20
Senin pagi yang cerah tidak membuat hati Asha cerah menjalani aktivitasnya. Sambil menahan nyeri di kepala, ia duduk di balik meja kasir di tokonya.
Bel berbunyi. Seorang pria setengah baya masuk sambil tersenyum tipis. Asha membalas senyum pria yang adalah pemilik toko cat dan bahan bangunan di ruko yang bersebelahan dengan tokonya.
"Wah... tumben Pak Andy datang ke toko saya." Selama ini, satu kali pun, pria paruh baya itu tidak pernah menjejakkan kaki ke tokonya meski toko mereka bersebelahan.
"Iya, Dik Asha. Ada yang ingin saya bicarakan," katanya sopan dan serius.
Asha mengernyit. Masih menyimpan beribu tanda tanya, ia berdiri dan mengambil kursi, mempersilakan Pak Andy duduk.
"Ada apa, Pak?" tanya Asha begitu Pak Andy duduk di kursi yang ia sediakan.
"Begini, Dik Asha. Saya berniat memperbesar toko saya," kata Pak Andy hati-hati.
Asha mengerut kening. Terus? Apa hubungannya dengan dirinya?
"Bagaimana pendapat Dik Asha kalau saya berniat membeli ruko ini?"
Kening Asha makin berkerut. "Tapi saya tidak berniat menjualnya, Pak."
"Saya mengerti, Dik Asha. Sebenarnya saya sangat butuh ruko ini untuk memperbesar toko saya. Mengingat pemilik ruko di sebelah sana tidak mau menjual rukonya, satu-satunya harapan saya hanya Dik Asha."
Asha terdiam.
"Saya berani membeli dengan harga tinggi, Dik. Satu miliyar," kata Pak Andy dengan senyum sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant in Love
RomanceKarena perbuatan kakaknya menggelapkan uang perusahaan, Asha terpaksa mengorbankan diri menjadi teman tidur Dave, atasan kakaknya yang sangat tampan tapi arogan. Demi melindungi kakaknya dari ancaman masuk penjara, Asha merelakan kegadisan dan harga...