Part 4

60.8K 2.9K 43
                                    

PART 4

"Bukan main mesra!" sindir Dave sinis saat Asha sedang sibuk memasukkan kunci untuk membuka pintu rumah.

Asha berbalik dengan wajah kaget. Jelas ia tidak menyangka Dave datang menemuinya.

"Untuk apa ke sini?" tanya Asha ketus.

Seketika darah Dave mendidih. Jika dengannya saja, Asha bukan main ketus. Tapi bila dengan pria itu, Asha akan bermanis dan bermesraan tanpa kenal tempat.

"Indah ya kencannya?!" tukas Dave sinis sambil menyandarkan tubuh di dinding di samping pintu rumah Asha. Ditatapnya wajah Asha yang memerah. Pastinya Asha marah mendengar sindirannya, tapi ia tak peduli.

"Bukan urusanmu!"

Pintu rumah terbuka. Asha yang sedang akan masuk ke rumah secepat kilat ditarik oleh Dave ke dalam pelukannya.

"Lepaskan!" teriak Asha dengan suara tertahan.

Dave tersenyum sinis menyadari Asha tak mampu berteriak kuat karena pastinya ia tak mau membangunkan tetangganya di tengah malam buta ini. "Aku lupa memberitahumu, Sayang. Aku tidak suka berbagi, jadi jangan main-main dengan yang lain!"

Asha terpaku dengan mata membesar. Tanpa menunggu lebih lama, Dave menarik Asha, mengunci pintu dan membopong tubuh Asha menuju mobilnya.

Ia sama sekali tidak peduli jika Deo melihat aksinya. Deo belum mengembalikan uangnya, jadi Asha masih miliknya. Tapi sepertinya Deo sedang tidak berada di rumah karena tidak terlihat sosoknya keluar meski sudah mendengar suara ribut-ribut seperti itu.

"Lepaskan!" teriak Asha sambil memukul-mukul dada Dave.

Dave bergeming. Ia membuka pintu mobil dan menghempaskan tubuh Asha ke kursi di samping pengemudi. Setelah itu ia masuk ke dalam mobil dan mengendarainya tanpa sedikit pun mendengarkan protes Asha.

"Aku tidak mau ikut denganmu!" teriak Asha kesal.

"Siapa yang memberimu pilihan? Aku lagi bergairah malam ini," kata Dave nakal. Ia sengaja ingin menggoda Asha dan membuatnya makin marah. Sesungguhnya Dave sendiri juga sedang marah.

"Apa kamu sedemikian miskin dan jelek untuk mendapatkan wanita lain?" sindir Asha kesal.

Dave menyeringai. Ia tahu Asha sengaja memancing amarahnya. Asha ingin membuatnya terhina agar ia melepaskannya. Jelas-jelas Asha tahu ia kaya. Dan bukan hanya itu, ia sangat tampan. Ia memiliki darah campuran Belanda dari kakeknya.

"Mereka tidak sehebat dirimu di atas ranjang," goda Dave dengan seringai nakal.

Wajah Asha memerah. Dave tahu Asha malu. Karena kenyataannya Asha masih kaku saat bercinta.

"Kamu menyindirku!" kata Asha kesal sambil membuang muka menatap ke luar.

Dave tergelak. Ternyata Asha sadar diri. Tapi Dave sangat suka dengan kepolosan dan kekakuan Asha saat bercinta. Asha hanya butuh waktu untuk menjadi liar di atas tempat tidurnya, dan ia akan dengan senang hati mengajarinya dan menjadi guru yang baik.

"Aku sedang haid," ujar Asha tiba-tiba.

Dave makin tergelak. Kemarin Asha juga membohonginya dengan alasan yang sama. Ia tidak akan tertipu.

Tidak sampai sepuluh menit, mobil Dave sudah memasuki pekarangan rumahnya. Dengan santai ia keluar. Meski terlihat enggan, Asha tetap mengikutinya.

Tanpa menunggu lama, begitu masuk ke dalam rumah. Dave mendorong tubuh Asha ke sofa dan menindihnya. Sudah dua hari mereka tak bertemu. Dave sudah sangat rindu ingin bercinta dan mendengar desahan sensual Asha.

Dengan penuh gairah, Dave mulai mencumbu Asha. Meski Asha berusaha menolaknya tapi Dave selalu berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Akhirnya, Asha pun mendesah dalam pelukannya.

"Kamu milikku!" bisik Dave dalam cumbuannya. Ya. Asha hanya miliknya. Ia tidak akan rela Asha bersama yang lain. Dave tidak tahu apa yang membuatnya begitu marah melihat Asha bersama pria itu. Yang jelas, ia tidak akan mengizinkan siapa pun memiliki Asha selain dirinya.

***

bersambung...
Minta vote dan komen ya, kawan2. Makasi.

Love,
Evathink

Repost, 23 maret 2019

Mr. Arrogant in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang