***
Masih di malam yang sama dengan waktunya Damar bekerja, Andini Putri justru tengah sibuk memainkan ponselnya sembari duduk anggun menunggu kehadiran seseorang. Saat ini dia sedang berada di sebuah restoran International yang cukup terkenal, karena selain harga makanannya yang cukup fantastis, tempat tersebut juga memiliki club malam yang sangat executive dan bertaraf International.
Dini mengenakan gaun terusan berwarna hitam dan kalung berlian yang melingkar cantik di lehernya. Dirinya tentu saja menjadi pusat perhatian untuk beberapa pengunjung pria yang ada di restoran tersebut. Rambut panjang yang dia ikat cepol memperlihatkan dengan jelas bentuk lehernya yang jenjang dan putih bersih. Siapa pun yang melihat penampilan Dini, pasti akan tergoda. Mata bulat besar serta poni yang menutupi keningnya, sosok perempuan cantik nan sempurna.
"Selamat malam, Anda dengan Nona Andini?"
Seorang pria bertubuh ramping dengan postur tidak terlalu tinggi, datang menghampiri Dini. Pria itu mengenakan tuxedo hitam serta rambut yang dia tata rapih ke belakang menggunakan pomade. Penampilannya masih terlihat enak untuk dipandang meskipun usianya bisa dibilang sudah tidak lagi muda.
Pria berjanggut tipis itu tersenyum ramah membalas uluran tangan Dini yang mengajaknya bersalaman.
"Anda benar, Tuan Jonathan Fredico," balas Dini dengan suara lembut dan merayu.
"Silahkan duduk, Tuan," lanjut Dini mempersilahkan pria yang merupakan pemilik kedua dari Club Night Crown itu untuk duduk di depannya.
"Anda mau memesan makan dulu, Tuan? Kebetulan saya sudah memesan terlebih dulu tadi. Saya tidak tahu kesukaan Anda, jadi saya tidak memesankannya. Mohon maafkan saya, Tuan." Dini menundukkan kepalanya dengan sangat gemulai.
Malam ini Dini bak menjelma seperti bangsawan yang tengah merayu sang Raja.
Jonathan membalas permohonan maaf Dini dengan tawa sumringah.
"Anda tidak perlu sungkan begitu, Nona Andini. Melihat wajah cantik Anda saja sudah membuat perut saya seketika menjadi hilang lapar," rayu Jonathan layaknya seorang Don Juan.
"Ah, ya, apa tujuan Nona Cantik Andini mengundang pria buruk rupa seperti saya untuk bertemu di sini?" Jonathan melanjutkan pertanyaannya.
"Kata siapa Anda buruk rupa, Tuan?" Dini mencondongkan tubuhnya lalu meletakkan kedua tangan dan menyilangkan kelima jari tangannya di atas meja.
Perona bibir merah yang dia kenakan seolah sedang menantang hasrat pria dewasa di hadapannya itu. Sang Arjuna pun seperti menangkap pesan yang dikirimkan melalui sinyal mata bulat dari Sang Sembadra.
"Apa tujuan Anda sebenarnya, Nona Manis?" Jonathan mencolek lembut pipi Dini.
Lalu, Dini mengeluarkan ponsel dan memperlihatkan sebuah foto pria kepada Jonathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)
RomanceWARNING ONLY 21+ 🔞🚫 DI BAWAH 21 TOLONG DI SKIP Bukan tanpa alasan dia menjatuhkan dirinya ke dalam rengkuhan para mawar-mawar berduri itu. Mawar-mawar gila yang senang mendengar erangan kesakitan dari dirinya. Hidupnya sudah terlalu jatuh dan hin...