20 - 2

28.3K 1.5K 13
                                        

Asha melongo. Rukonya yang terletak di bilangan Baloi ini mau dibeli dengan harga satu miliyar? Yang benar saja! Ini bukan ruko baru dan rasanya harga itu terlalu tinggi.

"Bagaimana, Dik?"

Asha berpikir keras. Rasa nyeri di kepalanya makin menjadi-jadi.

"Beri saya waktu, Pak. Saya harus menanyai kakak saya lebih dulu," jawab Asha akhirnya.

Pak Andy tersenyum dan mengangguk mengerti. "Saya tunggu jawaban baiknya, Dik Asha."

Setelah itu, Pak Andy pamit dan berlalu.

Asha terdiam. Tawaran Pak Andy sangat menggiurkan. Dengan uang satu miliyar, ia bisa mengembalikan uang Dave dan lepas dari cengkeramannya. Pria angkuh itu pasti tidak bisa lagi menahannya.

Asha sadar, ia mulai terjerat oleh pesona Dave. Walau selama ini ia selalu bersikap tak acuh, namun bukan berarti ia tidak tertarik padanya.

Hanya saja, sikap angkuh Dave sering membuatnya naik darah. Apalagi hingga saat ini Dave sama sekali tidak meminta maaf pada Deo atas perlakuannya beberapa waktu lalu. Pria sombong memang seperti itu, gengsi untuk meminta maaf.

Tapi bagaimana dengan pernikahan yang Dave katakan dulu?

Seketika Asha menggerutu dalam hati. Untuk apa berharap? Dave tidak pernah melamar dan meminta persetujuannya. Bisa saja pria itu hanya mempermainkannya. Mungkin setelah Asha mengembalikan uangnya, mereka akan berpisah dan saling melupakan.

Asha menghela napas panjang. Betapa bodoh dirinya. Untuk apa lagi ia memikirkan semua itu? Setelah mengembalikan uang Dave, ia bisa ke mana saja dan tidak perlu lagi melayani nafsu pria itu. Tapi bagaimana bila nanti ia merindukan belaiannya?

Ah, Asha merasa gila. Ia menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran kotor dari otaknya. Masih sempat-sempatnya ia berpikir akan merindukan belaian Dave yang cenderung suka memaksa untuk dilayani. Asha tidak menyangkal, Dave hebat. Setiap kali ia puas dan terkulai dalam pelukan lengan kukuh itu.

Sekali lagi Asha menghela napas panjang dan menggerutu dalam hati. Tiba-tiba bayangan Nayra melintas di benaknya.

Asha dilema.

Bagaimana dengan Nayra? Apa dia akan mencarinya? Nayra sama sekali tidak mau berpisah dengannya. Bila ia lepas dari Dave, otomatis ia tidak akan ke rumah Dave lagi untuk menjadi Mommy-nya Nayra.

Asha tahu, di dasar hatinya yang paling dalam, ia sudah sangat menyayangi Nayra. Setiap hari bila sedang berada di toko, rasa rindu ingin melihat senyum polos itu selalu menggigit hatinya. Asha sering mengisi waktu sambil menatap foto Nayra yang terdapat di ponselnya. Meski Nayra bukan anak kandungnya, tapi Asha menyayanginya seperti darah daging sendiri. Walau pada kenyataannya ia belum pernah memiliki anak, tapi Nayra membuat Asha merasa menjadi seorang ibu yang sesungguhnya.

Asha menghela napas frustrasi. Tidak menyangka akan dilema seperti ini.

***
Bersambung....

Evathink
IG : evathink

Mr. Arrogant in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang