***
Dini tak henti-henti terus menyunggingkan senyum cantiknya kala mengingat pernyataan Damar dan dirinya tadi. Mereka berdua kini ibarat dua pasangan yang baru memulai hubungan pacaran setelah si laki-laki mengungkapkan perasaannya dan segera diterima oleh si perempuan.
Pagi ini merupakan pagi terindah sepanjang 22 tahun Dini menjalani hidup sebagai Tuan Putri Kaya Raya.
Begitu pun dengan Damar, dicintai oleh Tuan Putri seperti Dini ibarat dia tengah menggali sebuah tanah untuk mencari ubi, tapi justru dia mendapatkan tumpukan emas yang terkubur dalam.
Bolehkah sementara waktu ini dirinya bersama Dini menikmati masa-masa bahagia mereka sejenak?
***
Hingga jarum jam menunjuk di angka 9, baik Damar atau pun Dini, tidak ada satu pun yang berinisiatif untuk melepaskan pelukan mereka.
Sepertinya mereka lupa kalau pagi ini masih harus berangkat ke kampus.
"Kamu ngga berangkat kuliah?" tanya Dini menempelkan dagunya pada dada Damar.
Damar menggeleng.
"Mau seperti ini dulu, boleh, kan?"
"Boleh banget, suami aku," balas Dini semakin mengeratkan pelukannya.
"Hmm ... Din, sebenarnya kedekatan kamu dengan Sandy itu seperti apa?"
"Dia sepupu aku satu-satunya. Jarak umur kami hanya selisih satu tahun, dia di atasku. Kami sudah sangat dekat sejak kecil. Dia selalu ada untuk menjaga dan membela aku kalau aku sedang dimarahi Papa.
"Walaupun kita sepupu tiri tanpa ikatan darah, tapi dulu dia selalu bersikap selayaknya kakak melindungi adiknya. Hingga beberapa tahun ke belakang, dia baru menyatakan perasaannya kalau dia mencintaiku.
"Meskipun sudah berkali-kali aku tolak dan aku abaikan, Sandy ngga pernah sekali pun marah atau membenciku. Dia tetap menjadi kakak yang membela adiknya saat aku berdebat dengan papa. Aku juga ngga pernah benar-benar membenci dia. Bagaimanapun juga kami sudah dekat sejak kecil."
Damar menatap mata Dini selama istrinya itu bicara. Ternyata benar apa yang sudah dia duga, hubungan antara Dini dengan Sandy memang memiliki satu keterikatan dan keterkaitan yang tidak bisa ditembus oleh pihak lain. Mereka dekat dengan caranya sendiri dan mereka saling membutuhkan dengan cara mereka sendiri.
"Mar, boleh aku tanya penyebab kamu bisa menjadi seperti ini?" Suara Dini terdengar ragu-ragu saat mengatakannya.
Namun, reaksi senyum yang Damar tunjukkan seperti meruntuhkan praduga Dini kalau Damar akan marah seperti dulu.
Damar menarik panjang nafasnya terlebih dulu, kemudian dia mengeratkan pelukannya kepada Dini. Seolah dia sedang menjadikan tubuh Dini sebagai kekuatannya untuk mulai bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)
RomanceWARNING ONLY 21+ 🔞🚫 DI BAWAH 21 TOLONG DI SKIP Bukan tanpa alasan dia menjatuhkan dirinya ke dalam rengkuhan para mawar-mawar berduri itu. Mawar-mawar gila yang senang mendengar erangan kesakitan dari dirinya. Hidupnya sudah terlalu jatuh dan hin...