengan paksa.

Lutut Asha terasa goyah. Ia kesusahan bernapas. Sebisa mungkin Asha mengunci bibir agar Dave tidak bisa memagutnya.

Tapi Dave adalah perayu ulung. Dalam semenit ia sudah bisa menguasai Asha. Memagut bibir indah itu dengan hasrat menggelora.

Setelah puas memporak-porandakan hati dan emosi Asha, Dave melepas ciumannya begitu saja dan membuat Asha merasa pusing. Sulit untuk kembali ke dunia nyata.

"Lepaskan aku!" pinta Asha sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Dave yang sangat erat.

"Ingat, kamu milikku! Jangan berani bersama yang lain di depan atau pun di belakangku!" Dave melepas pelukannya.

Setelah itu, Dave berbalik dan meninggalkan toko, menyisakan rasa malu dalam diri Asha.

Asha menundukkan wajahnya yang terasa panas. Tidak sanggup melihat reaksi Rani yang menjadi saksi adegan mereka tadi.

***

Bersambung...

Evathink
IG/Youtube ; evathink


cerita ini tersedia versi PDF, silakan order pada Evathink, WA 08125517788

____________________________________

Note : cerita akan dilanjutkan di wattpad sampai TAMAT
____________________________________

Mr. Arrogant in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang