CH. 21 RENCANA GEOLARD (Re-Pub)

352 23 0
                                    

Waktu terus bergulir dengan cepat dan tanpa terasa pernikahan Damar dan Dini sudah berjalan dua bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus bergulir dengan cepat dan tanpa terasa pernikahan Damar dan Dini sudah berjalan dua bulan. Damar dan Dini melewati masa itu dengan perasaan bermacam-macam. Ada kalanya mereka tertawa dan tidak jarang mereka pun melewatinya dengan tangisan saat Damar harus bekerja dan pulang dalam keadaan berantakan.

Selama dua bulan itu, Dini kerap membantu Damar mengobati luka-lukanya dan terus menangis dalam diam. Dini sudah sering mendesak Geolard untuk cepat mencari jalan keluar tapi jawabannya  selalu membuat Dini muak. Sebentar ... sebentar ... dan sebentar.

Hanya satu kata itu saja yang selalu Georald ucapkan.

Kehidupan mereka di kampus pun masih tetap menjadi rahasia. Pernah satu hari, ada seorang mahasiswa yang menyatakan cintanya pada Dini di depan Damar. Sontak saja membuat Damar meradang. Bisa-bisanya dia melihat secara langsung pernyataan cinta pria lain kepada istrinya.

Untung saja saat itu Sandy datang dan menarik tangan Dini. Entahlah apakah Damar harus berterima kasih atau semakin cemburu kepada Sandy karena saat itu dia justru dengan lantang mengatakan kalau antara dirinya dengan Dini sudah bertunangan.

***

Pagi ini, Dini mencoba membuatkan sarapan untuk Damar. Dini berusaha belajar masak agar tidak terus menerus Damar yang memasakkan untuknya dan sekarang Dini tengah memasak nasi goreng.

Senyum bahagia terukir di wajah Dini ketika dia mencicipi rasa nasi gorengnya kali ini tidak lagi keasinan seperti sebelumnya. Terkadang Dini heran dengan Damar, terbuat dari apa lidahnya itu. Hanya untuk menghormati dan menghargai masakan Dini, Damar tetap menghabiskannya walaupun setelah itu Dini tahu, Damar mengalami masalah pencernaan.

"Pagi istriku." Damar merengkuh pinggang Dini dari belakang.

"Hei, sebentar. Nasi gorengnya aku taruh di piring dulu," ujar Dini.

Mereka pun menikmati sarapan pagi dengan perasaan bahagia.

"Kamu kapan selesai berpura-pura jadi mahasiswi di sana?" tanya Damar setelah menghabiskan nasi di atas piringnya.

"Satu bulan lagi. Setelah itu baru aku menyelesaikan skripsiku," jelas Dini membuat Damar tersenyum lega.

Dini menyipitkan matanya. Dia menatap curiga Damar.

"Kenapa? Biar kamu bisa puas berduaan sama si Astri?" ketus Dini mengundang tawa kecil Damar.

"Justru aku udah ngga tahan melihat kamu terus menerus dekat dengan Sandy dan mahasiswa lain. Bagaimana juga aku ini suami kamu, Din. Aku punya rasa cemburu. Biar pun kita sudah sepakat untuk merahasiakan pernikahan kita, tapi tetap aja melihat kamu dengan pria lain, aku ngga bisa untuk berpura-pura ngga cemburu." Pandangan Damar merunduk dan lesu.

"Iya, iya, Sayang. Aku tinggal satu bulan lagi, kok."

"Jadi, kamu masuk ke sana karena dibantu Pak Heri Barata?" Damar teringat sesuatu kalau Heri Barata merupakan Rektor di Universitasnya berkuliah.

PRIA BUNGA RAYA (END) (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang