***
Damar meninggalkan Dini yang masih duduk di kursi taman. Damar tidak mengacuhkan panggilan Dini untuk menyuruhnya menunggu. Siang ini Damar hanya ingin merebahkan tubuhnya sesaat sebelum dia bekerja nanti malam.
Dini melihat Damar tidak memperdulikan teriakannya, hanya bisa mengentakkan kakinya kesal.
Dini mengambil ponsel ke dalam tas lalu mendial nomor seseorang. Cukup tiga kali nada panggilan dan orang di seberang sana sudah mengangkat telepon darinya.
"Om, kirimin alamat rumah Damar mahasiswa Maharaja sekarang!"
"Dini, Damar siapa? Mahasiswa di sini ada ratusan."
Dini menepuk kening merutuki kebodohannya.
"Damar Ilham, satu jurusan sama Sandy. Kalau tidak salah dia semester 5."
"Oke. Nanti Om kirim alamatnya."
Dini tersenyum puas setelah mendapat jawaban dari Pimpinan rektor Universitas Maharaja yang tidak lain adalah adik dari ayahnya.
***
Damar keluar dari kontrakannya tepat jam 8 malam. Dia segera menaiki motor sport dan menancapkan gas secepat mungkin menuju tempatnya bekerja.
Setibanya Damar di club malam, dia kembali membaca pesan singkat yang di kirim oleh "Bos" nya.
"Malam ini tamu kamu ingin bermain seks badan, gunakan kondom"
Damar mendesah pelan, meskipun dia jarang melakukan seks badan tapi bukan berarti dia tidak pernah melakukan itu.
Damar kembali harus menyiapkan kondom dan obat perangsang untuk dirinya sendiri. Jujur, jika tidak dibantu dengan obat itu, akan sulit bagi Damar untuk membuat penisnya berdiri tegang.
Bukan karena Damar memiliki kelainan seperti impoten, tapi membayangkan berhubungan seks dengan wanita yang usianya lebih pantas menjadi ibunya itu tidak akan membuat Damar terangsang birahinya.
Itulah sebabnya, Damar lebih banyak melayani fantasi liar dan pemuas nafsu hasrat liar mereka. Biarkan mereka yang puas, Damar yang lemas.
***
Setelah menyiapkan amunisi untuknya malam ini, Damar segera memasuki kamar jahanamnya. Kamar yang sering disebut dengan istilah Red Room karena warna merah yang mendominasi seluruh interior.
Di sana sudah duduk cantik seorang wanita yang sudah menunggu kedatangan Damar.
Ah ... rupanya bukan wanita tua, batin Damar ketika melihat ternyata kliennya kali ini bisa di bilang lebih muda dari klien Damar yang lain.
"Damon," panggil wanita berusia sekitar 35 tahun itu dengan nada mendesah.
Dia mendekati Damar dengan melekuk-lekukkan tubuh sintalnya yang terbalut tangtop merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)
RomanceWARNING ONLY 21+ 🔞🚫 DI BAWAH 21 TOLONG DI SKIP Bukan tanpa alasan dia menjatuhkan dirinya ke dalam rengkuhan para mawar-mawar berduri itu. Mawar-mawar gila yang senang mendengar erangan kesakitan dari dirinya. Hidupnya sudah terlalu jatuh dan hin...