PART 19
Dengan perasaan kecewa, Asha menghubungi Hendrik dan mengatakan kalau ia ada urusan mendadak hingga tidak bisa menemaninya ke Tanjung Pinang. Mendengar desah kecewa Hendrik, Asha makin merasa bersalah. Tapi ia tidak punya pilihan. Dave dengan licik menghalanginya pergi. Pria angkuh itu bahkan rela tidak ke mana-mana agar bisa mengawasi dan menghalanginya.
Entah lelaki macam apa dia, yang jelas sangat angkuh dan semaunya. Selalu suka memaksakan kehendak dan membuat Asha naik darah.
Asha naik ke atas ranjang. Kepalanya yang berdenyut-denyut membuatnya ingin berbaring. Ia membiarkan Nayra bermain sendiri dengan bonekanya di tengah kamar.
Pintu kamar terbuka.
Meski tak melihat, Asha tahu, Dave-lah yang masuk.
Asha tetap memejamkan mata dan membiarkan Dave yang terdengar mengajak Nayra mengobrol. Sesekali Dave harus dibiarkan mengurusi anaknya. Belajar menjadi ayah yang baik dan bukan terus-menerus mengembankan tanggung-jawabnya kepada orang lain.
Hingga saat ini Asha bahkan tidak tahu ke mana perginya istri Dave. Tidak pernah sedikit pun ia mendengar Dave dan keluarganya membahas tentang itu.
Asha menggerutu dalam hati. Ia bahkan tak pernah bertemu dengan anggota keluarga Dave yang lain kecuali ibunya.
Tiba-tiba Asha merasakan sentuhan tangan mungil di lengannya. Ia membuka mata dengan enggan.
"Mommy..." Nayra memanggil dengan lembut dan tersenyum manis.
Asha berusaha mengukir senyum. Dave duduk di pinggir ranjang dan menatap mereka.
"Nay ingin jalan-jalan, Mommy," kata Nayra manja.
"Ke mana, Sayang? Mommy mengantuk." Asha kembali memejamkan mata.
"Naik kuda," jawab Nayra semangat sambil menyentuh pipi Asha, memaksanya membuka mata.
Kuda yang dimaksud Nayra adalah kuda-kudaan komidi putar.
Asha kembali membuka mata dengan enggan. Kepalanya makin berdenyut nyeri tatkala mengantuk dan ingin tidur tapi masih diganggu si kecil.
"Sama Daddy saja ya, Sayang," bujuk Asha lembut dan halus.
Nayra menggeleng.
Asha menghela napas panjang. Ia hanya ingin tidur. Tenaganya menguap entah ke mana.
"Mommy..." panggil Nayra lagi.
"Nanti sore saja ya, Sayang. Ayo sini Nayra tidur sama Mommy." Asha meraih Nayra dan mengajaknya berbaring. Sekilas, ia melihat Dave mengerut kening. Mungkin heran melihatnya yang terlihat sudah sangat mengantuk dengan wajah mengernyit padahal hari masih pagi. Asha sedang menahan sakit kepala, dan Dave tidak perlu tahu.
Nayra turut berbaring di sisinya tapi tidak untuk tidur. Memang tidak mungkin untuknya tidur pada pukul sepuluh pagi seperti ini. Asha memejamkan mata dan membiarkan Nayra berceloteh sendiri. Sesekali terdengar Nayra mengajak Dave berbicara karena omongannya tidak direspons oleh Asha.
Asha tersenyum samar. Sebenarnya Nayra sangat lucu dan menggemaskan.
***
Bersambung...
Evathink
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant in Love
RomanceKarena perbuatan kakaknya menggelapkan uang perusahaan, Asha terpaksa mengorbankan diri menjadi teman tidur Dave, atasan kakaknya yang sangat tampan tapi arogan. Demi melindungi kakaknya dari ancaman masuk penjara, Asha merelakan kegadisan dan harga...