PART 13 - 1

33.7K 1.7K 11
                                        

PART 13

Dengan langkah gontai, Asha melangkah memasuki rumah yang masih terlihat gelap. Sudah lama sekali ia tidak menginap di rumahnya.

Asha menghela napas berat, lalu menyentuh sakelar lampu. Tak lama kemudian, seisi ruangan yang gelap, berubah terang-benderang.

Asha menatap ke sekeliling rumah sambil memasang telinga, berharap bisa menemukan suara kakaknya. Namun yang ia dapat hanyalah keheningan yang diisi oleh suara deru napasnya yang halus. Entah ke mana perginya Deo.

Dengan perasaan berat yang masih memenuhi dada, Asha duduk berselonjor di sofa ruang tamu dan memejamkan mata. Sekilas terbayang wajah mungil Nayra di pelupuk matanya. Ia tidak tahu apakah Nayra akan mencarinya atau tidak malam ini. Sejak menjadi ibu untuk Nayra, ia sudah tidak pernah lagi menutup toko hingga jam sepuluh malam. Bila pukul lima sore ia tidak pulang ke rumah Dave, maka pria angkuh itu akan menelepon dan mencarinya, memaksa pulang untuk menemani Nayra karena Nayra akan menangis bila hingga malam masih belum bertemu dengannya.

Berbeda dengan biasanya, hari ini Asha berusaha menyingkirkan Nayra dari hidupnya. Ia butuh waktu menyendiri. Bukan berarti tega pada Nayra, tapi hanya sedang lelah. Lelah akan kekacauan hidupnya sejak bertemu dengan Dave yang selalu bersikap semaunya dan suka memaksa untuk dituruti.

Asha ingin bernapas lega tanpa dikendalikan oleh Dave. Setidaknya sebentar saja. Ia butuh menghirup udara segar tanpa kekangan Dave.

Terkadang, rasa sedih menyelimuti hati Asha. Apa sebenarnya arti dirinya? Siang malam digauli oleh Dave, bahkan sekarang menjadi ibu untuk Nayra, tapi semua itu ia lakukan tanpa seutas ikatan pun antara dirinya dan Dave.

"Sha?"

Asha membuka mata dan melihat sosok Deo berdiri di depannya. "Kak, kapan pulang?" tanya Asha sambil memperbaiki cara duduknya agar lebih sopan.

Deo duduk di samping Asha dan memeluknya.

Setetes air mata Asha jatuh saat merasakan pelukan hangat kakaknya. Ia tahu, perasaan Deo tidak jauh lebih baik darinya. Mereka sama-sama sedih dengan keadaan ini.

"Maafkan kakak," bisik Deo dengan suara serak.

Air mata Asha makin deras mengalir. Ia tahu ini semua salah Deo. Tapi entah mengapa, hati kecilnya tidak bisa marah. Walaupun karena ulah Deo-lah, ia menjadi pemuas nafsu Dave, tapi tetap saja, ia tidak bisa marah pada kakaknya. Asha sangat menyanyanginya. Melihat wajah Deo yang mulai tirus, Asha juga tahu, jika sebenarnya kakaknya itu juga tertekan dengan situasi ini.

"Sudahlah, Kak, tidak apa-apa," balas Asha dengan suara serak. Ia melepas pelukan Deo dan menatapnya.

"Apa dia menyakitimu?" tanya Deo sambil menghapus air mata adiknya.

Asha dapat melihat mata Deo yang memerah dan berkaca-kaca. Ia menggeleng pelan. Dave memang tak pernah kasar dan menyakitinya.

Tiba-tiba terdengar pintu dibuka dengan kasar. Spontan Asha dan Deo menoleh.

Mr. Arrogant in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang