CH. 23 AWAL DARI AKHIR (Re-Pub)

510 28 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tangis Dini tidak kunjung reda hingga dia dan Geolard tiba di rumah. Di sana sudah menunggu Andara Putra, Ayah Dini. Heri Barata, Om Dini sekaligus Ayah dari Sandy, Claudia, Mama tiri sekaligus Adik dari Almarhumah mamanya. Serta Sandy.

"Dini, ke sini, Nak," panggil Andara dengan lembut.

Claudia, wanita yang dibenci Dini karena dipikir sudah merebut posisi mamanya di hati papanya, datang menghampiri keponakan sekaligus anak tirinya itu.

Claudia merangkul Dini dan menuntunnya untuk duduk.

"Papa sudah mendengar semuanya dari Kakek. Papa masih tidak habis pikir dengan jalan pikiran kamu, Dini. Kenapa bisa-bisanya kamu mengambil keputusan gila seperti itu."

Dini melemparkan pandangan mematikan kepada Andara. Dia tidak suka mendengar perkataan papanya itu.

"Apa urusan Papa? Ini hidup Dini. Dini sudah dewasa. Apa pun keputusan yang Dini ambil, Dini akan mempertanggung jawabkan nya," tegas Dini seolah membungkam semua mulut keluarganya.

"Tapi dia gigolo, Din. Kamu sampai mengorbankan diri kamu hanya untuk seorang gigolo," celetuk Heri semakin menyulut kemarahan Dini.

"Memang kenapa kalau Damar seorang gigolo? Dia seperti itu juga karena untuk mengobati ibunya yang koma. Dia menjadi gigolo juga di tempat bisnis kalian. Kalian gila semua membuat bisnis yang isinya orang gila.

"Harusnya kalian bertanggung jawab atas semua yang terjadi sama Damar," teriak Dini lantang.

"Andini!" sentak Andara yang langsung dihalau oleh Claudia.

"Mas, jangan kasar-kasar sama Andini," tahan Claudia.

"Kamu diam, Clau. Dia anak aku!" sentak Andara kelewat emosi.

"Andini juga anak aku, Mas. Dia keponakan aku. Dia anak dari kakaku," balas Claudia tidak kalah nyalang.

Sandy segera bangkit dari duduknya lalu merangkul pundak Dini.

"Paman sabar dulu. Dini butuh waktu untuk tenang," tahan Sandy mencoba menjadi penengah.

Semua yang ada di ruangan itu mengangguk setuju dengan ucapan Sandy. Namun, tidak untuk Dini. Emosinya masih meluap-luap.

"Dini ngga butuh tenang. Dini hanya butuh kalian membebaskan Damar dari penjara."

Sony menggeleng lesu.

"Ngga bisa Dini. Laki-laki itu tetap harus menanggung kesalahannya karena hampir membunuh seseorang," kilah Sony.

"Laki-laki yang dipanggil Kakek itu adalah suami Dini. Menantu di rumah ini dan Ayah dari anak yang Dini kandung sekarang."

Semua orang terperanjat dan terdiam mendengar perkataan terakhir yang Dini ucapkan.

"Din, lo hamil anak Damar?" tanya Sandy dengan mata terbelalak.

PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang